Bab 39

559 33 5
                                    

•.¸♡ Hello, My Dear Enemy ♡¸.•

Kejadian tempo lalu kembali Lena alami-di mana dirinya tak sengaja melihat Alan yang terlihat asik bersama seorang siswi-siswi yang sama seperti tempo lalu. Namun, kali ini Lena merasa gelisah tidak seperti hari itu yang memilih masa bodo, bahkan apa yang hari itu Jehan katakan padanya kini mulai berputar di pikirannya-menakuti dirinya akan suatu hal yang tidak Lena ketahui.

"Lo bakal kehilangan temen ribut lo yang udah nemenin lo dari kecil, apa hari-hari lo setelahnya bakal tenang atau malah ngerasa kosong?"

"Kalo gak mau dengerin gua sih gapapa, kalo nyesel jangan nangis."

Sebenarnya apa maksud dari ucapan Jehan itu? Lalu ... apa benar jika dirinya menyukai Alan dan perasaan gelisah yang sedang Lena rasakan itu antara dirinya yang merasa cemburu dengan kedekatan Alan dengan gadis lain atau karna dirinya merasa takut-takut jika Alan menjadi milik yang lain?

Lena terdiam, dirinya kembali berpikir untuk mencari jawaban dari banyakanya pertanyaan yang memenuhi hatinya itu. Namun sialnya nihil, tidak ada jawaban yang Lena dapat melainkan hatinya yang seperti merasa terbakar saat melihat Alan mengacak rambut siswi itu.

Dengan menahan kesal Lena berjalan mendekat pada Alan. Lena tidak menyukai itu, seketika ada rasa tidak rela saat melihat Alan bersikap manis pada orang lain. Hingga saat Lena sudah berada di hadapan keduanya, Lena langsung saja nenerobos dan membuat keduanya sontak saja menjauh untuk memberinya jalan.

"Lena!" Alan yang terkejut langsung saja mengejar Lena, meninggalkan siswi yang sempat mengobrol dengannya itu.

"Len, lo kenapa?" Alan bingung sendiri saat Lena tidak menyahut, membalikan tubuh atau pun menghentikan langkahnya. Gadis itu terus saja berjalan cepat seperti menghindarinya, sebenarnya ada apa? Bukankah sedari pagi gadis itu masih terlihat biasa saja, tapi mengapa sekarang malah seperti sedang sangat kesal?

"Jehan!"

Sontak saja Alan menghentikan langkahnya saat Lena berteriak sambil berlari pada Jehan. Tak jauh dari posisinya berhenti, Alan merasa dibuat terbakar saat Lena malah bergelanjut manja pada Jehan, bahkan gadis itu memasang wajah yang mengemaskan.

Alan akui jika dirinya saat ini sedang cemburu, apalagi Lena tidak pernah semanja itu padanya, bahkan saat dengannya Lena tidak pernah memasang wajah seperti itu. Tidak adil sekali! Seharusnya dia yang mendapatkan itu, bukan malah bule sialan itu!

Merasa tak terima Alan pun berlalu mendekat pada keduanya dan setelah sampai langsung saja Alan tarik tangan Lena agar menjauh dari Jehan. Sialan memang, mengapa harus sesantai itu coba Jehan menerima rangkulan Lena?

"Lena punya gua! Berani banget lo ngambil punya temen lo sendiri!" gertak Alan dengan penuh emosi.

Jehan sama sekali tidak merasa takut, malahan Jehan ingin tertawa keras saat melihat wajah Alan yang memerah karna emosi dan juga cemburu. Tadi, awalnya Jehan dibuat bingung saat Lena tiba-tiba memanggilnya dan langsung merangkul lengannya dengan manja, bahkan Jehan sempat dibuat seperti orang bodoh saat Lena berbicara padanya dengan wajah yang dibuat mengemaskan, tapi kini Jehan tau untuk apa Lena melakukan itu dan mengatakan 'bantu gua, Alan bentar lagi ke sini.' Padanya karna ingin membuat Alan seperti saat ini-emosi sambil menyalahkannya.

"Apaan sih! Gua bukan milik lo, ya! Udah sana urus aja pacar lo tadi, gua mau lanjut ngobrol sama Jehan," sahut Lena dengan sewot, dirinya hendak kembali pada Jehan tapi ditahan oleh tangan Alan yang kini merangkul pinggangnya.

[01] Hello, My Dear Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang