•.¸♡ Hello, My Dear Enemy ♡¸.•
Terjebak hujan deras di tengah perjalanan pulang memang hal menyebalkan untuk Lena dan juga Alan, padahal sedari tadi langit tidak terlihat mendung sama sekali tapi mengapa hujan mendadak turun dengan deras.
"Neduh atau terobos aja?" tanya Alan dengan berteriak.
"Neduh, ujannya deres banget ini." Lena balas berteriak, ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan saat tetesan hujan yang mengenai wajahnya itu terasa menyakitkan.
Tak jauh dari posisinya Alan melihat halte bus, langsung saja Alan meningkatkan kecepatannya dan berhenti di halte bus yang hanya ada beberapa orang saja yang tengah meneduh. Tepat saat keduanya telah turun dari motor dan meneduh, Alan langsung dibuat terkejut dengan apa yang dirinya lihat saat ini, refleks saja Alan berpindah tempat menjadi di hadapan Lena.
"Nagapain pindah?" tanya Lena sambil menatap bingung pada Alan, tapi juga merasa tak nyaman saat Alan terus saja menatapnya.
"Seragam lo basah, singlet pink lo keliatan," ceplos Alan yang membuat Lena langsung saja menutup tubuh depannya dengan kedua tangan. "Balik badan! Enak aja lo liat secara gratis!" titah Lena dengan dengkusan kesal.
Alan memutar malas bola matanya. Apa yang harus dia liat coba? Tubuh Lena masih tetutup oleh seragam, dirinya hanya memberitahu saja takutnya gadis itu malu karna warna baju dalamnya terlihat.
"Dih, bikin melotot aja kagak tuh tete," sahut Alan dengan santainnya yang mana malah membuat Lena melotot setelah mendengarnya.
"Alan! Mulut lo sialan," geram Lena dengan teriakan tertahan, dirinya merasa malu—takut orang-orang mendengar yang barus aja dikatakan oleh Alan.
Alan malah cengegesan sambil kembali berdiri di samping Lena. "Dingin gak?" tanya Alan sambil menatap pada Lena.
Lena menggeleng dengan wajah kesalnya. "Gak."
"Bagus deh, males banget gua kasih nih jaket buat lo pake," kata Alan sambil memeluk dirinya sendiri—seolah memperjelas pada Lena jika jaket yang ia kenakan tidak akan dirinya bagi.
"Siapa juga yang mau pake jaket bau lo!" balas Lena kesal. Ia memilih untuk memperhatikan jalanan di hadapannya yang sedang diguyur hujan deras itu.
Beberapa orang mulai berdatangan hingga membuat Lena dan Alan terhimpit hingga ke bagian belakang.
"Mba maaf, tolong geseran dikit yah, kasian anak saya kehujanan." Lena menoleh ke samping—ia perhatikan ibu dan seorang bocah yang sebagian bajunya basah karna terkena hujan dari samping.
"Lan, geseran dikit," pinta Lena sambil meberi kode pada Alan lewat tatapannya. Alan yang paham akan kode Lena itu ikut memperhatikan bocah yang tengah kedinginan, posisi bocah tersebut dengan posisinya memang sama, sama-sama berada di bagian sisi yang mana kucuran air hujan dari atap halte itu deras.
Sebenarnya Alan ingin sekali meminta agar ibu dari bocah itu saja yang berpindah tempat dengan anaknya, bukan malah meminta Lena untuk bergesar, karna jika ia bergeser yang ada dirinya sendiri yang terkena hujan. Namun, Alan tidak mungkin melakukannya, jadi yang ia lakukan malah melingkarkan tangannya pada pinggang Lena—menarik tubuh gadis itu hingga berpindah tempat menjadi berdiri di hadapannya, biarkan saja jika orang yang berada di depan tergeser, asalkan bukan dirinya yang tergeser.
"Napa jadi gua yang pindah?" protes Lena tanpa menatap pada Alan, dirinya masih dibuat syok oleh tangan Alan yang masih melingkar pada pinggangnya—bahkan kini seperti sedang memeluknya dengan satu tangan.
"Gua anti kena air hujan, takut jadi dugong," kata Alan sambil nyengir.
"Padahal cuman geser dikit doang," cibir Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] Hello, My Dear Enemy ✔
Ficção AdolescenteStory 01. [ Hello, My Dear Enemy ] By : @girlRin @TiaraAtika4 ▪︎▪︎▪︎▪︎ Alan dan Lena itu seperti air dan minyak, takkan bisa bersatu. Berharap mereka akur sama saja seperti berharap matahari terbit dari barat. Bertemu setiap hari sejak masih kecil...