• LUCU

1.1K 105 0
                                    

Mereka pun langsung merapikan peralatan belajarnya yang masih berantakan di atas meja.

Caca hari ini pulang bersama nayla karena nayla sedang membawa motor.

Sementara Devi sempat menghubungi Haikal untuk meminta dijemput, namun Haikal berbaik hati menyetujui permintaannya untuk menjemputnya.

Biasanya, haikal paling malas jika dimintai tolong adiknya jemput di sekolahan.

Nayla dan caca pun pergi ke arah parkiran, sedangkan devi ke arah kantin. Ia memutuskan untuk menunggu haikal di kantin saja.

Devi pun memasuki kantin dan langsung memesan bakso untuk teman menunggunya. la

lalu duduk di pojok kantin, menaruh tasnya di atas meja dan langsung berkutat dengan ponselnya.

Tak sadar jika ada afan dan teman-temannya juga ada di dalam kantin dengan jarak tempat duduk yang hanya terhalang dua meja.

   "Devi nohh," ujar hasby. Afan dan eby yang duduknya membelakangi devi, lantas menengok.

   "Sono! Pendekatan mumpung sepi." ide eby.

   "Ck! Nanti lah. Lagi makan gue." Afan kembali memakan nasi gorengnya.

   "Ye Kadal! Jangan sampe gue yang maju, nih!" Valen ikut buka suara.

   "Nanti elah! Buru-buru banget, ini nasi gue aja belom abis." Afan memutar bola matanya jengah.

Selesai dengan makannya, afan langsung bangun dari duduknya. Ketiga teman afan tentu tahu, aksi temannya yang satu itu pasti untuk mendekati Devi.

  
   "Sendirian aja, Mbak?" ujar afan langsung duduk di depan devi.

   "Kenapa? Dosa emangnya?" tanya devi jengah.

Devi tahu cowok modelan afan pasti tengah basa-basi. Padahal ia ke sini dengan maksud tertentu pastinya.

   "Kok lo belom pulang?" tanya afan. Devi yang tengah memotong baksonya, lantas berujar,

  
  "Nunggu jemputan."

   "Siapa? Pacar?"

   "Kepo!" balas devi memasukkan baksonya ke dalam mulut.

   "Lo punya utang sama gue," ujar afan menopang dagunya dengan tangan kanannya.

Devi mengernyit bingung. Utang apa memangnya?

  
   "Ck! Pake pura-pura amnesia segala. Yang kemaren sore pas tawuran." Devi menaik turunkan alisnya berkali-kali.

Devi jadi terbatuk-batuk setelah mengingat utang yang afan maksud.

Devi meneguk air minumnya yang sisa setengah botol itu untuk meredakan batuknya. Afan hanya terkekeh saat reaksi Devi malah terbatuk-batuk seperti ini.

   "Ya ampun, gemes banget, sih! Masa cuma gegara gue nagih utang doang sampe bengek?!" Afan mencubit gemas pipi Devi.

devi jadi tersipu dibuatnya. Kenapa makin lama dekat dengan afan, membuat potensi jantungnya tidak sehat?

   "Apaan, sih! Sakit tau!" Devi memukul tangan afan kesal. Afan hanya terkekeh melihat pipi devi

yang memerah. Entah merah karena cubitannya atau karena devi yang tengah malu saat ini.

Yang pasti afan jatuh hati melihat semburat merah di pipinya. Devi jadi terlihat makin cantik di matanya.

   "Elah, lebay. Orang nyubitnya gak kenceng-kenceng." Devi mendelik kesal, lalu memasukkan baksonya ke dalam mulutnya dengan kasar, Pertanda ia kesal.

Hal itu malah terlihat sangat lucu di mata afan. Afan jadi tertawa melihatnya.

Sedangkan, teman-teman afan sudah memasang telinganya baik-baik untuk mendengar obrolan afan dan devi.

Next ? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang