YOU POV
"Terima kasih, nuna." bisik Sunghoon semakin mengeratkan pelukannya di tubuhku selepas kegiatan panjang yang kami lakukan hingga dua jam lebih. Sunghoon benar-benar menepati janjinya untuk membuatku tidak bisa berjalan esok hari dengan permainannya yang luar biasa. Aku tak menyangka di balik wajah menggemaskan dan senyum manis seorang Sunghoon, menyimpan sisi gelap yang mungkin hanya sebagian orang yang tahu, termasuk aku.
"Kau luar biasa Sunghoon-ah." pujiku sukses membuat Sunghoon terkekeh pelan. Ia kecup dahiku dengan lembut lalu bertanya, "Nuna puas?".
Refleks mataku terbuka untuk menatap lelaki itu yang tengah memperhatikanku dengan senyuman di wajahnya. Aku mengangguk pelan sambil berkata, "Banget, kasur nuna sampai basah karenamu". Kami pun tertawa pelan dan mulai menyadari kalau kami tidur di atas kasurku yang basah ini akibat cairanku. Oh tidak, besok sebelum rapat sepertinya aku harus menjemur kasurku terlebih dahulu.
"Aku bisa memuaskan nuna kapanpun dan dimanapun nuna mau." ucap Sunghoon sambil menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajahku. Kami saling bertatapan sebelum akhirnya aku layangkan kecupan singkat di bibir tipisnya.
"Asalkan kamu setia dengan nuna, akan nuna berikan yang kamu inginkan." ucapku. Sunghoon pun membawaku ke dalam ciuman menuntut hingga dapat kami dengar kegaduhan dari luar kamar pertanda sugar baby-ku yang lain sudah pulang dari urusan mereka.
Waktu masih menunjukkan pukul delapan malam tapi keadaanku sangatlah lemas dan tak berdaya. Aku bahkan belum membesihkan diri selepas permainan kami dan aku belum memberi makan para sugar baby-ku yang lain. Aku lepaskan ciuman kami secara sepihak untuk berusaha bangkit dari tidur dengan melepaskan pelukan Sunghoon.
"Nunaaa, disini sajaa.." pinta Sunghoon sambil menahanku untuk tidak bangkit dari kasur ini. Aku tatap lelaki itu lalu berusaha menjelaskan padanya, "Nuna harus buang air kecil dan kita belum makan malam. Kamu tak lapar?" tanyaku pada Sunghoon. Lelaki itu menggelengkan kepalanya lalu menggumam, "Selalu saja, saat aku ingin menghabiskan waktu dengan nuna, ada saja yang mengganggu. " kesal Sunghoon terlihat sangat menggemaskan bagiku.
"Nuna suka Sunghoon yang seperti ini." bisikku lalu mengecup bibir Sunghoon sekilas. Aku tetap berusaha untuk bangkit dari kasur tersebut, namun rasa sakit di selangkanganku terasa amat menganggu. Sunghoon benar-benar membuatku tak bisa berjalan setelah permainannya.
Aku kuatkan diri untuk menahan rasa sakit itu hingga aku rasakan Sunghoon yang ikut membantuku bangkit dari kasur tersebut. Kami mengenakan baju bersama lalu keluar dari kamarku dalam kondisiku yang tak bisa berjalan dengan normal dan perlu dibopong olehnya.
"Sunghoon-ah, kau apakan nuna??!!" kesal Sunoo sesaat setelah kami keluar dari dalam kamarku. Sunoo dan Jay pun langsung menghampiriku lalu mengambil alih tubuhku dari Sunghoon, keduanya terlihat sangat kesal dengan Sunghoon sampai membuatnya merasa sedih dan terkucilkan.
"Nuna, gwenchana?" tanya Jay begitu khawatir. Mereka berdua berusaha membawaku menjauh dari Sunghoon yang hanya mematung di depan pintu kamarku. Aku pun tertawa pelan lalu berusaha memanggil Sunghoon lagi untuk mendekat ke arahku.
"Sunghoon, sini! Dia tak melakukan apapun pada nuna, sayang. Jangan khawatir ya." ucapku berusaha menenangkan para sugar baby-ku yang sepertinya mengetahui permasalahan ini dari Sunoo. Bagaimana tidak? mengingat mulut Sunoo yang sangat tidak bisa menjaga rahasia apalagi untuk kesalahan fatal yang Sunghoon lakukan.
Sunghoon dengan ragu pun mendekat ke arahku. Dapat ku lihat kekesalan di wajah Sunoo dan Jay saat aku lebih membela Sunghoon ketimbang mereka. Bukannya aku pilih kasih tapi memang Sunghoon tak pantas diperlakukan hingga seperti ini. "Kita lupakan kejadian yang tadi ya, Sunghoon sudah menjelaskan semuanya." ucapku pada Sunoo yang menjadi dalang dari perubahan sikap yang lain pada Sunghoon.
Aku langsung meminta Sunghoon untuk mengantarkanku masuk ke dalam kamar mandi. Kami bersihkan diri bersama dengan menikmati mandi air hangat berdua. Sunghoon hanya terus diam sambil tersenyum ke arahku untuk terlihat baik-baik saja, padahal tidak. Aku sabuni tubuh bagian dada Sunghoon sambil mengatakan, "Tak apa, mereka pasti akan bersikap biasa saja setelah ini". Aku harap ucapanku ini dapat sedikit menenangkan Sunghoon.
Sunghoon nyalakan shower untuk membasahi tubuh kami berdua lalu membawaku ke dalam pelukannya. Ia sengaja membawa kami untuk berpelukan di bawah guyuran air hangat, tanpa sepatah katapun seolah ia ingin aku menyadari kesedihan yang berusaha ia pendam sendirian. Aku balas pelukan lelaki itu sambil terus mengelus punggungnya pelan.
Kami menghabiskan waktu lumayan lama untuk membersihkan diri lalu mengeringkan rambut kami. Setelah berpelukan, perlahan suasana hati Sunghoon kembali dengan terus tersenyum padaku. Aku pun berusaha semakin menyenangkan hatinya dengan memberikan beberapa perawatan kulit sebelum tidur pada wajahnya. Kami lalui waktu bersama yang membuat hubungan kami terasa semakin dekat dan intim. Sunghoon suka sekali menciumku sehingga sebelum keluar dari kamar mandi ini, ia puaskan diri untuk menciumku terlebih dahulu.
Setelah Sunghoon merasa puas, aku ajak lelaki itu untuk keluar dari kamar mandi dengan terus membopong tubuhku karena selangkanganku betul-betul terasa sakit. "Kalian pesan makan aja ya untuk malam ini, nuna tak bisa masak dulu." ucapku pada seluruh sugar baby-ku yang sedang bersantai di ruang tengah apartemenku. Mereka sedang memainkan handphone masing-masing, tanpa berbincang sesuatu hal yang menyenangkan.
"Nuna habis ngapain?" tanya Anton memecah keheningan, semakin membuat suasana di ruangan ini tak enak. Okay, posisinya dia disini adalah orang yang tak mengetahui apapun tentang hubunganku dengan mereka semua. Aku pun melirik ke arah Sunghoon sesaat, sebelum akhirnya melihat sugar baby-ku yang lain satu per satu.
Semua orang di ruangan ini hanya diam, menungguku menjawab pertanyaan Anton barusan.
"Menghukum seseorang!" semua mata langsung tertuju ke Sunghoon yang berdiri tepat di sampingku. Lelaki itu hanya bisa menundukkan kepalanya, menahan malu. Ah! aku tak bermaksud memperlakukannya tapi sugar baby-ku yang lain harus tahu kalau hal yang Sunghoon lakukan itu salah.
"Lalu kenapa nuna yang tak bisa berjalan? Apa Sunghoon mengancam nuna?" tanya Anton berpura-pura polos di depan mereka semua. Aku pun hanya bisa menatapnya kesal seiring degup jantungku yang terasa semakin kencang.
"Tidak ada ancaman atau siksaan, Anton. Nuna menghukum Sunghoon dengan cara yang tak merugikan siapapun, termasuk nuna sendiri. Jadi jangan khawatir ya." aku masih berusaha menenangkan mereka semua sebelum akhirnya Jay dan Sunoo menyingkir dari atas sofa untuk mempersilahkan aku berserta Sunghoon duduk di sofa tersebut.
"Bukan urusanmu Anton, berhentilah bertanya!" kesal Jungwon membuat Anton terdiam seribu bahasa tak bisa menjawab perkataannya. Tapi memang demikian, ia begitu manipulatif hingga membuatku pusing dan kalang kabut.
Namun, ternyata aku salah..
"Sekarang jadi urusanku karena nuna sudah mengajakku menjadi sugar baby-nya!" sialan, Anton sialan! Mengajak darimana? Yang ada dia yang mengancamku semalam!
TBC
AN: Makin ga seru ya? Kok makin dikit yang komen?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BABIES (ENHYPEN)
Fanfic[🔞] Punya tujuh sugar baby bernama Heeseung, Jay, Sunghoon, Jake, Jungwon, Sunoo, dan Niki? Bagaimana bisa?!