YOU POV
Keesokan harinya..
Aku habiskan seharian penuh untuk mengerjakan pekerjaanku di dalam kamar, berkutat dengan laptop dan angka sampai membuatku tak bisa mengurusi Niki dan Jungwon yang memutuskan untuk tidak pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka berdua menghabiskan waktu di ruang tengah apartemen milikku sampai memesan makanan mereka sendiri saking aku tak bisa meninggalkan pekerjaan ini. Aku harus fokus menyelesaikan pekerjaanku, agar beberapa hari kedepan aku dapat menikmati waktuku bersama mereka.
"Nuna, mau aku buatin teh?" tanya Jungwon begitu perhatian setelah masuk ke dalam kamarku dan mendapati aku belum selesai dengan pekerjaanku. Aku menoleh ke arahnya lalu tersenyum manis, "Boleh, makasih ya, Wonnie!" detik itu juga Jungwon keluar dari kamarku lagi untuk membuatkan aku teh hangat. Sedikit lagi, pekerjaanku selesai dan aku bisa menikmati malam bersama Niki dan Jungwon walau waktu saat ini telah menunjukkan pukul 10 malam.
"Nuna, ini tehnya." Tak berselang lama, Jungwon masuk ke dalam kamarku dengan membawakan teh hangat buatannya untukku. "Taruh di nakas aja Won, makasih ya sayang." Aku pun menyuruhnya untuk meletakkan teh tersebut di atas nakas samping kasurku karena sedikit lagi pekerjaanku ini selesai. Jungwon memutuskan untuk menemaniku sambil berbaring di kasur milikku, ia memainkan handphone miliknya tanpa menimbulkan suara apapun yang dapat memecah konsenterasiku.
Lima belas menit berlalu, akhirnya aku dapat menyelesaikan pekerjaanku yang menjadi deadline di hari jumat sehingga aku dapat menikmati waktu luangku bersama sugar baby-ku yang lain. Aku simpan file pekerjaanku di tempat yang aman lalu merenggangkan otot di tubuhku sembari menunggu laptop milikku mati. Setelah memastikan meja kerjaku telah rapi, aku hampiri Jungwon yang berbaring di atas kasurku lalu ikut berbaring di sampingnya.
"Nuna, Sunoo hyung, Jay dan Jake hyung sebentar lagi mau ke sini. Aku sudah menjelaskan pada mereka tentang masalah Anton kemarin." ujar Jungwon mampu menghilangkan semua rasa lelah yang aku rasakan. Aku tahu mereka kecewa, namun yang salah dari ketiganya saat mereka tak ingin mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu dan lebih memilih meninggalkan masalah tersebut. Tapi dengan begitu, aku bisa lebih mengenal karakter mereka masing-masing. Aku bangkit dari tidurku untuk duduk menghadap Jungwon yang masih berbaring santai di atas kasurku.
"Iya, untung kamu denger saat Anton mengancam nuna. Kalau tak ada yang mengetahui, nuna bingung harus bagaimana? Nuna tak ingin karir kalian hancur akibat terungkapnya hubungan ini." ucapku. Jungwon pun mendekat ke arahku sambil memberikan tatapan penuh arti padaku.
"Dia sangat manipulatif, membuatku kesal sekali!" geram Jungwon tetapi memancing senyuman malu terukir di wajahku. Tanganku terulur untuk menepuk puncak kepala Jungwon dengan lembut. Lelaki itu terlihat sangat menggemaskan, apalagi saat ia tersenyum sampai menampilkan lesung pipinya. Memang julukan playboy kelas kakap pantas Jungwon sandang karena ia berhasil mengambil hati wanita dengan mudahnya
"Nuna, eum, tidak jadi deh.." Setelah berpikir cukup lama, Jungwon malah tak jadi mengatakan sesuatu padaku. Aku pun tersenyum padanya sambil memperhatikan Jungwon yang menatapku malu-malu. Aku tahu, jika ia sudah menampilkan ekspresi seperti ini, Jungwon sedang menginginkan sesuatu, tapi tak seperti biasanya dia malu-malu seperti ini. Biasanya dia akan bertindak agresif dengan memeluk tubuhku atau mencium bibirku diluan.
"Kenapa? Kamu ingin sesuatu?" tanyaku, membuat Jungwon menatapku ragu. Aku elus tangan Jungwon dengan lembut lalu bertanya lagi, "Mau apa? Nuna kan sudah berjanji akan memberikan hadiah untukmu." tanyaku sukses menambah percaya diri lelaki itu. Jungwon pun mendekat ke arahku lalu mengatakan, "Eum, aku mau coba itu nuna.." dia begitu ambigu. Aku tak mengerti maksud ucapannya sehingga aku hanya bisa tertawa pelan.
"Itu apa sayang, baju? Tas? Handphone?" tanyaku.
"Bukan, nuna kan sudah membelikan handphone terbaru untukku." tentu aku sudah memberikan handphone iphone keluaran terbaru untuk semua sugar baby-ku. Tak ada alasan lagi untuk mereka tidak bersyukur memiliki sugar mommy sepertiku.
"Lalu apa?" tanyaku semakin membuat Jungwon gugup. Tawaku pun pecah dengan meletakkan kedua tanganku di pundak Jungwon. "Won, kok gugup sih?" tanyaku. Jungwon menggunakan kesempatan ini untuk mendorong tubuhku sampai berbaring di atas kasurku dalam posisi ia yang menindihku. Jantungku berdegup kencang seiring wajah Jungwon yang semakin mendekat ke arahku. Aku telan ludahku dengan susah saat merasakan hembusan napas Jungwon mengenai wajahku.
"Aku ingin merasakannya juga, tapi aku takut.." ujar Jungwon semakin membuat pikiranku kotor. Aku tak tahu pasti keinginan lelaki itu sehingga aku hanya bisa menunggu ia melanjutkan perkataannya tanpa memberontak sedikit pun.
"Seks. Aku ingin melakukannya bersama nuna." ucapan Jungwon itu mampu membuatku terkejut setengah mati walaupun aku sudah menyangka hal yang ia inginkan akan menjurus ke arah situ.
"Tiba-tiba?" tanyaku tanpa sadar mengelus wajah Jungwon yang menindihku. Dengan cepat lelaki itu menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Tidak, semenjak mendengar perkataan Jay yang bilang nuna berbeda dari wanita lain, aku jadi penasaran. Apalagi setelah mengetahui Niki dan Sunghoon hyung yang sudah melakukannya dengan nuna. Maukah nuna melakukannya denganku juga?" tanya Jungwon mampu membuatku tertawa pelan. Dia tahan tanganku untuk melingkar di lehernya sambil berbicara dalam jarak wajah yang sangat berdekatan dan intim.
"Kau bilang Jake, Jay dan Sunoo mau kesini?" tanyaku yang langsung Jungwon jawab dengan anggukan kepala. Kekecewaan tergambar jelas di wajah tampannya, membuatku semakin gemas dengan mengecup bibirnya sekilas, sukses membuat Jungwon terkejut.
"Iyasih, mana ada Niki di depan, dia juga menunggu nuna selesai dengan pekerjaan nuna." ucap lelaki itu terkesan kecewa. Aku kecup bibir Jungwon sekali lagi yang sukses lelaki itu tahan dengan menangkup wajahku. Jungwon bawa aku ke dalam ciuman menuntut, saling melumat bibir masing-masing hingga mengemut bibir kami secara bergantian. Tangan Jungwon tak tinggal diam dengan mengelus tubuhku mulai dari paha hingga terus naik menuju payudaraku.
Jungwon sangat lihai dalam berciuman, wajar saja karena ia seorang playboy kelas kakap. Ciuman Jungwon mulai turun ke perpotongan leherku hingga tiba-tiba Niki masuk ke dalam kamarku dan terkejut melihat kami berdua. Dia tak mengucapkan apapun dan hanya menampilkan ekspresi datar untuk kami berdua. Aku pun hanya bisa menatap lelaki itu seiring tiga orang laki-laki yang ikut masuk ke dalam kamarku.
"Nunaaaa, mianhaeee.." tidak memperdulikan keberadaan Jungwon dan kegiatan intim yang kami lakukan, Sunoo masuk ke dalam kamarku lalu menghampiriku di atas kasur untuk meminta maaf atas kesalahannya kemarin.
"Nuna, maaf ya. Kami tak bermaksud jahat, sungguh, kami hanya kecewa karena nuna mau menambah sugar baby baru." ujar Jay ikut menganggu kegiatan kami. Mereka dudukan diri di pinggiran kasurku. Tak lama, Jake datang dan menghambur ke dalam pelukanku setelah aku dudukan diri di atas kasur tersebut.
"Nuna, ini salahku. Maafkan aku ya." ujar Jake begitu menyesali segalanya. Kalau sudah begini, sugar mommy mana yang tak akan luluh dengan mereka?
TBC
MAU DOUBLE UPDATE ATAU TIDAK?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BABIES (ENHYPEN)
Fanfic[🔞] Punya tujuh sugar baby bernama Heeseung, Jay, Sunghoon, Jake, Jungwon, Sunoo, dan Niki? Bagaimana bisa?!