YOU POV
"Sebagai bentuk permintaan maafku, aku ingin nuna, bolehkah?" tanya Jake yang membuat jantungku berdegup sangat kencang. Aku telan ludahku dengan susah saat wajah Jake perlahan mendekat padaku. Aku pejamkan mataku saat merasakan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku, hingga suara pintu yang dibuka mengejutkan kami. Sontak, kami saling menjauh satu sama lain, lalu menoleh ke arah pintu yang menampilkan sosok si bontot, Niki.
Dia hanya menatapku dan Jake secara bergantian tanpa ingin mengatakan apapun. Membuatku dan Jake menjadi salah tingkah, Jake ambil tas miliknya lalu pergi meninggalkan balkon tersebut tanpa mengucapkan apapun pada kami. Niki hanya terus menatap ke arahku, ia dudukkan diri di sebuah kursi yang sebelumnya Jake singkirkan. "Ada apa Niki?" tanyaku berusaha senormal mungkin.
"Apa aku menganggu kegiatan nuna dengan Jake hyung?" tanya Niki begitu polos namun sukses membuat jantungku berdegup kencang. Aku tertawa paksa dan ikut mendudukan diri di sebelahnya, "Tidak sayang, kami tak melakukan apapun." jawabku begitu gugup. Ah, sial!! Kenapa aku begitu gugup saat ini?
"Nuna marah ya denganku perihal rokok tadi malam?" tanya Niki lagi, membuatku bingung.
"Tidak baik merokok saat kamu masih bersekolah, Niki. Walaupun sebentar lagi kamu lulus tetapi kamu belum legal melakukan itu. Kamu bisa melakukan apapun jika kamu sudah dewasa nanti." ucapku berusaha menjelaskan letak kesalahannya, bukan berarti aku marah hingga berlarut-larut.
"Lalu kenapa nuna menambah sugar baby lagi? Aku pikir, aku yang terakhir.." gumam Niki terlihat begitu kecewa. Refleks, tawaku pecah sejadi-jadinya. Jadi, ia mengira Anton akan menjadi sugar baby terbaruku menggantikan posisinya sebagai sugar baby yang paling muda saat ini?
"Tidak sayang, Anton hanya akan tinggal beberapa malam di apartemen nuna karena dia diusir orang tuanya dari rumah." aku berusaha menjelaskan mengenai hal itu pada Niki. Namun, wajahnya tak kunjung menampilkan kebahagiaan, malah terlihat semakin suram.
"Nuna pilih kasih!" ucapnya. Aku terkejut dan langsung menarik kursiku agar lebih mendekat padanya.
"Pilih kasih apalagi Niki?" tanyaku. Lelaki itu sedikit memanyunkan bibir tebal miliknya.
"Nuna mau melakukan sekseu dengan Heeseung, Jay, Jake dan Sunoo hyung. Nuna memperbolehkan Sunghoon dan Jungwon hyung mencium bibir nuna, nuna juga memperbolehkan Anton untuk tinggal di rumah ini beberapa malam, tapi aku.. Nuna bahkan tak memperbolehkan aku memeluk tubuh nuna." ucapan Niki itu sukses mengejutkanku. Diam-diam, ia selalu memperhatikan seluruh kegiatan yang kami lakukan dan hal itu membuatku tak habis pikir.
"Kapan nuna tak memperbolehkanmu memeluk nuna, sayang?" tanyaku berusaha mengingat kejadian yang ia singgung itu.
"Beberapa hari yang lalu, saat nuna habis berpergian dengan Heeseung hyung. Aku merasa sangat sedih dan ingin melampiaskan kesedihanku dengan memeluk seseorang, aku pikir nuna mau tapi ternyata nuna malah melarangku memeluk nuna." ucap Niki, menutupi kesedihan di wajahya dengan menundukkan kepalanya.
Ah, malam itu.. Niki memelukku secara tiba-tiba saat aku baru pulang berolah raga dengan tubuh yang masih bau keringat, itulah sebabnya aku melarangnya memelukku. Aku dan Heeseung, menghabiskan malam dengan berolah raga bersama di sebuah gym yang berada tak jauh dari apartemenku. Aku tak bermaksud menyakiti hati Niki, mungkin itulah sebabnya Niki langsung pergi tanpa mengatakan apapun setelah kejadian itu.
Tubuh Niki bergetar hebat seiring pecahnya tangisannya. Refleks ku mendekat dan membawa lelaki itu ke dalam pelukanku, aku tahu ia tak mungkin menangis karena hanya hal itu, aku yakin pasti ia menyimpan permasalahan yang lebih rumit dari yang ia ucapkan barusan, "Malam itu, nuna baru pulang berolah raga bersama Heeseung. Nuna melarangmu memeluk tubuh nuna karena nuna belum membersihkan diri dan masih bau keringat, kan tak enak jika kamu memeluk tubuh nuna yang berkeringat." jelasku sembari mengelus puncak kepala Niki yang berada di pelukanku. Tubuhnya masih bergetar hebat dan tangisannya terdengar semakin menjadi-jadi.
"Nuna, akan berusaha adil pada kalian semua. Maafkan nuna ya, bukan berarti nuna pilih kasih denganmu. Nuna ragu menyentuhmu karena kamu masih dibawah umur dan masih bersekolah. Akan tiba saatnya untukmu bisa melakukan semua hal yang hyung-hyung lakukan, seperti merokok dan minum minuman keras." jelasku. Aku merasakan Niki yang menganggukan kepalanya di dalam pelukanku.
"Termasuk sekseu?" tanya Niki lagi sambil menatapku dengan tatapan yang berkaca-kaca. Aku menggumam pelan, membenarkan pertanyaanya barusan, Tiba-tiba, Niki lepaskan pelukan kami secara sepihak, "Nuna, aku ingin jujur." ucap Niki semakin membuatku gugup, tetapi aku berusaha menutupi kegugupan itu.
"Sebenarnya aku berbohong mengenai luka lebam ini, aku sebenarnya tidak berkelahi dengan temanku tetapi aku dipukuli ayahku karena berusaha membantu ibuku yang terus diminta uang olehnya." jujur Niki membuatku tak habis pikir.
"Kenapa kamu berbohong sayang?" tanyaku.
"Karena aku malu dengan kondisi keluargaku, itulah sebabnya aku membuat alasan tersebut. Padahal, aku tak pernah berkencan sekalipun apalagi memiliki mantan pacar." ucap Niki dengan menatap mataku yang mengartikan ia tak berbohong mengenai ucapan tersebut.
"Lalu bagaimana keadaan ibumu?" tanyaku,
"Ibuku menginap di rumah saudara kami. Itulah sebabnya aku tak ingin pulang ke rumah dulu nuna." jawabnya.
"Tapi keadaan ibumu baik-baik saja kan?" pertanyaanku tersebut dijawab anggukan kepala oleh Niki. Aku sekarang mengerti dengan keadaannya yang menyebabkan ia menangis hingga tersedu-sedu tadi.
"Aku sempat berpikir nuna mau mengantikanku dengan lelaki baru itu karena aku merokok. Aku janji tidak akan nakal lagi nuna, aku merokok karena begitu stress dengan kehidupanku dan aku tak tahu harus cerita kemana." perkataan itu sukses meluluhkan hati kecilku. Bagaikan anak kecil, Niki memang harus aku jaga sepenuh hati.
"Mulai sekarang, sampaikanlah seluruh keluh kesahmu pada nuna, jangan disimpan sendiri. Nuna akan membantumu semampu nuna. Kamu juga boleh memeluk nuna, lampiaskan seluruh kekesalanmu pada hal-hal yang positif seperti bermain bola atau game. Tak apa, kamu mau menginap seminggu full di apartemen nuna, tetapi kamu juga harus menjaga ibumu ya. Jangan biarkan ayahmu terus menyakiti ibumu." ucaku berusaha selembut mungkin menyampaikan hal itu kepada Niki, yang membuat senyuman di wajah Niki perlahan-lahan terukir manis.
"Terima kasih nuna," ucap Niki yang kembali menghambur ke dalam pelukanku. Kami pun saling berpelukan dalam waktu yang lama sembari saling bercerita mengenai keluh kesah yang kami rasakan.
Niki menceritakan kronologi sebelum pemukulan dirinya dan ibu kandungnya. Aku kirimkan bantuan dana yang tak banyak untuk membantu kebutuhan ibu Niki yang sedang mengungsi di rumah keluarganya. Aku berusaha menjadi sugar mommy yang baik untuk seluruh sugar baby yang bersamaku.
"Nuna, ayo ke ruang tengah, aku ingin memberitahukan kabar itu ke mereka." ucap Heeseung yang muncul tiba-tiba dari balik pintu, memotong pembicaraanku dengan Niki.
"Okay, baiklah."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BABIES (ENHYPEN)
Fanfiction[🔞] Punya tujuh sugar baby bernama Heeseung, Jay, Sunghoon, Jake, Jungwon, Sunoo, dan Niki? Bagaimana bisa?!