• KECELAKAAN

830 55 0
                                    

Langit tidak berkeliaran bebas di luaran sana sedangkan afan temannya dari kecil tertidur

menyedihkan di atas brangkar rumah sakit. Pukul tiga sore, hasby selesai dengan proses hukum.

Ia bergegas ke parkiran untuk cepat kembali ke rumah sakit. Namun, tiba-tiba ponselnya

berdering, menampilkan nama valen di sana. Valen meminta hasby untuk menjemput devi,

pasalnya dari tadi devi menelepon valen menanyakan di mana afan. Valen ingin

menjemput devi, namun saat ini ia masih menenangkan Karin. Dan setelah sambungan

telepon terputus, ponselnya berdering lagi. Kini menampilkan nama devi di sana. Devi

menanyakan keberadannya dan juga afan. Tanpa basa- basi, hasby langsung saja menyuruh devi

untuk siap-siap karena ia akan menjemputnya. Dan tiga puluh menit kemudian, akhirnya hasby sampai di rumah devi.

    "By, kita mau ke mana?" tanya devi saat arah mobil yang ditumpanginya melewati jalan yang devi rasa asing.

   "Katanya lo mau ketemu afan?" tanya hasby masih fokus dengan jalanan di depannya.

Devi tersenyum tipis lalu memandang keluar kaca jendela.

Hasby merasa iba melihat devi yang sudah sangat senang ingin bertemu afan. Padahal

kondisinya sangat tidak mengenakan untuk devi saat mengetahui keberadaan afan nantinya.

Mereka akhirnya berhenti di parkiran rumah sakit.

Devi mengerutkan keningnya bingung, lalu mengedarkan pandangannya. Apa ia salah lihat?

    "Kok kita ke sini?" tanya devi bingung.

   "Turun." Hasby keluar dari mobil, tak lama devi sudah berdiri di sampingnya.

    "By, ini ada apa sih? Kok tiba-tiba banget jadi ke sini?" tanya devi semakin penasaran.

Hasby tidak menjawab, ia hanya terus berjalan memasuki rumah sakit tersebut dengan devi

yang berjalan di sampingnya dengan pertanyaan yang terus terlontar.

    "By! Jawab gue! Siapa yang sakit?" tanya devi dengan mencengkeram tangan hasby.

Hasby masih tetap diam, ia tidak tahu harus dari mana memberi tahu cewek di depannya ini.

Hasby langsung menoleh, wajahnya memancarkan raut ketakutannya bercampur sedih.
Devi tidak mengerti dengan situasi saat ini.

   "Bukan afan kan, by?"

   "Hasby! Jawab gue!" bentak devi.

   "Maafin gue dev" ujar hasby. Devi terdiam di tempatnya.

Firasatnya semakin tidak karuan. Hanya dengan ucapan maaf dari hasby mampu membuat tubuhnya serasa lemas tak bertenaga.

    "Fan... Afan kenapa by?" tanya devi pelan. Suaranya seakan tercekat, ia sangat takut mengetahui kebenarannya.

Hasby menelan salivanya beberapa kali, ia bingung harus dari mana memberi tahu devi.

    "Afan kecelakaan semalam," tiga kata yang keluar dari mulut hasby,

membuat kaki devi lemas dan tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri.

   "Devv!" Hasby dengan sigap menahan tubuh devi yang hampir terjatuh.

   "Are you oke?" tanya hasby. Devi hanya diam dan menatap kosong ke depan.

Setengah nyawanya seakan keluar dari tubuhnya. Hasby membantu devi berjalan

menyusuri koridor Devi mengempaskan tangan hasby di lengannya.

   "Gue bisa jalan sendiri!" Dalam hati, devi berdoa semoga kondisi afan tidak parah.

Tapi harapannya putus ketika mengingat wajah hasby yang sedih seperti tadi. Devi pun

akhirnya tiba di depan ruangan afan dengan hasby yang berjaga di belakangnya.

Raka, risky, aldo, eby, Farhan, Angga, dan juga Raffa yang tengah tertidur, akhirnya terbangun lalu menoleh

saat mendengar derap langkah kaki mendekat ke arah mereka. Raut wajah devi seolah menanyakan afan

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang