• BRENGSEK

741 49 0
                                    

ancam Langit. Tak lama, seorang cewek seksi datang ke tengah-tengah mereka dengan

membawa dua bendera merah. Tanda bahwa balapan akan dimulai, afan dan Langit pun sama-sama

memacu motornya dengan kecepatan tinggi begitu bendera itu dikibarkan. Afan kalang kabut

saat membayangkan devi direbut Langit. Amarahnya memuncak, lalu la melampiaskannya dengan menarik gasnya lebih kencang lagi.

Hingga afan yang memimpin permainan. Langit yang melihatnya hanya tersenyum penuh arti.

    "Sekalinya tolol tetep aja tolol!"

Area lomba Langit yang dipilih bukanlah area yang biasa digunakan untuk balapan liar.

Kecuali itu adalah jalan yang biasa digunakan oleh masyarakat. Jalanan ini cukup sepi meski jam masih menunjukkan

pukul sebelas. Karena memang jalan-jalan menuju kesini semua sudah ditutup Langit agar tidak ada

yang mengganggu balapannya.
Di depan sana afan masih fokus mengendarai motornya.

Hatinya tiap saat menyerukan nama devi. Selama ini ia tidak pernah mendapatkan masalah yang

sebesar ini saat menjalin hubungan dengannya, tapi karena kehadiran Langit rasa takut menyelimuti hatinya.

Larut dalam pikirannya akan devi, afan tidak menyadari kalau ada truk besar yang melintas

dari jalur kanannya saat di perempatan. Afan menarik remnya kuat-kuat dari jauh, namun sayangnya rem tersebut blong.

    "Langit berengsek!!!" teriak afan frustrasi. la tahu pasti ini ulah langit, afan memfokuskan dirinya untuk menghindari truk itu.

Tidak ada pilihan lain, mau putar balik juga tidak mungkin kecepatannya seratus delapan puluh kilometer perjam.

Dan tak bisa dihindari lagi, sebuah hantaman keras menghantam tubuh afan. Ia terlempar jauh

ke aspal kosong yang gelap. Valen dan yang lainnya yang melihat dari layar CCTV pemantau jalan,

terlonjak kaget lalu buru-buru mengambil motornya untuk menyusul afan. Afan sudah

jatuh terkapar sejauh enam meter dengan bersimbah darah, namun ia samar-samar masih

bisa melihat langit yang berjalan ke arahnya dengan senyum manisnya.

    "Gak nyangka ini malam terakhir lo sama temen-temen lo dan devi," ujarnya.

Afan merintih kesakitan untuk menahan sakit di seluruh tubuhnya. la meminta pertolongan pada

Langit, berharap langit masih memiliki hati. Namun, nahasnya Langit malah menginjak

tangan afan yang berusaha untuk meraih dirinya.

    "Gue benci sama lo! Dari dulu hidup lo selalu penuh dengan kebahagiaan Dan gue? Gue cuma numpang di keluarga lo karena nyokap gue meninggal,

dan bokap gue malah nikah lagi sama cewek lain. Lo terlalu baik buat gue, dan gue benci nerima kebaikan dari lo terus-menerus.

Lo kasihan kan sebenarnya sama hidup gue? Gue gak butuh dikasihan lo Gue bisa hidup sendiri tanpa lo dan keluarga lo!"

ujar Langit murka. Afan masih terus meronta, meminta bantuan dengan keadaannya yang sangat kritis.

Darah semakin banyak keluar dari kapala afan dan mulutnya juga mengeluarkan darah.

Akibat dari hantaman keras tadi, helm yang dipakai afan sampai terlepas dari kepalanya.

    "Mati aja lo! Jangan hidup lagi!" ujar Langit menendang perut afan yang tengah merintih

kesakitan, setelah itu ia lalu pergi dari sana sebelum ada yang melihatnya. Tak lama, valen

dan yang lainnya datang dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

    "Fan! Fan! Jawab gue kalo lo masih denger suara gue!" teriak eby memangku kepala afan yang telah mengeluarkan banyak darah.

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang