CHAPTER 13: PERPISAHAN

1K 68 1
                                    

YOU POV

Setelah kejadian itu, aku tak bisa tertidur hingga tanpa sadar membangunkan Niki dengan terus bergerak di atas kasurku guna menghilangkan setiap pikiran buruk yang mengganggu diriku. Aku takut kehilangan mereka semua, namun aku juga tak ingin menjadi penghalang untuk mereka di masa depan. Aku sudah berusaha menjadi sugar mommy yang baik, namun tetap saja hubungan ini merupakan hal yang menyimpang di masyarakat.

Aku bingung harus bersikap seperti apa saat menemukan seseorang seperti Anton. Dia bilang hanya ingin menjadi salah satu sugar baby-ku tapi aku yakin ada niat terselubung dari keinginannya itu. Aku harus bersikap waspada dengannya sambil terus mengorek informasi tentang lelaki manipulatif macam anak itu.

"Nuna, kenapa?" Niki mendekat ke arahku lalu membawa tubuhku berbaring menghadap dirinya. Seolah tahu aku sedang tidak baik-baik saja, Niki menangkup wajahku dengan mata yang masih tertutup sebelah karena mengantuk. Aku tanpa sadar menghembuskan napas kasar lalu menghambur ke dalam pelukan Niki begitu manja.

Entahlah, aku hanya ingin menikmati momen manis bersama semua sugar baby-ku sebelum terlambat. Aku sangat membutuhkan mereka untuk melalui hariku yang berat.

"Nuna membangunkanmu ya? Maaf." ucapku sambil terus memeluk tubuh telanjang Niki dengan erat. Lelaki itu pun menjawab, "Tak apa, ayo tidur lagi nuna." sambil menarik selimut agar menutupi badan kami hingga bagian leher lalu mengelus rambutku dengan lembut.

Niki berusaha menenangkan ku dengan terus mengelus belakang kepalaku dengan lembut, sebelum akhirnya kami dapat tertidur lagi dalam posisi berpelukan erat seperti ini. Aku rasa, aku mulai menyukai posisi tidur seperti ini, terasa lebih nyaman sekaligus membuatku merasa berharga.

""""""""""""""""""""

Hari yang paling tidak aku inginkan pun tiba, saat aku harus melepaskan satu sugar baby-ku yang banyak membantuku untuk pergi menggapai citanya. Heeseung, sugar baby yang paling tua di antara sugar baby-ku yang lain. Sesuai dengan umurnya, Heeseung juga merupakan sugar baby-ku yang paling dewasa dan berperan banyak menjaga kenyamanan yang lain di lingkungan ini.

Dia sangat friendly, baik hati, suka mengalah, bahkan sangat bersikap dewasa ketimbang aku yang notabene lebih tua beberapa tahjn dariqnya. Namun, semua sikap itu hanya terlihat dari Heeseung saat di luar, berbeda saat kami hanya berdua. Ia akan berubah menjadi sosok sugar baby yang selalu ingin dimanja, dia mudah ngambek untuk hal kecil namun itulah yang membuatnya terlihat sangat menggemaskan, Heeseung bahkan suka memberikan godaan manis untukku dan berakhir menjadi aku yang menggodanya balik.

Heeseung merupakan paket komplit yang aku dapatkan dari seorang sugar baby, itulah sebabnya aku sangat berat jika harus melepasnya pergi. Seperti saat ini, ketika Heeseung sedang berpamitan dengan yang lain, aku hanya berdiri paling belakang sambil berusaha menahan tangisku yang ingin pecah. Entahlah, aku merasa seperti salah satu kebahagiaanku terenggut saat ini juga.

"Nuna.." Heeseung memanggilku dengan mata yang berkaca-kaca setelah berpamitan dengan yang lain. Ia berjalan menghampiriku yang sedang menundukkan kepalaku, berusaha menutupi kesedihan yang aku rasakan juga.

Tanpa kata, lelaki itu bawa aku ke dalam pelukannya yang membuat tangisku seketika pecah. Aku remas jaket Heeseung pertanda aku tak ingin melepasnya pergi, namun aku tak boleh menahan lelak ini menggapai cita-citanya.

"Nuna, mungkin setelah ini aku bakal jarang bertemu dengan nuna lagi." gumam Heeseung dengan suara yang bergetar seperti menahan kesedihan juga. Aku mengangguk di dalam pelukannya, "Gapailah cita-citamu Heeseung, jika kamu butuh sesuatu datanglah ke nuna, sebisa mungkin nuna akan bantu." lirihku berusaha kua, walau sebenarnya aku tak bisa menghentikan tangisku sendiri. Heeseung pun melepaskan pelukan kami lalu menangkup wajahku untuk menghapus air mata yang mengalir membasahi wajahku.

"Sebisa mungkin aku akan menghubungi nuna, jangan nangis lagi dong. Aku jadi pingin nangis juga." setelah mengatakan itu, Heeseung majukan bibirnya sambil berusaha menahan tangis yang ingin pecah setelah melihatku yang menangis tanpa henti karenanya. Heeseung bawa wajahku mendekat lalu menempelkan bibir kami di depan para sugar baby-ku yang lain.

Untuk pertama kalinya, ia tak merasa malu menciumku di depan yang lainnya seperti ini. Hanya menempel karena setelah itu aku malah semakin tak bisa menahan tangisku lagi. Ah! Aku memang orangnya cengeng dan mudah sekali menangis, terutama di depan orang yang membuatku sangat merasa nyaman. Heeseung tertawa pelan lalu membawaku ke dalam pelukannya lagi untuk menenangkanku.

"Bolehkah nuna menghubungimu jika rindu?" tanyaku begitu pelan namun masih dapat Heeseung dengar. "Boleh dong, aku malah sedih kalau nuna melupakanku." jawab lelaki itu sedikit membuatku lega. Aku lepaskan pelukan kami lalu menghapus air mataku dengan kasar sambil tersenyum manis ke arah Heeseung. Aku tak boleh terus tenggelam dalam kesedihan sehingga menahan kepergiannya.

"Sunghoon-ah, jaga yang lain ya." pinta Heeseung ke Sunghoon yang berjalan menghampiri kami. Sunghoon pun mendekap tubuhku menggunakan sebelah tangannya lalu menjawab, "Iya hyung, jangan khawatir." Sunghoon berusaha menenangkanku dengan mengelus punggungku dengan lembut. Heeseung pun berbalik lalu mengambil barang-barangnya yang tertinggal di apartemenku.

"Aku pergi dulu ya nuna, ayo kita bertemu setelah sukses nanti!" ajakan Heeseung itu ia tujukan ke semua orang yang berada di dalam ruangan ini. Setelah mendapat jawaban dari kami, lelaki itu mulai melangkahkan kaki meninggalkan apartemenku dengan membawa barang miliknya.

Setelah Heeseung pergi, Sunghoon ajak aku untuk duduk di sofa depan televisi. "Nuna mau aku buatin apa biar ga sedih lagi?" tanya Sunghoon menawarkan diri. Tak lama, lelaki manipulatif Anton pun mendudukkan diri di sebelahku sambil terus memperhatikan kami. Aku pun menjawab, "Hm, apa ya?" aku tak bisa berpikir akibat merasa takut saat duduk tepat di sebelah Anton.

"Cokelat panas? Maukah?" tawar Sunghoon. Tanpa berpikir panjang, aku pun menyetujui tawarannya tersebut. "Bentar ya nuna!" Sunghoon pun langsung bangkit untuk membuatkan minuman tersebut untukku. Tak berselang lama, Jungwon duduk tepat di tempat yang sebelumnya Sunghoon duduki. Aku pun langsung mendekat ke arahnya karena merasa tak nyaman duduk di sebelah Anton yang terus memperhatikanku dalan diam.

"Nuna, ada aku, jangan sedih lagi yaa~" Jungwon berucap begitu menggemaskan hingga ditimpali seseorang yang bersikap tak kalah menggemaskan darinya, "Nuna lupa ya masih ada kami? Jangan menangis lagi yaaa~" Sunoo paksakan dirinya untuk duduk di antara aku dengan Anton sampai menyingkirkan lelaki itu dari sofa tersebut. Seolah menyadari ketidaknyamanan ku saat berada di dekat Anton, Sunoo sandarkan kepalanya begitu manja di pundak ku sambil terus bersikap manja padaku.

"Iyaa, maaf nuna memang mudah sekali menangis." ucapku berusaha menennagkan para sugar baby-ku tersebut. Tak lama, Jay mendekat padaku dan mendudukkan diri di atas karpet untuk memperhatikan keadaanku. Ia peluk kakiku sambil menyenderkan tubuhnya padaku. Lelaki itu tersenyum manis lalu mengajak yang lain untuk, "Nuna, main aja yuk daripada sedih." ajak Jay memecah keheningan di ruangan ini. Tak lama, Jake pun ikut bergabung dalam perbincangan bersama Niki.

"Ayo, main apa?!" tanya Jake begitu antusias.

"PS, yang kalah nanti harus dijitak semua orang dan yang menang bisa tidur di kasur bersama nuna nanti malam~ Bagaimana?" setelah Jay mengatakan itu, semua sugar baby ku pun menyetujui hal tersebut begitu pula Anton, "Setuju! Sekali-sekali aku dong yang menang!" itu Jungwon yang berucap. Mereka semua langsung menyalakan televisi dan PS4 untuk pertandingan pada pagi hari ini.

Sedangkan aku lebih memilih untuk memasak makan siang untuk mereka selagi mereka sibuk dengan permainan tersebut. Aku berencana memasak budae jjigae untuk siang hari ini karena aku sedang ingin makan yang panas-panas. Niki pun diusir dari arena pertandingan karena ia sudah menikmati malam bersamaku dan akhirnya dia membantuku di dapur untuk membuat masakan bersama.

TBC

AN: darisini lah kegilaan Heeseung dimulai🤣

SUGAR BABIES (ENHYPEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang