26 | My Rose

237 16 1
                                    

Selepas Demon melangkah untuk membalikkan badan dan memilih untuk pergi dari tempat ini, pun hanya membuat Ruveliss menatap punggung gagah yang terbalut jubah kekaisaran yang agung itu, sedang menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas Demon melangkah untuk membalikkan badan dan memilih untuk pergi dari tempat ini, pun hanya membuat Ruveliss menatap punggung gagah yang terbalut jubah kekaisaran yang agung itu, sedang menjauh. Tanpa kata.

Hingga punggung yang gagah itu telah tak ada lagi dihadapannya.

Tatapan yang sangat datar serta tak dapat dibaca. Setidaknya itulah yang bentuk oleh Metra biru keabuan milik Ruveliss saat ini.

'Aku penasaran, apa yang sedang mereka bicarakan saat ini?' batin Ruveliss penuh tanya.

Penasaran atas apa yang sedang dibicarakan oleh Demon Dan juga Gedon? Tentu saja.

"Hah, sudahlah! Lagipula pasti Lily akan memberitahuku nanti. Dan si kaisar iblis itu juga tak akan tahu siapa itu Lily!" gumam Ruveliss.

Meskipun sudah cukup banyak yang diketahui Demon tentang apa saja yang ia lakukan di Istana ini, tetapi tak mungkin Demon mengetahui siapa itu Lily, bukan? Dia bukan Dewa yang Maha Tahu! Dia bukan Tuhan.

Setidaknya itulah yang menjadi keyakinan Ruveliss saat ini.

Hingga akhirnya ia pun kembali memusatkan fokusnya ke satu sosok yang mana sedari tadi menjadi perhatiannya. Tidak, tetapi sudah sejak dua hari yang lalu, Ruveliss ingin bertemu dengan sosok itu.

Sosok yang mana akan menjadi batu loncatan untuknya.

Yaitu Duchess of NorthenDuchess Leicester, Meghan Grissam Leicester! Ya, Ruveliss harus menuntaskan ini secepatnya.

Maka dari itu, sekarang Ruveliss sudah berdiri dari tempat duduknya. Ia berniat untuk menghampiri sang duchess.

Meskipun saat ini ia sudah resmi menjadi seorang Permaisuri, tetapi di sebuah pesta seperti ini apalagi dirinya menjadi sang tuan rumah, maka tak ada salahnya untuk menyapa sang pemegang puncak lingkaran pergaulan kelas atas.

Setidaknya itu untuk kelancaran rencananya!

Namun, sialnya semua tak berjalan dengan mulus. Karena saat ini, tepat saat dia sudah berada di tengah jalan, tiba-tiba saja ada segerombolan lalat yang menghalangi jalannya.

"Yang Mulia Baginda Permaisuri!" sapa seseorang yang langsung memotong jalannya begitu saja.

Benar-benar sangat lancang.

Hal itu, pun membuat Ruveliss mengerutkan keningnya cukup dalam kali ini. Bahkan tatapannya juga seolah sangat tajam untuk menatap sosok yang kurang ajar itu!

"Madam selir pertama, Deanith?" geram Ruveliss dengan cukup penuh arti. "Kelancangan macam apa ini? Apakah ada yang ingin kau katakan padaku?"

Yap! Orang yang sedang menghadangnya saat ini adalah sang selir pertama, Deanith Blexlant dan juga dua dayangnya yang juga merupakan selir si bajingan kaisar itu. Di mana yang satu adalah Lessie, selir kurang ajar yang selalu menatap dirinya penuh kebencian. Sedangkan yang satu lagi ... Well, apakah ada yang tahu siapa dia?

The Sacrificed PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang