Kesempatan Baru

74 16 0
                                    

“KAJJA!!!” Haechan berteriak menyemangati teman-temannya. Dia tak kalah menunjukkan kemampuan menarinya selama latihan berlangsung.

Braaakk!

Pintu ruang latihan terbuka cukup keras. Seseorang masuk dengan wajah semringah.

“Paman! Kau membuat kami semua kaget!” protes Jisung.

Mianhae, kalau paman buat kalian terkejut.” Chang Hee tersenyum lebar.
Keenam remaja di hadapannya menatap curiga.

“Ada apa?” tanya Haechan.

Renjun menoleh ke arah pintu yang dibiarkan terbuka lebar. “Siapa lagi yang paman bawa?”

Trainee baru, dari luar negeri.”

“Luar negeri?” kening Chanle mengerutkan keningnya.

“Dia bisa berbahas Korea?” Jeno bertanya.

“Sedikit,”

“Sepertinya itu akan menyulitkan kami untuk mengakrabkan diri.” Jaemin ikut berkomentar.

Chang Hee menggeleng, tidak membenarkan ucapan Jaemin. “Kau salah, Song Jaemin.”

Kening Jaemin mengerut samar.

“Biar kupanggil dia,” Chang Hee menoleh ke pintu. “Masuklah,” pintanya sedikit berteriak.

Jaemin menoleh, bersama lima orang lainnya yang tak kalah penasaran akan sosok di balik pintu. Mereka diam berdiri, menunggu.

“What’s Up!” sapa pemuda berambut pirang itu dari ambang pintu.

“Biar kuperkenalkan, dia Mark, salah satu trainee baru DJ Entertainment. Dan mulai hari ini dia akan berlatih bersama kalian,”

Semua terperanjat kaget.

Hyung?” Jisung menatap tidak percaya.

Jinja?” Jeno tak kalah terkejut.

Daebak!” Renjun menutup mulutnya.

Aigoo...” Chenle tersenyum senang.

Michyeosso,” celetuk Haechan.

Jaemin mengumbar senyum lebar. "Welcome, Hyung,"

***

Sepi.

Apartemen yang sudah ditinggalinya selama delapan tahun terakhir itu memang selalu terkesan tak berpenghuni. Dae Hyun keluar dari kamarnya, memakai piama biru tua dia menyeret kaki, mencari keberadaan anaknya.

Sudah hampir tengah malam, Dae Hyun mendapatkan Mark sedang serius di depan komputer. Pintu kamar anak itu terbuka lebar, hingga memudahkan Dae Hyun menemukannya.

Tok,tok,tok!

Dae Hyun mengetuk pintu.

Mark menoleh dan tersenyum.

Jika boleh Jujur, semenjak Mark kembali tinggal bersamanya, bisa terhitung jari kapan dan di mana Dae Hyun menghabiskan waktu berdua bersama anaknya.

Kesibukan masing-masing membuat keduanya jarang memiliki waktu untuk berdua meski hanya sekedar menikmati secangkir kopi bersama.

Dan malam ini, meski terbilang lelah, Dae Hyun meluangkan waktunya, walau hanya sekedar untuk berbagi cerita bersama Mark.

Mereka duduk bersebelahan di sofa ruang keluarga, sambil menikmati secangkir kopi.

“Appa lihat akhir-akhir ini kamu bekerja begitu keras. Bahkan tak jarang kau tidak tidur hanya untuk menyelesaikan pekerjaan.”

“Ya, begitulah,” Mark Menyeruput kopi panasnya.

“Are you ok?”

Mark menggeleng. “Sejujurnya aku ingin mengeluh, Appa,”

“Apa yang ingin kamu keluhkan? Ayo, cerita sini,” Dae Hyun memiringkan duduknya.

“Soal lagu-lagu untuk album comeback Venus. Sepertinya aku tidak bisa menyelesaikannya.”

Kening Dae Hyun mengerut tegas. “Kenapa?”

Mark menghela napas.

“Mereka menolak lagu-lagu ciptaanku, mentah-mentah!” Mark tersenyum miris kemudian.

“Benarkah?”

Mark mengangguk.

“Apa alasannya?”

“Bagi mereka lagu ciptaanku hanya sampah yang tidak layak untuk mereka bawakan!”

Mata Dae Hyun membulat. Dia cukup terkejut mendengar alasannya.

“Maka dari itu aku meminta paman Jae Sun untuk mengerjakannya, tapi paman malah memintaku untuk sedikitnya mau mencoba lagi. Tapi...”

“Hatimu sudah tidak di situ?”

Mark mengangguk, membenarkan perkataan ayahnya.

“I am sorry, Appa,” ucap Mark pelan dengan penyesalan.

“Aku tidak bermaksud mengecewakanmu,”

Dae tersenyum dan menepuk-nepuk pundak putranya.

“Tidak... kau tidak membuatku kecewa sama sekali. Kebelum beruntunganmu kali ini bukan berarti buat kamu harus menyerah dan menunda semuanya, Nak,”

“Lelah boleh, asal jangan menyerah!”

Mark menghela napas dan mengangguk.
Hening beberapa saat. Ayah dan anak itu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya Dae Hyun memberanikan diri untuk bertanya.

“Mark?”

Mark menoleh.

“Kau... tidak ingin berkarya di atas panggung?”

HANYA JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang