12 | Kraizen De Heiley-Kroados Island

319 25 1
                                    

Langit saat ini nampak sangat cerah dengan senyuman yang begitu lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit saat ini nampak sangat cerah dengan senyuman yang begitu lebar.

Di mana langit menunjukkan senyuman birunya yang begitu indah dan bersih. Awan putih menjadi selimut tipis di beberapa titik tubuh langit itu. Lalu kicauan burung pingai juga menjadi melodi yang indah.

Aroma teratai peach yang indah, menguar dengan sangat harum. Menghiasi udara dengan ketenangan yang ada.

Lalu danau yang begitu damai, menjadi pemandangan yang sangat asri. Sinar mentari memantulkan cahayanya seolah ingin menampilkan kemerlapan bintang di siang hari.

Udara sejuk dari rimbunnya pepohonan di pinggiran danau, juga menjadi salah satu alasan atas sebuah ketenangan yang ada.

Di suasana yang indah itu, pun di bawah langit-langit atap paviliun, telah duduk seorang laki-laki tampan. Laki-laki yang menjadi penguasa Benua. Laki-laki itu adalah sang kaisar—Achilles Demon Lezevre.

Hingga tak berselang, di tengah-tengah dirinya yang sedang menikmati suasana siang hari yang sejuk ini, ujung matanya pun melihat satu sosok wanita paling cantik seantero Benua sedang berjalan ke arahnya dari kejauhan.

Wanita dengan rambut jingga kemerahan bergelombang yang begitu indah. Mengenakan gaun berwarna biru langit yang senada dengan warna netra wanita itu. Gaun pemberiannya.

Wanita cantik yang tak lain dan tak bukan adalah calon istrinya. Ruveliss Del Castina—Putri Kerajaan Toronto.

Melihat itu, Demon menarik tipis sudut bibirnya. Tanpa melengkungkan matanya, ia mengunci calon permaisurinya dengan kokoh. Berdiri dari duduknya serta memilih untuk menghampiri sang tuan putri paling cantik seantero Benua itu.

"My Princess," sapa Demon dengan lembut.

Tepat saat ia sudah mengikis jarak dengan Ruveliss, serta berdiri tepat di depan wanita itu dengan sangat jelas, ia langsung menundukkan badannya, agar bisa mensejajarkan wajahnya dengan wanita itu.

Tatapannya yang masih melekat ke netra milik Ruveliss, ia pun dengan lihai langsung meraih tangan wanita itu. Ia kecup dengan dalam punggung tangan Ruveliss.

Netra biru keabuannya masih mengunci penuh arti.

"Your Majesty," sahut Ruveliss guna menanggapi sapaan dari Demon tadi.

Berbeda dengan Demon yang saat ini sedang menatap penuh arti Ruveliss, serta sedikit menarik sebelah sudut bibirnya. Wanita itu justru hanya menatap dengan sangat lekat sosok Demon di depannya itu. Tanpa senyuman.

Di detik berikutnya, Demon pun langsung menegakkan badannya.

Ia juga masih mempertahankan sorotan mata serta senyuman tipis di bibirnya.

"Come with me, Princess," ajaknya dengan menadahkan sebelah tangannya ke arah Ruveliss. "Aku sudah menyiapkan afternoon tea ini, khusus untukmu."

The Sacrificed PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang