Berangkat...
Tidak...
Berangkat...
Tidak...
Berangkat...
Tid-
Kriiiing...
Bel pulang berbunyi.
Song Jaemin menghela napas pelan sebelum akhirnya menyelesaikan tulisannya.
Tidak.
Dia menatap tulisannya lama-lama.
“Apa tidak ada pilihan lain selain tidak?” Pikirnya.
Sudah beberapa hari ini remaja 18 tahun itu mencoba menentukan pilihan di sebuah kertas. Banyak-banyak Jaemin menulis kata Berangkat dan Tidak selama jam pelajaran, dan berakhir pada jam pulang sekolah. Dan hasilnya tetap sama, tulisan itu berakhir dengak kata tidak.
“Jem!”
Laki-laki yang baru saja dipanggil namanya itu bergidik kaget saat seseorang menepuk pundaknya. Dia lantas menoleh, menatap datar seorang remaja seusianya yang sudah tersenyum lebar, berdiri di sebelahnya.
“Balik, gak?”
Jaemin mengedarkan pandangan. Sudah tidak ia temukan siapa pun di ruangan berwarna putih itu, hanya tinggal dirinya dan seseorang yang sering mengaku-ngaku sebagai sahabatnya itu.
“Duluan aja,” Jaemin kembali menatap bukunya.
"Ck!" Igam berdecak pelan.
“Mulai bad mood-nya.” Ucap Igam nyaris berbisik.
“Seblak Mbak Sumi?” ajak Igam.
Jaemin menggeleng pelan tanpa mengalihkan pandangan.
“Gue teraktir, dua porsi?!”
Jaemin melirik.
“Seblak tulang, ceker?”
“Terserah lu! Mau seblak tulang, ceker, jengkol yang penting lu senang.”
Jaemin berdiri senang bersama lengkung sabit di bibirnya. Tangannya cekatan memasukkan peralatan sekolahnya ke dalam tas.
“Ayo!” Jaemin merangkul Igam, meninggalkan lingkungan sekolah.
***
“Dasar anak geratisan, lu!” Cecar Igam.
Jaemin tersenyum sambil menggigit satu kaki ayam di mulutnya.Igam hanya bisa menghela napas dan menggeleng pelan melihat respons Jaemin.
Sekarang di hadapannya Jaemin duduk sambil begitu menikmati makan siangnya, oh atau mungkin ini adalah sarapan yang kesiangan bagi Jaemin.
Terlahir sebagai anak tunggal yang sering ditinggal ibunya bekerja ke luar kota, Igam tahu betul kebiasaan laki-laki berparas seratus persen Korea itu. Jaemin selalu mengabaikan sarapan, bahkan makan siang dan malam. Dia satu-satunya manusia aneh, yang jarang terlihat lapar yang Igam temui. Jaemin akan makan hanya jika ada seseorang yang mengajaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA JIKA
Fanfiction"Jem, enggak ada salahnya lu ambil pilihan lain, kalau lu enggak bisa terima jawaban kali ini," Dan siapa sangka keputusannya untuk mengambil pilihan lain adalah langkah awal Song Jaemin membuka lembaran lama kehidupan Song Ye Jun.