10 | Curse

291 23 0
                                    

"!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"!!"

"W-what?" beo Ruveliss dengan bibir yang bergetar.

Bahkan sorot matanya kini tidak seteguh apa yang selama ini melekat padanya.

Sungguh demi apapun! Saat ini di mata Ruveliss ... Demon terlihat sangat jauh berbeda.

Biasanya laki-laki itu memang nampak sangat menyeramkan. Bagai iblis yang sangat tirani. Tetapi, tidak sampai seperti ini.

Sekarang Demon benar-benar tampak seperti iblis. Seperti seseorang yang dirasuki oleh sang penguasa kegelapan.

Sorotan mata yang begitu tajam dan sangat dingin. Netra berwarna biru keabuan itu menyala dengan sangat jelas. Seperti sinar yang sangat di dingin di antara kegelapan.

Pun gertakan gigi di rahang yang mengeras, serta segala aura yang keluar dari tubuhnya ... benar-benar sangat menyeramkan!

Hal inilah yang langsung membuat tubuh Ruveliss bergetar ketakutan. Bahkan dia tak bisa bicara dengan benar karena lehernya telah dicengkram oleh Demon.

"B-baginda ...," desis Ruveliss dengan suara yang bergetar. Matanya juga berbinar akibat cekikan di lehernya.

Entah kenapa tetapi saat ini sangat sulit bagi Ruveliss untuk bernapas. Padahal Demon tidak mencekiknya dengan sangat kuat. Ia hanya mengurung Ruveliss saja!

Melihat Ruveliss yang seolah terpojok dan tidak bisa berkutik, pun membuat Demon semakin menyunggingkan senyumannya. Bahkan sorotan matanya juga semakin menajam.

"Kau sangat cantik, Princess," bisik Demon yang mana kini sudah mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Ruveliss. "Someone tell me that the eye is the jewel of the body. And now i agree about it!"

"You ... really have a beautiful eyes, Princess!" imbuhnya yang mana melihat betapa indahnya mata Ruveliss. Sangat biru dan seolah terdapat binaran bintang di dalamnya.

Mengunci netra Ruveliss yang sangat biru seperti lautan langit pada siang hari. Lalu pandangannya pun turun menuju bibir merah Ruveliss yang sedang terbuka sedikit karena cekikannya itu—guna untuk mencari udara.

"And ...," desis Demon lagi. "... you have sexy lips. They are making me crazy to eat you right now!"

Demon semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Ruveliss dengan pandangan yang juga tertuju pada bibir Ruveliss, yang mana saat ini masih membengkak karena ulahnya.

"Gunakan bibir cantik dan lidah manismu, Princess! That's my dictate!" desis Demon lagi yang mana hanya tinggal satu inci saja, ia sudah dapat kembali merasakan bibir manis milik Ruveliss.

Tetapi sebelum Demon berhasil menyentuh bibir ranum Ruveliss, dengan cepat wanita berambut jingga kemerahan dan bibir yang seperti cherry blossom itu, pun langsung membuang mukanya sedikit. Guna menghindari ciuman dari Demon.

The Sacrificed PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang