YOU POV
"Jadi, kekasihmu yang mana di antara tujuh orang itu?" sungguh menempatkan ku dalam posisi sulit karena aku yakin Axel menyadari ada hubungan spesial di balik kata teman yang aku ucapkan untuk memperkenalkan mereka.
"Kamu sudah di beritahu ibumu tentang perjodohan kita?" tanya lelaki itu lagi saat aku tak bisa menjawab pertanyaannya barusan. Aku telan ludahku dengan susah lalu teringat ucapan ibuku beberapa hari yang lalu setelah mengetahui aku ingin pulang ke Nashville setelah sekian lama.
Aku hembuskan napas kasar lalu memberanikan diri menatap Axel yang duduk tepat di sebelah ku.Apakah liburan ini akan menjadi momen terakhir yang aku habiskan bersama semua sugar baby-ku?
"Iya, aku sudah diberitahu." jawabku, berusaha terlihat santai di depan Axel. Namun, lelaki itu sangat mengenalku, sehingga aku tak bisa menutupi ekspresi tak nyamanku saat ia membahas tentang perjodohan itu. Padahal, aku sudah berusaha melupakan kenyataan tersebut dan menikmati waktuku bersama semua sugar baby-ku.
"Kenapa? Kamu sepertinya ingin mengucapkan sesuatu?" tanya Axel, berusaha mengorek lebih dalam mengenai perasaanku. Jantungku berdegup sangat kencang, pertanda aku gugup dengan situasi ini.
Axel raih tanganku yang berada di atas pahaku dengan lembut, "Kita tunangan dulu saja, jika kamu belum siap menikah dalam waktu dekat." bukan, bukan aku tak menyukai Axel. Dia tampan, berbakat, cerdas dalam berbagai hal, anak tunggal kaya raya dan keluarga kami sudah sangat dekat, hal-hal bagus itulah yang membebaniku selain ke tujuh sugar baby-ku. Aku merasa jauh dari kata sempurna untuk melengkapi Axel.
"Kamu setuju dengan perjodohan itu, Axel?" tanyaku balik. Axel pun tertawa pelan lalu menjawab, "Tentu saja, kita sepertinya sudah ditakdirkan bersama." ujarnya semakin menempatkanku dalam posisi sulit.
Hingga tiba-tiba, pintu kamarku terbuka dan menampilkan Jake sedang membawa boneka kesayangannya dengan mengenakan pijama di tubuhnya. Dia terlihat sangat terkejut saat Axel menggenggam kedua tanganku saat ini, "Ah! I'm sorry!" setelah mengatakan itu dengan ekspresi gugup, Jake tutup kembali pintu kamarku lalu pergi meninggalkanku berdua lagi bersama Axel.
"Dia pacarmu?" tanya Axel terus tertawa untuk hal kecil yang terjadi di sekitar kami. Aku gigit bibir bawahku lalu menjawab, "Bisakah kita membicarakannya nanti? aku lelah sekali." akhirnya aku berani mengatakan itu padanya, sekaligus kabur dari situasi berat ini. Senyuman di wajah Axel pun perlahan memudar seiring perasaan tak enak yang memenuhi. Namun, kedua tangan Axel masih menggenggam tanganku sambil mengelusnya pelan.
"Yasudah, kamu istirahat aja, besok sore aku jemput untuk makan malam bersama di rumahku ya. Kamu maukan?" tanya Axel. Aku pun tersenyum manis padanya lalu menjawab, "Iya, kabarin aja ya". Axel pun bangkit untuk menepuk pucak kepalaku dengan pelan diakhiri elusan di rambutku yang terurai.
"Selamat beristirahat, good night~" aku pun ikut bangkit untuk mengantarkan Axel sampai ke pintu depan rumahku. Ada Jungwon dan Sunghoon yang sedang memperhatikan foto-foto masa kecilku di dinding menuju pintu depan rumahku.
Mereka begitu fokus sampai tak menyadari keberadaanku dan Axel yang melewati keduanya di belakang, "Aku pulang diluan guys!" sapa Axel sukses membuat keduanya terkejut. "Good bye, hyung!" jawab mereka dengan sedikit canggung.
Setelah Axel pergi, aku hampiri Sunghoon dan Jungwon yang masih memperhatikan foto-foto masa kecil bersama adikku. "Adik nuna cantik sekali." puji Jungwon sukses membuatku tertawa.
"Ini pasti nuna dan Axel hyung kan?" tanya Sunghoon menunjuk satu foto yang menampilkan kami sedang tidur di atas sofa dalam keadaan wajah yang tercoret-coret menggunakan krayon semasa kecil. "Iya," jawabku singkat dan berniat pergi meninggalkan keduanya untuk membersihkan diri.
"Dia sepertinya menyukai nuna." itu Sunghoon yang berbicara, seseorang yang biasanya paling berpikir positif di banding yang lain, mulai menaruh curiga padaku dan Axel.
Aku tak bisa menjawab atau menampik kecurigaannya tersebut sehingga aku hanya bisa tertawa paksa, "Nuna mandi dulu ya, istirahat sana! Besok pagi, nuna akan mengajak kalian jogging di pinggir danau!" setelah mengatakan itu, langsung aku masuki kamarku lalu mengunci pintunya dari dalam. Aku sandarkan tubuhku pada sisi pintu lalu memejamkan mata seraya hembusan napas lega aku keluarkan.
"""""""""""""""""""""""""
Keesokan harinya..
Niat awalku yang ingin mengajak semua sugar baby berolah raga di pinggiran danau pun pupus setelah aku lihat jam yang terpajang di kamarku. Sudah menunjukkan pukul 11 siang dan aku baru terbangun dari tidur panjangku.
Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, aku bangkit untuk mengambil handphone milikku di atas meja, membaca pesan yang paling pertama masuk di handphone milikku dari Axel yang mengucapkan selamat pagi padaku.
Tak hanya itu, dia juga mengirimkan banyak foto yang memperlihatkan persiapan makan malam yang akan dilaksanakan di rumahnya nanti sore, semakin membuatku gugup sekaligus merasa takut. Aku yakin, makan malam itu juga akan membahas tentang perjodohan kami.
Aku ketik balasan untuk pesan Axel, berusaha terlihat biasa saja walaupun aslinya aku begitu bingung dengan situasi ini. Aku sangat menyukai Jake, Heeseung, Sunghoon, Jay, Jungwon, Niki serta Sunoo, namun aku juga tidak bisa menolak perjodohan ini untuk mereka.
Biar bagaimana pun, sosok Axel memang sangat diidamkan semua orang tua untuk menjadi menantu mereka. Dia baik, lembut, perhatian, mau berkorban, serta gigih dan bertalenta, aku bahkan hanya mengingat hal-hal yang baik tentang Axel.
Aku letakkan kembali handphone milikku ke atas meja lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Cuaca disini sangatlah panas sehingga membuatku ingin membasuh diri menggunakan air dingin.
Setelah mandi, aku teringat dengan sugar baby-ku yang belum menyantap apapun sejak semalam, pasti mereka sangat kelaparan di luar sana. Baru aku ingin menaiki tangga menuju kamar mereka, sebuah panggilan mengejutkanku dari area luar rumahku, "Nunaaa~" itu Jake yang memanggilku dari kejauhan bersama yang lainnya di pinggir kolam renang.
Langsung aku hampiri mereka dengan handuk yang masih menangkup rambutku. Mereka sedang menikmati cuaca cerah ini dengan berenang di kolamku yang tak seberapa. Aku dudukkan diri di samping Heeseung dan Sunghoon yang sedang menikmati beer di tengah hari. "Baru bangun, nuna?" tanya Sunghoon sebagai sapaan.
Langsung aku ambil segelas air putih yang berada tak jauh dari kami untuk meminumnya. "Iya nih, semalam nuna lelah sekali." jawabku sembari melirik ke arah Heeseung yang terus memperhatikanku dalam diam. Tak lama, Jake datang menghampiri kami untuk memberikan satu botol air mineral untukku. "Makasih sayang" tentu aku terima pemberiannya itu dengan senang hati.
"Nanti sore kita mau kemana nuna?" tanya Sunghoon. Jake pun langsung berlari untuk masuk ke dalam kolam renang saat Sunoo terus memanggil namanya untuk bergabung. Ah, aku belum memberitahukan tentang rencanaku ini pada mereka. "Nuna mau makan malam bersama keluarga Axel, kalian nuna tinggal sebentar ya, tak papa kan?" tanyaku langsung mendapat reaksi kecewa dari Sunghoon dan Heeseung.
"Nanti, nuna pesankan makanan untuk kalian, jangan khawatir, okay?" aku berusaha menenangkan kedua orang itu, hingga Jay muncul dari belakang kami secara tiba-tiba, "Nunaaa, aku mau bicara sebentar, ayo!" lelaki itu menarik tanganku untuk mengikutinya berbicara di dalam rumahku agar tak didengar siapapun. Ia bawa aku bersembunyi di balik tembok ruangan agar tidak dilihat yang lain.
"Nuna, aku kan sebentar lagi ulang tahun. Bolehkan aku meminta kado yang spesial dari nuna?" tanya Jay begitu manja padaku, ia genggam tanganku yang sebelumnya dia tarik sambil menatapku memohon. Tawaku pun pecah, "Boleh dong, kamu mau apa?" tanyaku balik, Jay pun menarik tubuhku agar semakin mendekat padanya lalu berbisik,
"Habiskan waktu bersamaku selama 24 jam penuh, hanya kita berdua. Maukah nuna mengabulkan permintaanku itu?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BABIES (ENHYPEN)
Fanfiction[🔞] Punya tujuh sugar baby bernama Heeseung, Jay, Sunghoon, Jake, Jungwon, Sunoo, dan Niki? Bagaimana bisa?!