CHAPTER 36: RESTU

498 41 3
                                    

YOU POV

Aku hembuskan napas kasar lalu membuka kedua atensi ku yang langsung  bertemu dengan langit malam dipenuhi bintang. Saat ini, aku sedang menikmati suasana malam dengan berbaring di kursi dekat kolam renang menunggu Heeseung selesai dari kegiatan mandinya. Dia kakak yang sangat baik sehingga dia terus mengalah untuk yang lain, termasuk untuk giliran mandi seperti ini, dia akan mendahulukan adik-adiknya terlebih dahulu sebelum dirinya.

Jantungku berdegup kencang saat merasakan handphoneku berdering, pertanda ada panggilan masuk. Panggilan itu dari ibuku yang tanpa pikir panjang aku angkat, "Hello mom." Okay, kamu sudah memikirkan ini seharian tadi, Y/n. Jangan kecewakan orang lain karena pilihanmu.

"Bagaimana? Apa kau sudah menentukan pilihanmu?" tanya ibuku sukses membuat napasku memburu. Tak lama, Heeseung datang dengan membawakan aku minuman kaleng beserta beberapa cemilan untukku. Aku bangkit dari tidurku untuk memintanya mendudukkan diri di sebelahku. Aku genggam tangan Heeseung penuh kekhawatiran. "Nak?" ibuku memanggil karena tak kunjung ada jawaban dariku.

"Mom, maafkan aku. Aku sangat mencintai Heeseung dan siap menunggu sampai dia menyelesaikan pendidikannya. Aku akan menerima lamarannya karena kami saling mencintai mom." setelah mengatakan itu, aku saling bertukar senyuman pada Heeseung yang duduk tepat di sebelahku.

"Iya nak, tak papa. Kamu kan yang tahu bagaimana bahagianya kamu bersama dia. Ibu dan bapak Heeseung sudah datang ke rumah kita tadi siang, dia bilang sengaja berangkat dari timor leste hanya untuk membicarakan tentang hubungan kalian ini." ungkap ibuku, membuat kami sama-sama terkejut.

"Iya mom," jawabku singkat namun terus tersenyum ke arah Heeseung.

"Keluarga Heeseung ingin kalian bertunangan dulu agar terikat. Setelah itu, terserah pada kalian sendiri mau menikah kapan, kalau bisa secepatnya karena mom and dad ingin sekali menggendong cucu." ibuku tertawa bersama ayahku di akhir ucapan barusan. Membuatku semakin merasa bersalah.

"Mom, lalu Axel bagaimana??" tanyaku sukses menghentikan tawa kedua krang tuaku.

"Setelah ini, mom dan dad akan menghubungi mereka dan memberitahukan permasalahan ini kepada mereka. Kamu tak perlu khawatir, hubungi saja Axel untuk meminta maaf. Kalian masih bisa berteman walaupun tak bersama." oh tuhan, inilah yang mengganjalku sedari tadi. Aku merasa tak enak dengan Axel karena dia pasti sudah berharap dengan perjodohan ini.

"Iya mom. Aku merasa tak enak dengan Axel dan keluarganya. Mereka seperti sudah mengharapkan perjodohan kami tapi aku lebih memilih orang lain untuk bersamaku." ucapku, akhirnya berani mengatakan isi hatiku. Aku tak memiliki perasaan apapun terhadap Axel, dia baik, tampan, friendly namun kami sudah lama sekali tak berhubungan, pasti banyak sekali perubahan dari sikap maupun sifat Axel semasa kecil dengan sekarang.

Sedangkan Heeseung, telah menjadi sugar baby-ku setahun lamanya. Kami sangat mengenal satu sama lain, mulai dari kepribadiannya hingga kebiasaan-kebiasaan buruk yang dia lakukan. Kami bahkan selalu berhubungan badan setiap jadwal kunjungnya. Aku akan lebih nyaman tinggal dan menghabiskan waktuku bersama Heeseung ketimbang harus memulai hal yang baru lagi. Untuk cinta, bisa datang dengan sendirinya apalagi aku sudah tertarik padanya sejak awal.

"It's okay, kamu nikmati saja liburanmu ya. Jangan lupa hubungi Axel untuk meminta maaf padanya. Sudah dulu ya nak, mom mau nelpon ibu Axel dulu."

"Iya mom." setelah panggilan tersebut terputus. Aku menoleh ke arah Heeseung yang mencium punggung tanganku dengan lembut.

"Terima kasih sudah memilihku nuna." ucap lelaki itu dengan senyuman yang tak lekang di wajahnya. Aku mengangguk pelan lalu meletakkan handphone milikku untuk menggenggam tangan Heeseung yang lain.

"Ada satu permintaan nuna untukmu." ucapku. Senyuman di wajah Heeseung pun semakin mengembang lalu bertanya, "Apa itu nuna?" Aku tatap kedua atensi Heeseung dalam keadaan remang.

"Jangan berubah, tetaplah menjadi Heeseung yang sekarang. Jangan buat nuna menyesal karena telah memilihmu ya. Nuna akan berusaha mencintaimu dan melakukan apapun untuk mempertahankanmu." pintaku. Tanpa aku sadari, air mata mengalir membasahi wajah tampan Heeseung.

Lelaki itu ingin menundukkan wajahnya sebelum aku bawa dia ke dalam pelukan hangat. "Ne nuna, aku janji akan terus mencintai nuna dan membahagiakan nuna serta anak-anak kita nanti. Aku akan membuat nuna merasa beruntung karena telah memilihku." Aku tertawa pelan mendengar ucapannya barusan, terdengar sangat lirih karena ia mengatakannya sambil menangis.

"Kenapa nangis?" tanyaku, sambil mengelus punggung Heeseung dengan lembut.

"Aku masih tak percaya nuna memilihku." ucapan Heeseung itu membuatku teringat akan sebuah kata-kata bijak.

"Lebih baik dicintai ketimbang mencintai."  Sekarang, aku sudah merasakannya sendiri. Memang lebih enak jika kita dicintai oleh seseorang ketimbang kita terus mengejar cinta yang tak kunjung berpihak pada kita. Jake, adalah cinta pertamaku tapi keadaan lah yang membuat kami tak bisa bersatu, sedangkan Heeseung telah melakukan berbagai cara untuk membuat keadaan berpihak padanya.

Dia menggunakan seluruh kemampuannya untuk menarik hatiku dan dia sudah berhasil sekarang. Aku akan mencoba mencintai dirinya lebih dari seorang sugar mommy ke sugar baby-nya. Aku akan berusaha memandangnya sebagai laki-laki yang pantas menemani kehidupanku sampai masa tua nanti.

"Terima kasih juga sudah berjuang." Aku ingin membawa Heeseung ke dalam pelukanku lagi, namun kehadiran seseorang saat ini begitu mengejutkan kami. Axel muncul dari dalam rumahku lalu berjalan menghampiri kami. Tak ada senyuman di wajahnya, hal itu semakin menambah kegugupan dalam diriku terutama setelah dia mendudukkan diri di kursi sebelah kami lalu memperhatikan kami dengan tajamnya.

"Aku sudah mendengarnya." ucap Axel sambil menatapku dan Heeseung secara bergantian. Ekspresi wajah lelaki itu sangat menggambarkan kekacauan yang entah sejak kapan tersembunyi dengan senyuman di wajahnya. Axel yang sekarang, benar-benar berbeda dengan Axel yang kemarin bersamaku.

"Axel, maafkan aku." ucapku yang langsung Axel jawab, "Jadi kamu lebih memilih dia?" tanya Axel dengan nada suara yang meninggi menahan amarah. Tunggu, kenapa dia seperti ini?

"Aku sudah menyiapkan banyak hal untukmu Y/n, karena aku yakin kamu akan memilihku lalu kenapa kau malah mempermainkan ku seperti ini?!!!" Jay yang mendengar teriakan Axel pun berlari dari dalam rumah untuk menahan lelaki itu, sedangkan Heeseung berdiri di hadapanku untuk melindungiku dari Axel yang lepas kendali.

"Y/n, menikahlah denganku kalau kau tak bisa menerima ini, bisa-bisa ayahku tak akan memberikan kepercayaan lagi padaku. Aku sudah berubah, aku tak pernah menyakitimu kan, kamu bilang akan menikah denganku tapi kenapa kau malah membatalkan perjodohan kitaa!!" Axel benar-benar mengamuk dan ingin memukulku tapi keburu ditahan Heeseung, Jay beserta Jake agar membuatnya menjauh.

"Kalau kamu tak menerima perjodohan ini, bisa-bisa ayahku tak mewariskan hartanya padaku. Y/n, aku sudah berubah, aku tak menggunakan obat itu lagi jadi ku mohon tetaplah bersamaku. Aku bisa membuatmu mencintaiku, yak!! Lepaskan!!" tak berselang lama, Axel berteriak seperti orang kesetanan, masuk dua orang bertubuh tinggi untuk menjemput lelaki itu dan membawanya keluar dari rumahku. Aku sampai tak bisa berkata-kata lagi dengan hal yang baru saja terjadi.

"Nuna gwencahana?" tanya Heeseung begitu khawatir. Aku menganggukkan kepala lalu mengambil handphone milikku yang terus bergetar pertanda ada panggilan masuk. Langsung aku angkat panggilan tersebut yang ternyata dari ibuku, "Kenapa kamu tak memberitahu mom kalau Axel pernah ditahan dan direhabilitasi atas penggunaan obat-obatan terlarang?!".

"Itu masa lalunya mom, lagipula kemarin dia sudah berusaha berubah menjadi lebih baik lagi." ucapku masih berusaha berpositif thinking setelah semua yang terjadi. Ternyata, sikap manis dan perhatian Axel kemarin hanya sebagai wajah lain untuk menutupi sifat aslinya dengan emosi yang meledak-ledak. Aku yakin, perubahan itu disebabkan penggunaan obat-obatan yang pernah dia konsumsi dulu.

"Tak ada, mom tak ingin memberikanmu ke lelaki sepertinya. Baguslah, kamu lebih memilih Heeseung ketimbang Axel. Walaupun dia anak sahabat mom and dad, tapi dia tetap tak baik untukmu. Harusnya kamu memberitahukan ini sejak lama agar mom bisa menolak pertunangan itu nak." okay, sepertinya tuhan memang tidak ingin aku terjebak dengan lelaki seperti Axel sehingga mengutus Heeseung dengan segala kegigihannya. Sekarang, aku benar-benar yakin kalau pilihanku tepat. Aku akan bersama orang yang menginginkanku dengan tulus tanpa embel-embel apapun.

TBC

SUGAR BABIES (ENHYPEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang