no happy mothers day

429 10 0
                                    

kini, ragan telah tertidur pulas disamping ella yang sedang mengelus surai ragan perlahan, entah mengapa hatinya menghangat jika seorang anak kecil merasa nyaman dengan nya, ragan bocah sekecil ini sudah harus menerima takdir sebesar ini yang mungkin jika anak lain diusia nya yang tidak sanggup menjalani kehidupannya tetapi, ragan terus tersenyum bahkan selalu berusaha membuat ayahnya tersenyum kembali yang bahkan seharusnya seorang ayahlah yang menyemangati sang anak,namun ini malah sebaliknya.
ella tersenyum dan mengecup dahi ragan yang tertidur pulas setelah seharian ini ia puas bermain dengan ella, ciuman itu diumpamakan sebagai tanda pamit, hari sudah mulai menjelang malam tentu ia belum bisa yakin bahwa ia akan bisa menemani ragan lagi ketika bermain, padahal bocah ini harus memiliki masa-masa yang bahagia untuk proses nya tumbuh dan berkembang, ragan adalah anak yang kuat.

ella perlahan berjalan menuju pintu dan menutupnya pelan, lalu berjalan untuk menemui shella yang sudah menunggu diruang tamu, namun saat melewati beberapa langkah ella melihat banyak sekali terpampang foto arana didalam suatu ruangan yang pintu nya terbuka. rasa penasaran pun tumbuh dalam diri ella,gadis itu pun membelokkan langkah nya dan masuk kedalam ruangan yang menurutnya menarik.
disekeliling ruangan itu banyak sekali terdapat foto dan lukisan seorang arana mahesa, wanita itu sangat manis bahkan ketika kematian nya saja banyak publik dan orang diluar sana yang masih mengenang wanita baik itu.
"pak galen pasti mencintai kak arana sampai sebegitunya,kak arana seharusnya merasa senang karena ia dirayakan oleh pak galen bahkan disaat ia tiada" gumam ella seraya melihat foto-foto serta lukisan yang terpampang disana menghiasi sekeliling ruangan ini.

"apa yang sedang kau lakukan disini?"
sontak pertanyaan itu membuat ella membalikkan badannya melihat pelaku yang mengajaknya berbicara.
"o-oh pak, tidak ada saya hanya melihat lukisan dan foto-foto ini, beliau sangat indah sekali" sahut ella seraya tersenyum melihat foto arana yang sedang tersenyum seakan mereka berdua bertemu dan tersenyum bersama
"dia itu istri ku, tidak ada yang lebih indah melebihi dia dan sampai kapanpun tidak ada yang bisa membuatku melupakan dia" ucap galen seraya menatap foto arana dengan mata yang berbinar-binar.
"bapak harus ikhlas, karena tuhan lebih menyayangi dirinya"
"jika tuhan menyayangi nya, tetapi mengapa harus tragedi yang mengerikan itu? mengapa harus jasad arana tidak ditemukan? apa itu yang disebut tuhan lebih menyayangi nya?" tanya galen dengan tatapan yang putus asa
"pak, terkadang tuhan itu memiliki takdirnya sendiri tuhan telah menyusun kapan kita akan bahagia dan kapan kita akan bersedih, kapan kita akan kehilangan atau bahkan kapan kita akan mendatangkan seseorang baru didalam kehidupan kita, kehilangan dan kedatangan adalah proses yang tidak akan pernah hilang dalam hidup pak" ucap ella memberikan galen semangat "tadi saya bercerita banyak dengan ragan"
sambungan dari ucapan ella membuat galen menatapnya sejenak mendengar kelanjutan dari ucapannya.
"ragan,, adalah anak yang sangat tampan, sangat baik dan perhatian tentunya dan seseorang anak yang berusia 4 tahun namun memiliki kekuatan untuk bersabar untuk tabah melebihi orang-orang yang diatas usia nya" sambung ella menatap langit- langit lalu menatap galen "putramu selalu berusaha agar kau tak bersedih lagi dan sudah bisa menerima keadaan, tetapi apa kau pernah sekuat ragan? seharusnya anda belajar banyak dari anak sekuat ragan pak"

"tau apa kau tentang aku dan keluarga ku? kita hanya sebatas rekan kerja dan k-
"kita, tetapi tidak dengan aku dan ragan." potong ella cepat
"cih kau baru mengenalnya jadi tidak perlu seperti sok mengenal dia dengan dekat nona" sahut galen sinis
"saya memang orang baru dan saya tau itu, tetapi saya hanya memberitahukan anda bahwa anda tidak perlu untuk menangisi hal yang sudah terlewati cukup mengenangnya saja dan menjadikan ia bintang dihati tetapi tidak untuk mengeluarkan air mata berkali-kali" ucap ella dan gadis itu segera pergi meninggalkan galen diruangan penuh memori sang istri. galen terdiam dan mencerna beberapa kata yang diucapkan oleh ella,apakah gadis itu benar? oh tidak ia hanya keliru, ia hanya orang baru yang tidak mengerti bagaimana keluarga galen dan perasaan nya yang amat besar untuk sang istri yang sudah lama tiada.
"sayang, bolehkah aku kembali merindukanmu?"





------------------ the side -------------------

shella menatap ella yang berjalan kearah nya "ayo ragan sudah tidur ayo kita pulang" ajak ella
"loh sudah pamit sama pak galen?"
ella mengangguk "sudah tadi aku bertemu dengannya dan pamit pulang,jadi mari kita pulang"
"baik,pak leon saya pamit undur diri"
"baik hati-hati dijalan kalian" sahut leon tersenyum
"tentu" sahut ella singkat dan mereka pun segera pamit dan pulang dari kediaman besar galen yang bak istana.

"tadi kalian bermain apa saja dengan ragan apakah menyenangkan?"
ella mengangguk mendengar pertanyaan dari shella "tentu saja menyenangkan kita bermain banyak hal dan bercerita ringan juga anak itu sangat pintar kurasa IQ nya lebih tinggi dari anak seusianya" jelas ella mengingat interaksi ragan yang sangat nyaman bahkan tidak rewel yang terkadang banyak membuat orang lain kesal
"aku juga ingin bercerita sesuatu denganmu" ucap shella dengan nada serius
"ada apa itu? mari ceritakan"
"leon cerita padaku bahwa pak galen bermimpi"
"dia bermimpi apa?"
"dia bertemu arana mantan istri nya dan istri nya mengatakan bahwa ia harua setuju dengam model yang akan ditentukan oleh leon" sahut shella "menurutku itu hal yang wajar namun mengapa ya leon mengatakan bahwa arana memberitahukan sebuah takdir yang telah tersusun?" sambung nya merasa bingung sendiri
ella terkekeh mendengar nya "ayolah ini hanya sebuah keberuntungan semata tidak ada takdir atau sihir lainnya" ucap ella santai "lagipula aku hanya menamani ragan bermain tidak ada niatan ku yang lainnya hanya itu"
shella mengangguk mendengar penjelasan dari ella, memang sejak awal ella dan galen hanyalah seorang bos dan model hanya sebatas hubungan kontrak kerja tak lebih dan tak kurang.
"aku lelah sekali, begitu sampai ka,  aku akan langsung beristirahat dan bersiap untuk besok dan jangan lupa kau juga ya" ucap ella seraya merenggangkan otot tubuhnya
"kau beristirahatlah pasti kau sangat puas karena telah bisa meluangkan waktumu untuk bermain dengan ragan" sahut shella tersenyum
drt...... drt.... drt....

"ella?  heandphone mu berbunyi siapa yang menelpon?" tanya shella penasaran karena ella hanya menatap heandphone nya yang bergetar tanpa ada niat untuk menjawab telpon itu
"itu...ibu" ucap ella menatap ponsel nya dengan tatapan kosong.
sontak shella terkejut, setelah 2 tahun mengapa ibu ella kembali menelpon? apakah uang 2 miliyar yang di transfer ella tidak lah memberikan kepuasan bagi ibunya sehingga wanita paruh baya itu kembali menelpon nya
"mau kau angkat atau aku?" tanya shella menatap ella bingung
"aku saja kak,stay calm okey" ucap ella tersenyum, perlahan gadis ini meraih ponsel nya dan mendorong icon hijau perlahan untuk menerima panggilan "halo ibu?" ucap ella perlahan saat panggilan sudah terhubung
"halo anakku yang kaya raya, aku tidak peduli dengan kabarmu ataupu yang lain aku hanya ingin menagih semua uang yang aku keluarkan untuk melahirkanmu dan membiayai kebutuhan mu, aku mau semuanya lunas selunas-lunas nya ya" ucap wanita paruh bayah di seberang sana, sontak air mata ella langsung terjatuh,

ibu mana yang mengungkit biaya pengorbanannya kepada sang anak?
jika ada, maka pantaskah ia disebut seorang ibu?

needed man's and little sweet princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang