• DUEL

691 62 0
                                    

    "Habis, Sayang, nanti beliin lagi ya." Afan melempar botol kosong di tangannya ke tempat sampah yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

    "Orang itu minum gue, lo dateng-dateng main minum aja."

    "Ya harusnya peka kek, pacar lagi tanding futsal tuh siapin minum terus lap keringatnya.

Lo malah bengong di sini, terpesona ya sama kegantengan gue kalo lagi keringetan gini?" narsis afan.

    "Kan udah disediain sama rara."

    "Duduk di sana, jangan ke mana-mana. Nontonin gue aja, biar lo makin cinta sama gue."

Afan menarik tangan devi untuk duduk dibangku panjang pinggir lapangan tempatnya menaruh tas.

    "Narsiss banget sih jadi cowok!"

    "Siapa yang narsis? Emang nyatanya kayak gitu kan?"

    "Ya tapi kan gak usah dijelasin juga gue tau kali."

    "Oh tau ya hehe, kirain gak tau. Lo kan lemot otaknya."

   "Ngajak duel?!"

    "Enggak, oh ya, kalo aku menang tanding hari ini siapin hadiah ya."

    "Mana ada orang tanding, request hadiah segala!"

    "Ada, aku buktinya. Pokoknya gak mau tau, kalo menang hari ini dapet hadiah dari kamu."

Setelah mengantar devi ke bangku panjang, afan kembali ke tengah lapangan karena suara peluit

dari wasit yang menandakan permainan dimulai kembali. Devi membenarkan perkataan afan, kalau afan

memang sangat keren saat dibanjiri keringat seperti itu. Ditambah lagi, tubuhnya dengan gesit berlarian mengejar bola.

Damn! Devi sangat-sangat menyukainya. Tidak ada rasa jijik saat melihat wajah, tangan, leher

dan tubuhnya yang basah akibat keringat. Devi justru sangat menyukainya, rasanya Devi ingin memeluk

afan saat ini. Baginya afan terlalu sempurna di matanya saat ini, hingga rasa cemburunya

meningkat saat menangkap basah banyak siswi yang melihat afan dengan tatapan memuja.

telah selesai. Afan dan timnya memenangkan pertandingan futsal hari ini dan di hari berikutnya

mereka akan mencari pemenang selanjutnya untuk tanding dengan lawannya yang menang di hari sebelum-sebelumnya.

Afan duduk di samping devi dengan tangan yang sibuk mengelap keringat yang membanjiri wajahnya.

    "Panas banget ya, fann?" tanya devi yang serius memperhatikan sisi sebelah wajah afan.

    "Emm, tapi jadi adem pas denger suara kamu."

    "Apaan sih, anjir. Nanya serius juga malah dibalas gombalan."

    "Hehe aku mandi dulu, Yang, abis itu susul kamu di kantin."

    "Oke, Bos!" Afan tersenyum lalu geleng-geleng kepala mendengar ucapan gadisnya yang sangat menggemaskan.

    "Aku sama caca, nayla, tunggu di kantin ya." Devi bangkit dari duduknya. Tapi afan mencekal tangan devi segera.

    "Duduk di tempat biasa aku sama anak-anak nongkrong."

    "Iyaa." Devi mengajak caca dan nayla untuk menunggu di kantin, dan dibalas dengan anggukan oleh mereka.

Afan dan yang lainnya pergi ke ruang ganti basket, yang menyediakan kamar mandi juga.

Selang beberapa menit, afan dan yang lainnya telah selesai bersih-bersihnya. Mereka langsung bergegas ke

kantin karena perut mereka sudah sangat kelaparan. Sesampainya afan di kantin, ia tak

sulit menemukan gadisnya karena devi
mengikuti perintahnya untuk duduk di bangku

pojok kantin tempatnya biasa ia dengan yang lainnya nongkrong."

    "Napas makannya!" ujar afan saat menempati bangku samping devi.

    "Kalo gak napas mati, Mas," balas devi yang sibuk dengan mi ayamnya.

Hasby dan yang lainnya tak lama ikut bergabung di sana.

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang