Kembali New Era memboyong tiga penghargaan dalam acar musik award.
Popularitas New Era semakin menempati puncaknya setelah memenangkan penghargaan di acara musik award tadi malam.
Penghargaan yang diperuntukan untuk sang ayah. Begitulah yang Jaemin New Era katakan di atas panggung musik award.
"Hyung-" Di tengah banyaknya pemberitaan New Era di luar sana, Jaemin masih disibukan mengejar Mark.
Tiga penghargaan yang mereka dapat semalam tak jadi alasan marahnya Mark hilang baginya. Mereka tentu saja dituntut profesional dalam pekerjaan, tanpa harus mempedulikan hangat tidaknya hubungan mereka di bawah panggung.
Mark memutar badannya lalu menunjuk Jaemin, "Diam! Aku tidak mau mendengar apa-apa Jaemin!"
Untuk yang kesekian kalinya Jaemin hanya bisa menghela napas. Sudah tiga hari Mark mendiamkannya setelah tragedi di dapur pagi itu.
Mark benar-benar marah, bahkan tidak segan-segan dia membentaknya keras.
"JAWAB AKU SONG JAEMIN!"
"Okey, aku akan jelaskan semuanya. Tapi Hyung tenang dulu,"
Mark membuang napas sekaligus, "Jelaskan sekarang!"
"Aku sudah mendapatkan teror itu dari dua tahun lalu,"
"Ah?" Mata Mark.
"DUA TAHUN-"
"Ssssstttt..." Jaemin meletakan telunjuknya di depan mulut. Sesekali dia menoleh ke belakang, takut-takut ada anak-anak lain yang menghampiri mereka.
"Sudah kubilang tenang dulu! Nomor itu sudah dua tahun menerorku tapi selama itu juga aku tidak menangapinya. Aku hanya menjawab teleponnya dan mendengarkannya mengoceh tidak jelas, hanya itu tidak lebih,"
"Tapi kenapa kau tidak memberi tahuku?!"
"Dia hanya orang mabuk, Hyung,"
"Dari mana kau tahu jika dia hanya orang gila yang main-main? Kau pikir aku selama ini tidak memperhatikan situasi? Banyak kejadian yang janggal di pikiranku, termasuk kejadian Chenle yang terkunci di kamar mandi beberapa waktu lalu. Menurutku ancaman orang itu bukan hanya omong kosong, Jaemin. Kau sudah tahu jika kita sedang dalam bahaya, tapi kau malah diam dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa? Michyeosseo?!" Mark menenpelkan ponsel dalam genggamannya di dada Jaemin kemudian berlalu begitu saja.
Mark pergi membawa kecewanya. Ya, Jaemin masih melihat kecewa bercampur marah itu tampak jelas tergambar di wajahnya, dan entah sampai kapan Mark akan mendiamkannya.
Mobil putih sudah menunggu mereka di area parkir gedung DJ Entertainment. Sudah bukan hal yang aneh bagi Haechan, Jeno, Jisung, Chenle dan Renjun mendapatkan Mark bersikap agak dingin terutama pada Jaemin.
Berkali-kali mereka bertanya alasan Mark bersikap demikian pada Jaemin, dan Jaemin hanya menjawab, "Aku sudah melakukan kesalahan!"
Ya, hanya itu.
Begitupun dengan Mark, laki-laki yang dituakan itu tidak memberi jawaban pada pertanyaan yang sama pada mereka.
Rupaya, Mark pun tak ingin adik-adiknya yang lain tahu. Mungkin dia takut mereka akan dilanda kekhawatiran dan malah menggangu performance selama bekerja. Begitulah pikir Jaemin. Maka dari itu, dia pun memilih untuk bungkam sementara waktu.
[Jeno : Apa Mark Hyung sudah tahu?]
Begitulah isi pesan singkat yang Jeno kirimkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA JIKA
Fanfiction"Jem, enggak ada salahnya lu ambil pilihan lain, kalau lu enggak bisa terima jawaban kali ini," Dan siapa sangka keputusannya untuk mengambil pilihan lain adalah langkah awal Song Jaemin membuka lembaran lama kehidupan Song Ye Jun.