• FOTO

720 60 0
                                    

   "Kamu marah ya sama aku gara-gara foto yang di mading?"

Devi tetap bungkam, matanya pun melihat ke arah lain karena tidak ingin melihat wajah afan

yang membuatnya ingin marah-marah saat ini. Afan merangkul pudak devi, namun tangan afan ia tepis dengan kasar.

    "Sayang, udah dong masa marah cuma karena foto yang gak asli itu sih? Lagian masa kamu percaya aja sih. Aku kan setia sama kamu."

    "Gak asli? Terus yang aslinya lo selingkuh sama dia gitu?!!" Devi berkacak pinggang menatap sengit afan.

    "Ya enggak lah! Lagian aku juga gak ada niatan buat selingkuh sama dia."

Afan mengedipkan sebelah matanya, lalu mendapat toyoran dari devi.

    "Jadi kamu punya niat selingkuh dengan orang lain?! Urus saja simpenan lo! Gak usah ganggu gue!"

ujar devi langsung buru-buru pergi dari hadapan afan. Emosinya saat ini benar-benar di ujung kepalanya.

Apalagi saat membayangkan afan bersama cewek lain selain dirinya.
Afan masih terus mengejar gadisnya,

namun terdengar suara yang tidak jauh darinya memanggil namanya kencang, bukan hanya

afan yang menoleh namun devi juga ikut menoleh saat mendengar nama kekasihnya disebut dengan suara perempuan.

Yang ditangkap mata afan dan juga devi adalah rara. Afan langsung menoleh ke arah devi, wajah

devi sangat sulit untuk ditebak. Sedetik kemudian devi langsung berlari ke arah kantin, dengan

afan yang masih meneriaki namanya, namun tidak mengejarnya.

                                          ****

Devi seharian ini selalu menghindar dari afan, la sengaja berangkat, ke sekolah lebih awal, dengan mengendarai

motornya sendiri.Katakanlah jika devi terlalu pecemburu. Tapi memang itu nyatanya, devi jadi agak ragu dengan afan.

Mengingat afan cowok yang suka tebar-tebar pesona seperti itu, tak di pungkiri jika memang

telah terjadi sesuatu dengannya dan rara. Afan selalu saja mencoba menghubunginya lewat ponselnya, seperti semalam.

Sampai-sampai afan ke rumahnya hanya untuk membujuknya agar tidak marah. Namun,

devi masih enggan untuk menemuinya, alhasil afan hanya menggedor-gedor pintu kamarnya dengan

devi yang sengaja memasang earphone di telinganya dengan volume penuh. Jam istirahat kali ini pun

tak devi pakai untuk ke kantin, ia memilih UKS untuk tempatnya bersembunyi dari afan. Pasti afan tengah mencarinya di sana.

Lalu sebuah pesan masuk dari aplikasi chatting di ponselnya yang sedang digenggamnya. Nama nayla tertera di layarnya.

Nayla bestiee:
Lo di mana? Afan ngamuk-ngamuk gak nemu lo di kantin.

Bahkan teman-temannya juga tidak tahu jika devi ada di UKS, karena kalo sampai mereka tahu

sudah pasti mereka akan memberi tahu afan. Devi mengabaikan pesan nayla, ia memilih memainkan

game di ponselnya. Tiba-tiba terdengar suara pintu UKS terbuka lalu ditutup lagi. namun itu

tak membuatnya mengurangi konsentrasi game-nya. Suara gorden disibak kasar mengalihkan perhatian

devi. Mata devi membulat sempurna saat mendapati sosok afan dengan wajah marahnya.

   "Biar apa coba menghindar dari gue tiap saat?!!" ujar afan murka.

Devi yang melihatnya lantas bangun dari duduknya, ia cukup takut saat ini mengingat afan

yang tengah marah dengan kondisi UKS yang hanya ditempati mereka berdua.

   "Ngapain ke sini, keluar lo!" usir Devi.

   "Udah tiga hari lo mendadak ngilang dari pandangan gue, lo pikir gue betah kayak gini?

Lo marah cuma karena hal sepele yang gue gak lakuin sama sekali! Bahkan lo gak mau denger penjelasan gue!" cecar afan.

    "Lo tau gue gak suka sama rara! Kenapa lo peluk-pelukan sama dia waktu kemping kemarin?!

Jadi alasan lo waktu itu ke toilet karena mau ketemu sama rara?!" balas devi tak kalah sengit.

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang