13 | Relik Mageia

250 21 0
                                    

Pada saat itu, di mana malam yang dingin menyelimuti langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada saat itu, di mana malam yang dingin menyelimuti langit.

Tak ada lagi badai petir yang seperti sebelum-sebelumnya terjadi. Bahkan malam ini langit nampak sangat tenang dan damai.

Di tengah-tengah hawa dingin yang tidak semencengkam malam sebelumnya, tiba-tiba saja sang kaisar gila dan seperti iblis itu mendatangi kamarnya.

Datang dengan sorotan mata yang begitu tajam dan dingin. Seolah sedang diselimuti oleh kabut marabahaya yang tak bisa dicegah.

Tentu melihat itu, Ruveliss langsung merasa dirinya akan terancam. Dia masih ingat betapa dengan kasar dan sadisnya, Demon menyiksa dirinya kemarin malam. Bahkan sang kaisar gila itu hampir saja merenggut sesuatu yang sudah sangat jelas masih dimiliki oleh tubuh barunya itu.

Tubuh Ruveliss Del Castina.

Annora—jiwa yang kini menempati tubuh Ruveliss—yakin seratus persen kalau tubuhnya ini masih suci dan tak tersentuh. Di kehidupan sebelumnya Annora bahkan sudah melahirkan seorang anak. Sangat jauh berbeda dengan tubuh Ruveliss.

Namun, tak ada yang menyangka kalau Demon ... sang kaisar yang tadinya datang dengan membawa aura gelap, itu pun justru memeluknya dengan sangat erat.

Demon memeluk tubuh ramping Ruveliss secara penuh. Ia juga menelusupkan kepalanya di ceruk leher Ruveliss. Membenamkan wajahnya di sana seolah sedang menahan segala sesuatu yang mungkin akan segera keluar.

Napasnya juga memberat dan memanas. Terasa dengan sangat jelas dari permukaan kulit ceruk leher Ruveliss.

Hingga, satu kalimat yang membuat Ruveliss membuka matanya dengan lebar.

'Malam ini izinkan aku tidur denganmu, Rue!'

Itulah kata-kata yang dibisikan oleh Demon dengan suaranya yang memberat di ceruk leher Ruveliss.

Bukan sebuah ajakan tidur yang membuat tuan putri berambut jingga itu membulatkan matanya dengan lebar. Tetapi satu kata panggilan yang keluar dari bibir sang kaisar!

Rue.

Itu yang paling mengejutkannya.

Satu kata panggilan yang tentu saja cukup asing bagi Ruveliss. Karena selain ini adalah pertama kalinya Demon memanggil namanya, bukan panggilan 'Princess' atau 'Putri' dan panggilan lainnya.

Demon pertama kali memanggil nama Ruveliss!

Satu hal lagi yang membuat Ruveliss harus terkejut saat mendengar panggilan itu adalah karena harusnya Demon tidak memanggil Ruveliss dengan panggilan itu.

'Kau harusnya memanggil namaku dengan sebutan Veli. Bukan Rue!' batin Ruveliss dalam hati dengan tatapan yang cukup dalam dan sukar untuk dijelaskan.

Saat ini Ruveliss sedang berbaring di atas ranjang. Di mana di sampingnya sudah ada Demon yang menutup matanya.

Yap! Demon meminta Ruveliss untuk tidur dengannya.

The Sacrificed PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang