5 | The Show Is Begun

435 38 5
                                    

"Anda mau ke mana, Yang Mulia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda mau ke mana, Yang Mulia?"

Seketika Demon pun terperanjat kaget saat mendapati tangan kanannya itu langsung menghadang begitu saja di depannya.

Hingga membuat Demon hampir jantungan!

Demon pun berkerut dahi dengan sangat cepat. "Apa yang kau lakukan, Gedon?!" geram Demon langsung.

"Apa kau sudah bosan menyatu dengan kepalamu itu?" imbuhnya lagi dengan menggeram.

"Maafkan saya, Baginda, tetapi saat ini Anda mau kemana?" sahut Gedon langsung.

"Ck!" decak Demon. "Itu bukan urusanmu!"

Seketika Demon pun langsung melengos begitu saja ke samping untuk menghindari laki-laki tua yang selalu mengekorinya itu. Tetapi, Gedon juga tak kalah cepat!

Dia bahkan kini sudah kembali memblokir jalan dari kaisar iblis itu.

"Gedonnn—"

"Baginda!" seru Gedon dengan menggeram sembari langsung memotong ucapan kaisarnya itu.

Tentu saja hal itu langsung mendapatkan lirikan tajam dari Demon. Sungguh demi apapun! Tak ada satupun bawahan di dunia ini yang seberani dan sekurangajar Gedon!

"Baginda ...," lanjut Gedon. "Tolong jangan pergi!" ucapnya penuh arti.

"Apa yang kau katakan, Gedon?!" geram Demon. Astaga ... jika ada orang yang melihat, mungkin adegan ini akan terlihat seperti adegan menye-menye dalam cerita romansa!

"Baginda, lihatlah!" seru Gedon lagi sembari menunjuk ke arah meja Demon yang ada di belakang. "Mereka sangat membutuhkan Anda, Baginda!"

Demon yang ikut menoleh pun hanya menatap datar mejanya.

Lebih tepatnya menatap datar tumpukan berkas yang seperti gunung itu.

"Jika Anda pergi ... mereka ...," desis laki-laki dengan umur berkepala empat itu. "Mereka akan menangis, Baginda! Mereka butuh Anda!"

'Laki-laki tua ini sudah gila!' batin Demon.

"Kalau begitu kau saja yang menemani mereka!" ucapnya langsung sembari berlalu untuk melanjutkan langkahnya.

Seketika wajah Gedon pun langsung merah padam. Ia menahan gejolak amarah yang besar saat ini, oke?!

"Sebenarnya Anda mau kemana?! Pekerjaan Anda belum selesai!" pekik Gedon lagi.

Demon masih berjalan dengan tegap dan sangat angkuh. "Tentu saja aku haru menemui para wanitaku, apa kau tidak bisa mengetahui hal yang sudah jelas itu, huh?!" jawab Demon yang mana kian menghilang dari balik pintu ruang kebesarannya.

Gedon ... dia hanya terbengong!

Menganga dengan kaku menatap punggung tuan yang ia layani itu menghilang.

The Sacrificed PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang