• BUCIN

778 56 0
                                    

hasby menawarkan diri untuk memesankan makanan afan dan eby.

    "Heh, cowok gue mana?" tanya caca, matanya melihat afan lalu eby.

    "Mana gue tau! Emang gue bapaknya" balas eby mendapat kekehan dari nayla.

    "Yee... resek lo bucin!" balas caca bangun dari duduknya.

    "Gue cari valen dulu," lanjutnya lalu pergi keluar kantin.

    "Temen lo berdua waras? Dia ngatain gue bucin, apa gak kebalik tuh, lah bukannya Valen lagi pesen makan ya?" tanya eby.

    "Enggak, emang lo bucin!" balas devi.

    "Eh oneng! Bucin-an lo ya, sama kaya cowok lo juga bucin!" ujar eby tak mau kalah.

    "Heh, eby Megantara! Gue jelasin ya sama lo, Kalo cewek bucin itu emang hakikatnya dia mengikuti cowok, kalo cowok itu baru namanya bucin sesungguhnya," jelas Devi.

    "Gak sia-sia gue didik lo!" ujar nayla membanggakan devi.

    "Maksud lo gue juga bucin gitu?" tanya afan.

    "Lo bukan Bucin tapi buncit," gelak tawa terdengar di meja mereka.

Devi kembali fokus dengan mi ayamnya. ini hari terakhirnya ia bisa makan banyak, besok harus diet ketat. Afan gemas melihat gadisnya yang terlihat sangat lapar.

    "Devv, munduran kek," titah afan. Devi mengerutkan keningnya bingung, tapi tak mikirin ia memundurkan duduknya.

    "Lagi," titah afan lagi. Devi berdecak kesal karena acara makannya diganggu.

    "Kenapa sih?" tanya devi.

    "Cantik lo kelewatan sih." gombal afan. Devi menahan senyumnya yang ingin merekah di wajahnya.

Tak bisa dipungkiri hati devi langsung luluh hanya karena sebuah gombalan receh dari kekasihnya.

    "Sa ae, Kang Kolor!" ujar hasby yang sudah bergabung dengan valen juga.

    "Diemm jomblo!"

    "Emang nasib jomlo gini amat ya jadi bahan bully terus," ujar hasby mendramatisir.

    "Sabar Mblo, ini ujian." Nayla mengelus-elus pundak hasby prihatin yang malah menambah kesan lucu menghinanya.

Mereka asyik mengobrol riang dengan hasby sebagai tumbalnya. Sementara afan masih memperhatikan

gadisnya dari samping, tangannya menggenggam tangan devi yang diletakkannya dibawah meja. Devi menengok ke arah afan.

    "Gak lupakan sama hadiah gue?" tanya afan dengan suara agak rendah.

    "Iya." balas devi santai.

Skippp!


                                          ****

Afan kini tengah menyusul eby, valen dan juga hasby yang sudah lebih dulu ke kantin. Berhubung hasby

hari ini yang mentraktir, jadi mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas. Saat di tangga, afan berpapasan dengan devi.

    "Kantin?" tanya afan.

    "Aku nganterin ini dulu ke lab. Biologi." Devi mengangkat tumpukan kertas di tangannya.

    "Lamaa?"

    "Enggak, cuma ngasih ini doang abis itu ngitungin tulang tengkorak yang ada di lab."

    "Yah, bisa abis Magrib baru selesai."

    "Hehehe canda, Sayang. Udah sana turun duluan, nanti aku nyusul"

    "Buru, lagi ditraktir sama hasby Mata devi berbinar saat mendengar kata traktiran.

Seolah dietnya terlupakan begitu saja. Canggihnya kata itu memang selalu membuat orang lupa kalau lagi diet.

    "Ada angin apa dia? Tumben traktir?"

    "Gak tau tuh. Yaudah nanti nyusul ya, jangan lama. Lewat dari sepuluh menit gue culik lo dari lab ke kantin."

    "Yaudah kalo gitu aku lamain aah." Afan sudah bersiap-siap untuk menggendong gadisnya, namun devi yang paham akan pergerakannya kembali berujar.

    "Udah sana! Aku kapan ke lab-nya dong

Mereka kini tengah makan di kantin. Hasby belum tahu kalau devi dan

Penulis cerita
Ig: Chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang