• KEKASIH

731 50 0
                                    

Ngomong-ngomong soal afan, devi jadi kepikiran dengan kekasihnya itu. Pasalnya, devi belum

mendengar kabar darinya. Padahal devi sudah me-nyepam chat sebanyak mungkin di

ruang obrolannya. Mungkin sudah dibalas oleh afan hanya saja devi belum melihatnya.

Toh, semalam ia tidak memegang ponselnya juga.

                                         ****

Pukul dua belas siang, orangtua afan sampai di rumah sakit. Wajah bundanya sangat pucat

mendengar kabar afan yang kecelakaan semalam. Raffa adiknya, kini berada dalam

gendongan ayahnya. Afan sudah dipindahkan ke ruang ICU. Di ruangan tersebut hanya boleh satu

orang saja yang menjenguknya. Orangtua afan menganga tak percaya melihat kondisi anak

sulungnya yang terbaring lemah dengan berbagai macam alat bantu medis yang

menempel di tubuhnya. Karin bahkan langsung pingsan saat melihat afan dari kaca pintu

ruangan. Eby, raka, risky, Farhan, dan juga valen. Dengan sigap, menahan tubuh Karin yang

hampir menyentuh dinginnya keramik rumah sakit. Tak lama, Karin juga dibawa ke ruang inap.

Tama, Ayah afan, saat ini tengah pergi ke ruang dokter yang menangani afan.

    "Jadi gimana Dok keadaan Putra saya?" tanya Tama.

Dokter tersebut menggeleng pelan dengan mengembuskan napasnya pelan. Tama sudah

lemas dibangkunya. Tanpa dokter bicara pun ia sudah tahu pasti hasilnya tidak baik.

    "Maafkan kami, Pak. Kecelakaan yang menimpa anak bapak sangatlah berat. Kami berusaha

untuk memperbaiki letak tulang rusuknya yang patah dan hampir mengenai paru-parunya.

Tapi untung saja saat dibawa kesini tulang rusuknya tidak sampai mengenai paru-parunya jika iya, takut paru-parunya bocor,"

untuk pertama kalinya air mata Tama turun. la sungguh syok dan tak berdaya mendengar semua penjelasan dokter.

    "Banyak tulangnya yang patah akibat hantaman keras yang dikarenakan afan terpental sejauh enam meter,"

Tama semakin syok saat mengetahui sejauh itu anaknya terpental? Tangannya mengepal kuat di atas pahanya.

    "la juga kehabisan banyak darah saat ini. Persediaan darah di rumah sakit ini masih kurang untuknya.

Dan akibat dari benturan keras di kepalanya itulah yang membuat anak bapak mengalami koma sampai saat ini,"

jelas dokter tersebut. la prihatin dengan Tama yang tubuhnya sudah bergetar hebat di hadapannya.

Ia tahu rasanya mengetahui anaknya dalam kondisi seperti ini, karena ia juga seorang Ayah.

    "tolong selamatkan anak saya. Berapa pun biayanya akan saya tanggung. Tolong, Dok," ujar Tama dengan wajah sendunya.

    "Kami akan lakukan yang terbaik untuknya Pak. Tapi untuk saat ini bisakah keluarganya mendonorkan darahnya untuk afan?

la harus cepat mendapatkan donornya jika tidak, kami tidak bisa menjamin keselamatan."

    "Ambil darah saya Dok. Golongan darah saya, sama dengan afan,"

ujar Tama lalu dokter tersebut menggangguk. Tama pun pergi ke ruang transfusi darah,

di sana ada suster yang akan mengambil darahnya untuk dicocokan, apakah darahnya

benar-benar cocok untuk afan atau tidak. Karena afan merupakan pasien dengan kondisi buruk.

Salah langkah bisa berakibat fatal untuk keselamatannya.

                                          ****

Hasby masih berada di kantor polisi siang ini. la masih menjadi saksi atas kecelakaan afan.

Ia juga telah menyerahkan bukti CCTV yang la lihat dari layar TV di lokasi tersebut.

Sudah dari pagi hasby di sini, namun proses hukum sangatlah panjang. Tidak apa baginya

seharian penuh di sini untuk memberikan keterangan saksi, yang terpenting agar

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang