18 | Duke and Duchess Leicester of Northen

260 24 0
                                    

Leonard Leicester-dia adalah Duke of Northen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leonard Leicester-dia adalah Duke of Northen. Serta saat ini, tak ada main-main yang kosong di setiap kata yang keluar.

Leonard serius akan ancamannya!

"Sepertinya aku sudah melonggarkan aturan atas sebuah kasta di kekaisaran ini—" Tiba-tiba suara bariton yang sangat dalam dan sangat berat, begitu khas itu pun terdengar menginterupsi Ruveliss dan Leonard. "—hingga membuat bangsawan sekelas 'Duke' lupa akan etiket untuk berhadapan dengan seorang putri, apalagi putri itu adalah calon permaisuri."

Tentu baik Ruveliss dan Leonard ... mereka berdua langsung memusatkan pandangannya ke arah sang sumber suara.

Menatap sosok pria yang sangat gagah itu, yang mana sedang berjalan mendekati keduanya.

Lalu pria yang gagah, penuh karisma, dan tatapan yang tajam itu, pun berdiri di samping Ruveliss.

Tanpa basa-basi, ia juga langsung melingkarkan tangannya dengan sangat posesif di pinggang Ruveliss. Begitu erat seolah menunjukkan kepemilikan yang mutlak.

"Bukankah begitu?" imbuhnya dengan penuh arti. "Duke Leicester!" imbuhnya tajam.

Sosok itu ... tentu saja Demon Lezevre!

Melihat Demon yang kini sudah berdiri di hadapannya, Leonard pun menundukkan kepalanya guna memberikan salam kepada sang penguasa benua ini.

"Salam kepada sang Mentari Kekaisaran, Yang Mulia Baginda Kaisar," sapa Leonard dengan etiket yang sempurna.

Demon yang melihat itu, pun menyunggingkan senyumannya yang tipis, tetapi tatapan matanya sangat tajam dan semakin mendingin.

"Ah ...," desis Demon dengan lirih. "Ternyata kau tidak lupa akan ajaran etiket, Duke."

Lalu, di detik berikutnya, Leonard pun kembali mengangkat kepalanya untuk bertemu tatap dengan sang kaisar. Tatapan yang sulit untuk dijelaskan.

"Saya memang tidak melupakan ajaran etiket dasar seperti itu, Baginda," sahut Leonard.

"Oh, Really?" gumam Demon. "Tetapi sepertinya aku tidak melihat etiket seperti itu saat kau berbicara dengan calon permaisuriku, Duke."

"Atau ... apakah aku yang salah dengar?" imbuhnya. "Duke Leicester?" tekannya lagi dengan tajam.

Seketika suasana di antara ketiganya pun semakin menurun sampai melewati titik beku.

Di mana Leonard dan Demon saling berhadapan satu sama lain. Saling tatap dengan pandangan yang tajam serta dingin.

Siapapun yang melihat keduanya, sudah dipastikan kalau siapapun itu pasti bisa menebak kalau ada aliran permusuhan yang ada di antara tatapan Demon dan Leonard.

Termasuk Ruveliss. Dia bisa menilai hal itu dengan jelas!

'Tak hanya membenci Toronto, tetapi sepertinya Duke Leicester juga tidak memiliki hubungan yang baik dengan Demon,' gumam Ruveliss dalam hati.

The Sacrificed PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang