• APARTEMEN

839 74 0
                                    

Saat ini terjadi baku hantam di antara keduanya. Hanya karena masalah sepele cinta ditolak, bogem melayang

mengenai pipinya. Dimas merasa tidak terima dengan afan yang mengencani devi yang sudah jadi incarannya

saat awal masuk sekolah. karena afan lebih unggul membuat bekas lebam di wajah Dimas yang tak seberapa gantengnya itu,

lantas Dimas berteriak memanggil teman-temannya sebanyak tiga orang yang sejak dari tadi bersembunyi afan tersenyum meremehkan

  "Lo sendiri yang minta gue dateng sendirian, tapi lo mainnya keroyokan! Banci! Kakak Kelas pengecut.

Afan meludah ke sembarang arah. Hal itu memancing amarah Dimas dan teman-temannya.

Mereka merasa tidak terima dihina terang-terangan oleh adik kelasnya ini. Afan melawan empat orang.

Tenaganya masih kuat untuk mengajar empat orang sekaligus. Sementara itu valen, eby dan hasby yang menonton

aksi baku hantam itu mengerang kesal karena mereka keroyokan. Namun valen menahan hasby dan eby untuk ikut membantu afan.

Karena afan bilang tadi di saat di grup chat, kalau ia mulai kehilangan kekuatan, mereka hanya bisa membantunya.

Cukup lama afan bertarung satu lawan empat, dan kini tenaganya hampir terkuras. Valen dan yang lainnya yang

memang sudah siaga, lantas berlari menghampiri mereka. Kini lawannya imbang. Satu lawan satu. Karena tenaga

Dimas And The Geng sudah habis akibat melawan afan, kini mereka langsung terkapar karena tak kuat melawan

afan dan teman-temannya. Afan memiting tangan Dimas di punggungnya, dengan lututnya yang menekan punggung Dimas di tanah.

    "Gak usah sok jagoan! Lo tuh Banci! Lemah! Beraninya keroyokan!

Fokus ujian aja biar bisa lulus. Gue ragu otak kaya lo sama temen-temen lo ini bisa lulus apa enggak! Dan lagi,

kalo sampe gue tau lo deketin cewek gue atau lo coba nyelakain dia, siap-siap mati di tangan gue!" ujar afan tegas.

Dimas yang memang banyak gaya doang, lantas menggangguk. Tangannya serasa ingin patah hanya karena ditarik dan ditekan dengan waktu yang bersamaan .


                                         ****


Afan pulang di antar Valen dan yang lainnya. Wajahnya meninggalkan bekas memar dibawah mata dan di sudut bibirnya.

Ketiga temannya tidak mendapatkan luka sedikitpun, karena mereka yang mendominasi baku hantam

saat melawan teman-temannya Dimas. Namun, ternyata devi sedang berdiri di depan pintu apartemen afan.

Cewek itu memang sengaja mampir untuk mengantarkan makan malam untuk afan, hitung-hitung

sebagai permintaan maaf soal rara kemarin. Walau afan sudah memaafkannya, namun ia tetap ingin memberi

hadiah untuk pacarnya. Namun, niatnya ingin memberi kejutan pada afan, malah berakhir dengan dirinya

sendiri yang terkejut saat melihat afan datang bersama dengan teman-temannya dengan wajah yang babak belur.

   ."Kamu kenapa?!" tanya devi panik. "Mending lo obatin lukanya deh," ujar eby.

Devi hanya menuruti perintah eby. Merekapun masuk ke dalam apartemen afan. Devi pun

langsung menuju dapur untuk mengambil sebaskom air dan kotak P3K di tangannya.

    "Lo berantem sama siapa?" tanya devi saat dirinya sudah duduk berhadapan dengan afan.

   "Orang," jawabnya pelan. Devi yang kesal dengan jawaban afan lantas menekan sudut bibir afan dengan kain untuk membersihkan lukanya.

    "Awsh! Sakit devv!! Pelan-pelan kek!" ringis afan. Valen dan yang lainnya hanya meringis tertahan,

ia bisa merasakan betapa sakitnya diposisi afan saat ini. Mereka tidak tahu devi ada di sini,

bahkan jika mereka tahu mereka pasti tidak akan membawa afan dalam keadaan seperti ini.

    "Ck! Mukanya kenapa cemberut gitu, sih?" tanya afan mengelus pipi devi. Devi langsung menghentakkan

tangan afan lalu menekan lagi luka lebam dibawah matanya, dengan kapas yang sudah dibasahi alkohol.

    "Ya ampun, Sayang, sakit! Tega bener sih kamu!"

   "Rasain! Makanya jawab, kamu abis berantem sama siapa?"

   "Orang-orang."

   "Mau aku teken lagi lukanya?"

   "Dimas," Jawab afan malas.

   "Kak Dimas? Ngapain?"

   "Yaudah aku ceritain. Tapi kamu jangan marah-marah abis ini," ujar afan. Dan berhasil membuat devi mengalihkan perhatian padanya.

    "Ceritain buru!"

   "Aku berantem sama Dimas, gebetan kamu tuh!"

   "Enak aja! Aku gak pernah nganggep dia gebetan ya!" elak devi tak terima.

    "Ck! Dengerin dulu. Main potong aja!" Devi menggangguk, lalu menunggu kelanjutan cerita afan.

    "Dia pikir aku ngerebut kamu dari dia, makanya dia kesel, dia sama temen-temennya jadi keroyok aku," jelas afan.

   "Hah? Emang berengsek tuh si Dimas! Besok aku samperin apa ya!"

   "Gak usah, udah aku beresin sama yang lainnya tadi." Devi pun jadi terdiam sejenak, ia jadi merasa tak enak pada afan karena gara-gara dirinya afan jadi terluka seperti ini.


                                         ****


   "Sini, aku obatin lagi lukanya," ujar devi saat mereka sudah selesai sarapan.

Pagi ini, devi datang lagi menengok afan ke apartemennya. Devi jadi merasa bersalah, karena ia afan mendapatkan luka ini.

Padahal afan bilang kalau ini bukan salahnya melainkan salah Dimas. Ini yang membuat afan

tidak ingin memberi tahu yang sebenarnya pada devi. Gadisnya ini selalu saja kepikiran dengan semuanya.

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang