25 | A Kiss Under The Chandelier

320 18 6
                                    

Jdeerr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jdeerr ...!!

Jdeerr ...!!!

Suara guntur kini telah terlampau cukup keras dan mengguncang bumi. Bahkan langit juga sudah mulai menampakkan awan hitam yang sangat pekat.

Menusuk serta mengerikan.

"Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu, dan juga Yang Mulia Putra Mahkota sedang meninggalkan istana! Jadi kita harus memperketat penjagaan istana!"

"Siap laksanakan komandan!" seru seluruh ksatria penjaga istana dengan sangat kompak.

Lalu tak berlangsung lama, para pasukan ksatria penjaga itu, pun langsung membubarkan diri. Berlari menuju tempat di mana mereka semua akan berjaga. Masing-masing pos yang tentu sudah ditentukan.

Sedangkan di salah satu sudut istana yang gelap, tak jauh dari tempat para kesatria itu melakukan apel malam, terdapat satu sosok yang berdiri di dalam kegelapan. Sosok siluet dengan jubah dan tudung warna hitamnya. Menutupi seluruh tubuh sebagai kamuflase yang cukup efektif.

Jdeerr ....!!!

Guntur bahkan kembali bergemuruh.

Sosok itu, pun dengan perlahan memastikan keadaan sekitar dengan netra biru safirnya yang menyala. Menyala dalam kegelapan seolah seekor serigala yang sedang mengintai di dalam kegelapan.

Tentu saat dirasa keadaan sudah cukup aman untuk keluar, sosok itu pun langsung melangkahkan kakinya tanpa suara. Berlari ke setiap sisi lorong istana dan bersembunyi kembali di sebuah kegelapan.

"Hah! Sialan! Aku benar-benar sangat lapar bukan main!"

"Brengsek! Sekarang adalah waktunya kita bekerja, kenapa kau justru memikirkan makanan?!"

Mendengar ada suara dari jarak yang cukup dekat, membuat sosok itu pun langsung bersembunyi di salah satu pilar lorong istana yang sunyi dan sangat gelap. Tentu dia menyembunyikan tubuhnya dari cahaya serta dua ksatria yang sedang berpatroli itu.

"Sepertinya malam ini akan hujan lebat."

"Kau benar."

"Ck! Mengingat hujan yang dingin dan memuakkan aku jadi merindukan wanitaku!"

"Bajingan! Itu bukan wanitamu, sialan! Dia adalah istri orang!"

"Hahahaha ... tetapi kami saling memiliki dikala suaminya sedang pergi melaut!"

Obrolan para ksatria itu terlampau jelas didengar. Hingga kian lama suara yang cukup berisik itu pun mulai samar dan menjauh. Menghilang tanpa jejak.

Hal itu, menandakan kalau kedua ksatria itu sudah pergi dari wilayah sekitar yang kini sedang menjadi tempat sembunyi sosok berjubah hitam legap itu.

Di tengah-tengah kegelapan, sosok itu pun membuka matanya dengan perlahan. Begitu tajam dan sangat ingin, ia mengintai kembali keadaan sekitar. Dengan cepat dan sangat akurat.

The Sacrificed PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang