CHAPTER 6: HUKUMAN JAKE

2.8K 92 5
                                    

YOU POV

"Aku baru saja pindah dari Amerika Serikat, ikut ayah kandungku yang menikah dengan ibu tiri dari Korea, ibu tiriku sangat tak menyukai kehadiranku sehingga ia selalu mencari kesalahanku untuk membuat ayahku kesal. Aku diusir karena meminta biaya les private yang harus dilakukan secara daring, nuna." Anton mengucapkan itu dengan terbata-bata karena masih belum begitu fasih berbahasa korea.

Aku sampai tak bisa berkata-kata, hanya karena permasalahan sepele yang seharusnya menjadi kewajiban orang tuanya, Anton sampai diusir dari rumah? Sungguh betapa tak tahu dirinya bapaknya tersebut. Aku tahu sekali, biaya pendidikan di Korea memang tak murah, itulah sebabnya banyak pasangan yang menunda pernikahan, serta menunda kehamilan untuk pasangan yang sudah menikah sampai tercapainya keadaan ekonomi yang stabil dan tercukupi.

"Itu seharusnya menjadi kewajiban orang tuamu, tak perlu sampai harus mengusirmu dari rumah seperti ini." ucapku yang langsung di jawab Jake dengan anggukan kepala, namun tidak dengan Anton yang hanya diam seolah masih bingung dengan apa yang aku ucapkan,

"Ne, aku tak tahu harus tinggal dimana nuna. Bolehkah aku menginap disini untuk beberapa saat?" tanya lelaki itu sukses menempatkan aku pada rasa bingung yang teramat sangat.

Aku menghembuskan napasku kasar, merasa bingung namun rasa iba juga sangat mendominasi diriku. Aku tahu, kehadirannya pasti belum tentu akan diterima semua sugar baby-ku, apalagi mereka memutuskan untuk menghabiskan malam ini dengan menginap di apartemenku. Aku melirik ke arah Jake yang masih tertunduk,

"Baiklah, tapi di apartemen nuna ini memiliki aturan. Salah satunya adalah harus menjaga kebersihan dan ketertiban. Kamu harus mengakrabkan diri dengan mereka semua dan berbagi barang maupun makanan bersama. Kamu boleh tinggal di apartemen nuna sampai hubungan dengan orang tuamu membaik." ucapku yang langsung memancing senyuman bahagia terukir di wajah Jake. Mata mereka berkaca-kaca, menatapku penuh rasa terima kasih atas keputusan tersebut.

"Terima kasih nuna~" Anton mengucapkan itu dengan senyuman manis di wajahnya. Aku mengangguk pelan dan ikut tersenyum membalasnya.

"Sekolahmu daring kan? apa kamu membawa perlengkapan daring untuk sekolah seperti laptop atau handphone?" tanyaku lagi pada Anton.

"Aku hanya membawa handphone nuna." ujar Anton menunjukkan handphone android miliknya yang terlihat seperti handphone lama.

"Apa itu bisa dipakai zoom?" tanyaku. Anton pun mengangguk lalu menunjukan aplikasi itu padaku. Jake hanya memperhatikan kami berdua dalam diam.

"Yasudah, kamu bisa menggunakan fasilitas di rumah ini tapi dengan hati-hati ya." ucapku .Anton terlihat semakin senang dengan berbagai kemudahan yang ia dapatkan. Lelaki itu bahkan masih mengenakan baju sekolahnya padahal hari ini adalah hari sabtu.

"Aku semalam tidur di sauna dan bertemu Jake hyung di supermarket. Aku bercerita padanya tentang apa yang aku alami dan Jake hyung mengajakku kesini, terima kasih banyak nuna." ujarnya. Anton juga bertrima kasih pada Jake yang mempertemukan kami.

"Yasudah, kamu mandi lalu makan. Baju gantinya pinjem punya Jake saja, tak apa kan Jake?" tanyaku kepada Jake.

"Ne, bajuku di lemari bagian kanan paling atas ya." ia memberitahu tempat bajunya.

"Sekalian kenalan sama yang lain, kalau ada sesuatu yang dibutuhkan bilang aja ya." ucapku Anton pun bangkit dari duduknya dan ingin meninggalkan balkon diikuti Jake, namun sebelum Jake keluar, aku tahan lelaki itu dengan memanggil namanya, "Jake!".

Jake pun mengurungkan niatnya untuk beranjak dari balkon tersebut dan mendudukan diri di sebelahku. Aku suruh dia tarik kursi tersebut untuk lebih dekat denganku, lalu setelah pintu tertutup aku menatap lelaki itu dingin.

"Nuna tak suka, kamu membawa temanmu sembarangan ke apartemen ini, sayang." ucapku yang membuat Jake menundukkan kepalanya penuh rasa bersalah. Seperti seekor puppy yang ketakutan, lelaki menggemaskan itu hanya diam sambil memainkan tanganya di atas pangkuannya.

"Maafkan aku nuna, aku merasa kasihan padanya." jelas Jake.

"Nuna mengerti, tapi setidaknya kamu harus melihat keadaan dulu. Di apartemen ini kan sedang ramai-ramainya. Tidak ada tempat tidur untuknya. Nuna harus memikirkan cara agar kalian merasa nyaman di apartemen nuna." aku menjelaskan semua yang aku rasakan padanya. Jake pun mengangguk pelan, padahal dia adalah sugar baby pertamaku, harapannya ia sangat mengerti tentang keadaanku bukan malah seperti ini.

"Mafkan aku nuna." ia meminta maaf terus menerus yang membuatku semakin tak tega dengannya, aku angkat wajah Jake agar tatapan kami bertemu. Matanya berkaca-kaca dan kesedihan tergambar jelas di wajahnya. Aku tersenyum tipis padanya,

"Hukum aku nuna." pinta Jake yang tak kusangka akan keluar dari bibir tebalnya. Aku pun menampilkan ekspresi bingung untuk meminta penjelasan lebih. Tidak, aku tidak tega memberikan hukuman untuknya, aku tidak akan menghukum sugar baby-ku, aku hanya merasa sedikit kecewa dengan Jake sekarang dan aku harap ia tahu letak kesalahannya.

"Tidak sayang-"

"Fuck me!" pintanya dengan sangat. Refleks dahiku mengkerut setelah mendengar pintanya itu. Aku pikir, ia akan meminta hukuman dalam bentuk lain seperti pemotongan jatah uang misalnya, tapi ternyata..

"I want you to punish me, nuna." Napasku tercekat saat Jake bangkit dari duduknya dan mendekat kearahku sambil mengatakan itu padaku. Sisi menggemaskan darinya perlahan tergantikan dengan sisi yang akan selalu muncul saat Jake butuhkan. Tunggu, kenapa malah aku yang seperti akan dihukum?

"Tidak bisa sekarang, sayang." ucapku menahan Jake saat ingin mencium bibirku. Aku hanya takut ada yang memergoki kami walaupun kamarku masih dalam keadaan tertutup. Semua bujangku berada di ruang tengah depan televisi.

Aku menoleh ke belakang, melihat situasi namun Jake malah memintaku untuk bangkit dari dudukku, lalu ia singkirkan sebuah kursi yang berada di belakangku. Ia himpit tubuhku ke belakang pada tembok ruangan.

Kami saling menatap saat hembusan angin menerpa tubuh kami berdua.

"Sebagai bentuk permintaan maafku, aku ingin nuna, bolehkah?" tanya Jake yang membuat jantungku berdegup sangat kencang. Inilah sebabnya aku begitu menyukai

TBC

SUGAR BABIES (ENHYPEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang