• ROMANTIS

1.1K 89 0
                                    

tahi lalat dipipinya . Betapa Cantiknya la, afan memang pintar dalam memilih pacar.

Afan menyulurkan tangannya untuk membelai lembut pipinya. namun siapa sangka gerakannya membuat devi terusik dari tidurnya.

   "eh, udah nyampe, ya?" tanya devi dengan suara khas baru bangun. Dari tadi ibu jari afan mengelus pipi devi.

Hingga devi tak mampu untuk tidak memejamkan lagi kedua matanya karena rasa nyaman.

Afan mengambil tangan devi,
lantas digenggamnya tangan mungil itu dan dikecupnya berkali-kali.

Devi merinding dibuatnya, karena perlakuan afan Entah mengapa, afan sangat romantis malam ini.

   "Kok gak bangunin aku?" tanya devi saat afan menaruh telapak angannya di pipinya sendiri.

Devi lantas mengelus pipi afan, sampai afan memejamkan matanya karena usapan lembut devi.

   "Pantes lo pengen pules lagi. Gak taunya dielus gini, rasanya nyaman ya Apalagi dielus sama yayang secantik lo."

Devi lantas memukul pelan pipi afan gemas. Hari ini, devi merasa pasokan oksigen di paru-parunya berkurang.

    "Orang tanya apa, malah jawabnya apa. Dasar!"

   "Abis lo pules banget. Gak tega gue banguninnya. Jangan cuma dielus doang dong. Cium kek," ujar afan genit.

   "Jam berapa sekarang?" tanya devi mengalihkan pembicaraan. Afan hanya berdecak sebal. Sampai kapan ia akan menanti devi untuk menciumnya?

   "Satu, masuk gih, biar bisa lanjut tidurnya." Devi menggangguk, lalu bergegas keluar mobil. Afan ikut keluar, Saat devi tengah berjalan memutari mobil.

    "Kamu langsung balik, kan?" Devi memegang jaket afan di kedua pinggangnya, saat afan membenarkan rambutnya.

   "Iya, Sayang" afan mengecup singkat kening devi.

   "Sana pulang! Hati-hati di jalan!" ujar devi berjalan mundur sampai gerbangnya. Afan memberinya kiss bye jarak jauh dengan matanya

yang mengerling menggoda.Devi yang melihatnya refleks berlari ke arahnya, dan memeluknya dengan erat.

Afan yang mendapat serangan mendadak dari gadisnya hanya bisa tersenyum membalas pelukan devi.

   "Kenapa romantis gitu, sih? Kan gue jadi baper, Bambang!" ujar devi dipelukan afan. Afan jadi terkekeh mendengarnya.

   "Biar lo makin cinta sama gue!" balas afan masih terkekeh.

   "Kamu hati-hati. Makasih buat malam ini," ujar devi sambil tersenyum malu-malu.

   "lya. Udah sana masuk, malah senyum-senyum di depan gerbang" devi langsung menutup pintu gerbangnya.

Tak lama, suara mobil menyala lalu melaju terdengar di telinga devi. Devi tersenyum,

mengingat dirinya malam Minggu-an dengan afan. Ternyata benar kata orang, jangan terlalu membenci nanti bisa jadi cinta.

Dan sekarang devi tengah mengalaminya. Entah sejak kapan devi mencintai afan. Yah, walaupun tak dipungkiri kalau awalnya devi sudah mulai

menyukai afan dari segi fisik. Malam ini rasanya akan datang mimpi indah, batin devi sambil tersenyum.


                                          ****

 

Pagi tadi, hari pertama devi dijemput afan, karena statusnya sekarang sudah resmi jadi pacar.

Saat ini sedang jam istirahat, hampir seluruh murid menghabiskan waktunya di kantin.
Begitu juga dengan afan dan teman-temannya.

   "Pesen apaan? Mumpung lagi mau jalan nih gue," ujar afan membuat ketiga temannya berbinar.

   "Gue siomay sama es teh manis aja," jawab valen.

   "Gue mi ayam pake bakso sama es teh manis juga," sahut eby.

   "Gue soto Budeh aja minumnya samain, es teh manis," timpal hasby.

   "Kalo bisa bayarin sekalian. Itung-itung pajak jadian," goda eby.

Afan yang mendengarnya langsung ngacir pergi memesan makanan teman-temannya.

Gara-gara tadi pagi afan kepergok berangkat bareng devi, teman-temannya langsung

mengambil kesimpulan bahwa ia sudah pacaran.
Sepuluh menit kemudian, afan sudah kembali
duduk di antara teman-temannya.

Matanya menjelajah seluruh isi kantin, namun tak mendapatkan sosok devi. Lantas ia langsung
mengeluarkan

ponselnya, mencari nama devi di sana lalu setelah menemukannya, ia meneleponnya.

    "Di mana?" Afan menyapu pandangan ke seluruh kantin, tapi belum juga ia menemukan sosok devi.

    "Di perpus." Alis afan mengerut mendengarnya.

    "Gak ngantin?"

    " ya nanti ke sana, kok."

    "Yaudah buruan. Gue tunggu di kantin." Setelah mendapatkan jawaban 'iya' dari devi, telepon langsung terputus secara sepihak.

Tak butuh waktu lama untuk Devi dan kedua temannya untuk sampai di kantin, karena perpustakaan

di sekolah mereka berada tepat di lantai dasar ujung sekolah, dekat kantin. Mereka kini sudah memasuki pintu utama kantin.

Mereka langsung menuju bagian kantin paling dalam, memesan beberapa makanan dan minuman yang cukup untuk mengisi perutnya.

    "Tuh anak malah duduk di sana. Malu kali nyamperin doi," ledek eby terkekeh saat devi dan kedua temannya malah melewati meja mereka.

    "Suruh ke sini aja, Bos," ujar valen sambil menyantap makanannya. Afan tanpa pikir panjang langsung bangun dari duduknya dan berjalan ke arah meja devi.

   "Kok ke sini?" tanya devi saat afan mendudukan bokongnya di sebelahnya.

   "Lo gak ke sana," jawab afan datar.

   "Emang gak makan?" tangan devi sibuk mengelap mejanya.

Entah kenapa afan merasa devi sepertinya kerajinan, sampai mau mengelap meja kantin ini.

   "Makan." Tangan afan sudah menopang sisi wajahnya sambil menatap devi dari samping.

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang