•.¸♡ Hello, My Dear Enemy ♡¸.•
"Sekarang rencana lo apa?" tanya Ajun pada Alan yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Lena yang tengah tertawa bersama kedua teman gadis itu. Sorot mata tajam dengan raut wajah menahan kesal itu terlihat jelas jika Alan tengah merencanakan sesuatu untuk membalas perbuatan Lena padanya.
"Bikin dia sakit perut!" kata Alan sambil tersenyum sinis.
"Apa yang sebenernya mau lo lakuin?" Ajun kembali bertanya dengan wajah bingungnya.
"Lo bawel! Liat aja apa yang bakal terjadi sama tuh jelmaan kuyang." Alan mendengkus bahkan ia layangkan tatapan kesalnya pada Ajun yang terlalu banyak tanya.
"Kak—sorry lama, tadi ngantri dulu," ucap seorang pemuda yang baru saja datang dan meletakkan mangkuk berisi baso di atas meja.
"Gak pedes 'kan?" tanya Alan yang diberi gelengan oleh pemuda itu. "Engga, Kak."
Alan mengangguk paham. Ia keluarkan botol kecil dari kantong seragamnya dan menaburkan bubuk tersebut pada baso sambil tersenyum penuh rasa puas.
"Kasih nih baso ke cewek yang lagi ngakaknya paling kenceng. Kalo dia nanya bilang aja dari pengemar rahasia," jelas Alan setelah mengaduk baso yang ia beri obat sakit perut itu.
Pemuda itu mengangguk paham, mengambil kembali mangkok basonya dan berlalu pergi dari hadapan Alan yang semakin tersenyum licik.
"Obat apa yang lo kasih?" tanya Ajun.
"Sakit perut," sahut Alan yang langsung berlalu pergi meninggalkan Ajun yang tengah terkejut dibuatnya.
Di lain sisi Lena masih tertawa bersama Sasa dan Amel menertawakan hal random hingga tak lama tawa ketiganya terhenti tepat saat seorang pemuda berdiri di depan mejanya.
"Misi, Kak. Ada baso dari pengemar, Kakak."
Sasa dan Amel menatap bingung pada pemuda itu, tapi tidak dengan Lena. Gadis itu tanpa merasa curiga langsung menarik mangkok baso dengan wajah berbinar.
"Pengemar gua cowok, kan?" tanya Lena yang diberi anggukkan oleh pemuda itu.
"Siapa pun dia, bilangin makasih dari gua." Setelah mengatakan itu Lena langsung saja menikmati baso yang masih panas itu. Lumayan dapet makanan gratis, 'kan? Ya kali Lena sia-siakan.
"Kalo gitu gua permisi yah, Kak."
"Lena! Jangan asal makan," titah Sasa tanpa mengalihkan pandangannya dari pemuda yang sudah pergi itu.
"Gua laper, Sa. Masa iya gua tolak makanan gratis," kata Lena sambil mendengkus kecil.
"Tapi—"
"Sutt! Jangan bawel. Pesen aja makan siang lo, gua udah dapet makanan gratis," sela Lena sambil nyengir.
Sasa hanya bisa menghela napas pasrah.
•.¸♡ Hello, My Dear Enemy ♡¸.•
Dari barisan belakang, Alan tak henti-hentinya tersenyum puas, memperhatikan Lena yang sedari tadi terus saja keluar-masuk kelas dengan wajah merah dan keringan pada wajah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] Hello, My Dear Enemy ✔
Novela JuvenilStory 01. [ Hello, My Dear Enemy ] By : @girlRin @TiaraAtika4 ▪︎▪︎▪︎▪︎ Alan dan Lena itu seperti air dan minyak, takkan bisa bersatu. Berharap mereka akur sama saja seperti berharap matahari terbit dari barat. Bertemu setiap hari sejak masih kecil...