CHAPTER 9: TERBONGKAR

1.4K 82 5
                                    

YOU POV

Jake buka pintu kamar mandi yang kuncinya sempat ia sembunyikan di atas lemari. Lelaki berkulit pucat itu berbohong mengenai pintanya yang hanya ingin menambah satu ronde, nyatanya kami melalui beberapa ronde penuh kenikmatan dengan adrenalin yang memuncak karena pintu kamar mandi ini terus diketuk oleh beberapa orang yang ingin buang air kecil.

Mereka adalah Heeseung, Jay dan Sunghoon, secara bergantian ingin memasuki kamar mandi ini namun Jake tak kunjung puas dengan hasratnya sehingga kami menghabiskan waktu yang sangat lama di dalam kamar mandi ini.

Setelah bercinta kami juga membersihkan diri bersama sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi secara bergantian. Jake yang keluar pertama, meniggalkanku sendirian karena aku tak ingin menarik perhatian jika kami keluar bersama-sama.

Aku mendengar kegaduhan di luar sana, tepat sesaat Jake keluar dari dalam kamar mandi, membuat jantungku berdegup kencang walaupun aku yakin semua sugar baby-ku mengerti tentang kegiatan yang baru saja kami lakukan. Aku lihat pantulan diriku pada cermin, bekas yang Jake tinggalkan di leherku terlihat sangat jelas, membuatku bingung. Tidak mungkin aku keluar dalam kondisi seperti ini, biar bagaimanapun aku masih memiliki rasa malu.

Tok Tok Tok

"Nuna, aku masuk ya. Aku kebelet pipis!" ucap seseorang dari balik pintu kamar mandi yang aku yakini adalah Jay. Aku pun menjawabnya singkat dengan suara yang pelan dari dalam kamar mandi tersebut, "Ne, masuklah".

Aku yang memang pada dasarnya belum ingin meninggalkan kamar mandi ini pun bertingkah seolah sedang mencuci wajah saat Jay membuka pintu ruangan. Dengan langkah yang terburu-buru, Jay masuk ke dalam kamar mandi ini dan langsung menuntaskan urusannya di depanku.

Aku berusaha terlihat biasa saja, walaupun aku tahu aku terlihat sangat gugup saat ini. Setelah menuntaskan hasrat ingin buang airnya, Jay berjalan menghampiriku yang sedang mengeringkan wajahku. Ia tersenyum penuh arti, membuatku gugup saja.

"Nuna habis bercinta dengan Jake ya?" tanya Jay seperti menggodaku, wajahku terasa panas dan berusaha terlihat biasa saja di depannya. Aku hanya merespon godaan Jay dengan tawa pelan sebelum lelaki bersurai hitam itu menyingkirkan helaian rambutku ke belakang untuk melihat bekas yang Jake tinggalkan. Aku tentu sudah mengenakan pakaian saat ini.

"Aigoo, kelihatan sekali!" ujar lelaki itu, mengelus bekas kemerahan yang Jake tinggalkan di leherku. Refleks, aku mendorong tubuhnya agar sedikit menjauh lalu menutup bekas kemerahan itu menggunakan rambutku lagi.

"Nuna, mau aku bantu hilangkan?" tanya Jay kemudian tertawa kencang setelah melihat wajahku yang memerah menahan malu. Ia kembali mendekat ke arahku, membunuh jarak di antara kami. Astaga, kenapa semua sugar baby-ku ini sangatlah nakal dan suka menggoda?

"Bagaimana caranya?" tanyaku, menahan tubuh Jay agar tak semakin mendekat. Jantungku berdegup kencang saat ia kembali menyingkirkan helaian rambutku ke belakang, Lelaki ini bisa menjadi dua orang yang berbeda, si Jay yang dominan dan si Jay yang manja, saat ini sisi Jay yang dominan sedang memenuhi dirinya setelah mengetahui aku merasa tak nyaman saat berada di dekatnya.

"Dengan bekas baru." ucapnya. Tanpa bisa aku kendalikan, Jay menghimpit tubuhku ke dinding kamar mandi ini, ia tahan kedua tanganku di samping tubuhku lalu ia mendekatkan wajahnya ke perpotongan leherku. Ia buat bekas yang Jake tinggalkan semakin menyala di leherku, mataku memejam dengan napas yang memberat.

Kreettt

"Aigoo~" Fuck!! kami terkejut setengah mati saat ada seseorang yang membuka pintu kamar mandi yang tidak kami kunci. Lelaki itu adalah Jungwon yang terlihat mengintip dari luar kamar mandi. Jay pun terlihat malu dan aku gunakan kesempatan ini untuk keluar dari kamar mandi, semua tatapan tertuju ke arahku.

Aku buang seluruh rasa maluku lalu berlari kecil menuju kamarku, menguncinya dari dalam agar tak ada seorangpun lagi yang mengangguku. Astaga, aku tak kunjung biasa dengan situasi ini.

Aku istirahatkan diriku terlebih dahulu dengan berbaring di atas kasurku. Tak lupa aku meminum obat pencegah kehamilan yang sengaja aku simpan di nakas samping kasurku. Mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga terjadi. Ada rasa bersalah dalam diriku terlebih lagi saat ini ada Anton dan Niki yang masih di bawah umur. Aku hanya tak ingin menjadi contoh yang buruk bagi mereka, namun mau bagaimana lagi?

Setelah puas berbaring, aku bangkit dari kasurku dan memberanikan diri keluar dari kamarku. Baru aku buka kunci kamarku, tiba-tiba Heeseung dan Sunoo melesak masuk ke dalam kamarku. Dengan penuh canda tawa, Sunoo bersembunyi di belakang tubuhku, menghindari Heeseung yang ingin memukul tubuhnya.

"Nuna, Heeseung hyung mau memukulku." Sunoo mengadu dengan terus berusaha menghindari pukulan pelan yang ingin Heeseung layangkan, hingga akhirnya mereka berdua lari lagi untuk keluar dari dalam kamar ini menuju ruang tengah apartemenku.

Aku pun ikut keluar dari kamarku dan mendapati semuanya sedang asik menyaksikan film action fantasy berjudul Sweet Home, ada yang sudah memejamkan matanya karena merasa ngantuk dan ada juga yang menonton sambil memainkan handphone-nya, pelakunya adalah Sunghoon.

"Hyung, aku tak bisa fokus menonton filmya, diamlah!" itu Jungwon yang merutuki kelakuan kekanakan kedua hyung-nya. Aku pun mendudukkan diri di sebelah Anton yang bersender di sofa ini.

"Nuna, ini film horror loh!" ucap Sunghoon saat menyadariku yang ikut bergabung bersama mereka. Anton yang duduk di sebelahku pun akhirnya berani menoleh ke arahku, sedangkah Heeseung dan Sunoo telah selesai dengan kegiatan mereka dan ikut bergabung bersama kami.

"Woy!! itu zombie! tutup pintunyaaa cepatt!!" maki Sunoo begitu heboh saat pemeran laki-laki berkaca mata mendekati sosok monster bertubuh tinggi yang berada di depan pintu masuk apartemen mereka.

"Nuna," itu Sunghoon yang mencolek lenganku. Lelaki itu duduk di atas sofa bersama Jay, Jungwon, Niki dan Jake, sedangkan aku, Heeseung, Sunoo, dan Anton duduk di bawah dengan bersender pada sofa yang mereka duduki.

"Iya?" jawabku, Sunghoon pun menunjukan sebuah gambar sepatu yang ia lihat di sebuah e-commerce dari handphone miliknya. "Nuna, bolehkah aku minta ini untuk pengganti jatahku bulan depan?" tanya Sunghoon di depan semua sugar baby-ku. Harganya lumayan mahal dan hampir setara jatah yang seharusnya ia dapatkan, tanpa pikir panjang aku pun menyanggupinya.

"Oke, kirim nomor rekeningnya ke nuna ya." jawabku, langsung mendapatkan kecupan singkat di pipiku oleh Sunghoon. Aku sudah biasa dengan hal ini, begitu pula yang lain kecuali si Anton. Ia terlihat kebingungan dengan situasi ini. Namun, ia tak berani bertanya apapun secara langsung, aku dapat membaca wajahnya yang penasaran saat Sunghoon memelukku dari belakang, "Gomawo nunaaaa~" ucapnya begitu manja, membuat kesal yang lain.

Kami lanjutkan menonton film tersebut hingga sebuah pertanyaan sukses mengejukan kami, "Maaf nuna, tapi aku penasaran, jadi nuna kekasih siapa? Sunghoon hyung, Jake hyung, Jay hyung atau Heeseung hyung?" itu Anton yang bertanya. Kami menoleh ke arahnya dengan tatapan terkejut, tak terkecuali si Jake.

Dengan santainya Sunoo menjawab, "Dia sugar mommy kami!" okay, terbongkarlah sudah semuanya..

TBC

SUGAR BABIES (ENHYPEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang