• PERJALANAN

812 70 0
                                    

   "Caca mana?" tanya nayla melihat kesekitarnya.

   "Au belom dateng kali" jawab devi. Nayla menggangguk lalu mengobrol sebentar dengan devi.

sampai tiba-tiba sesuatu menabrak lengannya dari belakang membuatnya terdorong ke depan dan hampir terjatuh.

Devi sudah berdecak kesal dengan orang yang menabraknya. Devi membalikkan tubuhnya berniat untuk mengomeli orang itu,

tapi yang di dapatnya justru afan yang tengah sibuk memasukkan tasnya ke dalam bagasi.

   "Heh, Mas! Minta maaf buru!" ujar devi memukul pelan pundak afan sampai Sang Empu Menoleh.

    "Awali pagimu dengan semangat. Bukan dengan ngomel-ngomel Nanti numbuh uban lo di umur segini," ledek afan.

Devi hanya mendelik sebal mendengar ucapan afan barusan. Namun, yang membuat devi makin kesal adalah,

ternyata devi dan Afan satu bus. Betapa sengsaranya hidup devi saat dia mengetahuinya bus dengan pacar mesumnya itu.

Jika kebanyakan pasangan memang menginginkan berdekatan terus dengan pacarnya, tapi tidak untuk devi.

la merasa kesal dengan tingkah afan yang makin hari makin absurd, walau tak dipungkiri hal itu membuat devi

merasa menikmati setiap canda tawa yang diciptakan afan. Devi duduk bersama afan, sedangkan nayla duduk bersama eby.

Caca? Jangan ditanyakan lagi, ia sudah lebih dulu di booking untuk duduk bersama Valen.

    "Emang ya, jodoh gak ke mana," ujar afan santai sambil menjatuhkan bokongnya di bangku samping Devi.

   "Lo duduk sama temen-temen lo yang lain kek!" usir devi.

   "Lah emang kenapa kalo duduk di sini?"

   "Gue pengen tidur selama di perjalanan. Kalo gue tidur di samping lo, itu gak ngejamin gue gak bakal di apa-apain, kan?"

   "Tidur aja, paling leher lo ada merah-merah nanti!" Devi sudah memelototkan matanya menatap afan.

   "Bosen idup?" tanya devi dengan wajah galaknya.

   "Sensi banget, sih? Lagi haid ya?"

   "Sorry."

   "Galak ih, kek Anabel." Mata devi kembali melebar saat ia disamakan dengan boneka menyeramkan itu.

    "Lo kek Valak!" balas devi. Seolah merasa lucu dengan topiknya kali Ini, afan malah membalas ucapan gadisnya.

   "Valak yang nyama-nyamain kek gue," balas afan santai.

    "iya sama. Sama jeleknya maksud lo kan?" Devi sudah terkekeh membuat afan ikut tersenyum.

   "Lo juga Sama seremnya kek Anabel" celetuk afan yang langsung membuat devi menjambak rambut afan kencang.

Saat ini, bus yang mereka tumpangi tengah memasuki tol, hujan juga mengguyur dengan derasnya.

Hal itu justru membuat kebanyakan murid memilih untuk tidur selama perjalanan. Seperti devi saat ini.

Afan menopang pipinya dengan tangan kirinya yang menumpu pada pahanya. Rasanya lucu melihat

wajah devi yang tengah mencoba untuk pulas. Sesekali kening devi terlihat mengerut kala

kepalanya terbentur pelan kaca jendela, membuat afan tersenyum melihatnya.

    "Ngapain liat-liat?" tanya devi saat matanya terbuka, yang dilihatnya wajah afan yang tersenyum sambil mengamati wajahnya.

   "Cantik. Aku suka liatnya," jawaban afan sukses membuat pipi devi memanas seketika.

    "Apaan sih, udah sana." Devi mendorong wajah afan untuk menjauh darinya. Afan terkekeh lalu mencium pipi devi singkat, devi terkejut dengan perlakuan afan padanya.

Berani sekali afan mengecup pipinya saat mereka berada di dalam bus yang ada gurunya. Walaupun

Gurunya ada di depan, tapi kalau mereka lagi sial pasti mereka dapat sanksi atas perbuatan afan.

   "Mimpi Indah, Sayang," bisik afan tepat di depan wajah devi yang melongo. Devi kini menyandarkan kepalanya di pundak afan.

Sehingga afan tidak bisa lagi mencuri kecupan di wajahnya. Tetapi hal itu tidak membuat afan kehilangan akal.

Walaupun tidak dapat bibir, yang penting dapat puncak kepalanya. Afan mengecup puncak kepala devi sebentar

lalu sisi wajahnya ikut menyandar di kepala devi. Sinar matahari mulai menyinari tempat perkemahan mereka.

Semalam begitu rombongan sekolah sampai, semua murid langsung beritirahat di tenda yang sudah disediakan

oleh pihak sekolah. Dan pagi ini, para murid sedang mengantre sarapan di posko guru. Sebelum mereka memulai kegiatan kamping.

Afan yang baru bangun, melihat sekitarnya yang kosong. Pikirannya pasti teman-temannya sudah bangun lebih awal dari dirinya.

la pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi, dan setelah beberapa menit berlalu, afan telah selesai dengan ritual mandinya.

Ia bergegas kembali ke tendanya untuk mengambil ponselnya. Kakinya mulai melangkah dengan handuk yang

masih menggantung di pundaknya. Matanya tak sengaja menangkap sosok gadisnya yang tengah tertawa dengan cowok

yang tidak diketahui namanya. Tentu saja kakinya langsung otomatis berjalan mengarah ke gadisnya.

    "Kamu tidak perlu tertawa terlalu banyak! Biarkan lalat masuk ke mulutmu, maka kamu akan tahu rasanya!"

ujarnya kesal sambil memperhatikan cowok di sebelah kanan gadisnya. Devi yang melihat tatapan bersahabat dari kekasihnya,

langsung menyuruh Rangga untuk pergi. Setelah kepergian Rangga, devi berdeham sebelum mulai bertanya.

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang