Beberapa hari berlalu setelah kejadian alisya yang terluka karena ulah reva. Al tidak membalasnya melainkan mengancam akan membunuhnya jika berani macam-macam.
Saat ini al sedang berada dikamarnya merebahkan diri sambil menatap langit-langit kamar. Saat ia akan memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara mesin dikepalanya yang membuatnya sedikit terkejut. Saat ingin memarahi sistem, namun tidak jadi karena memdengar perkataannya.
"Tuan sebaiknya anda segera bergerak sekarang."
"Ada apa?" Tanya al singkat sambil menaikkan satu alisnya bingung.
"Tuan saat ini lingga sudah mulai bergerak tuan."
"Apakah dia merencanakan sesuatu?" Tanya al pada sistem yang sudah mulai serius.
"Benar tuan, saat ini mereka menargetkan alisya."
Al yang mendengar itu begitu terkejut, pasalnya target lingga adalah dia bukan alisya. Ia tak habis likir dengan si tua bangka itu yang menghalalkan segala cara agar menjadi pemenang.
"Kenapa harus alisya?" Tanya al sambil memejamkan mata mencoba menahan amarah.
"Mereka ingin membunuh alisya kemudian menikah kan anda dengan reva tuan."
"Cih, disentuh saja tidak sudi apalagi menikah." Al berdecih sambil menatap layar hologram didepannya.
Al mempertimbangkan usulan sistem. Ia harus segera bertindak sebelum terjadi sesuatu pada alisya. Ia tidak akan membiarkan alisya terluka lagi.
"Sist kita berangkat malam ini." Ucap al beranjak pergi menuju ke kemar mandi untuk menyegarkan badannya. Entah kenapa setelah mendengar berita dsri sistem membuatnya menjadi gerah.
"Baik tuan."
Tak berselang lama al keluar dari kamar mandi lalu merebahkan dirinya. Ia akan mengisi staminanya untuk malam nanti. Bagaimanapun juga ia akan membunuh banyak manusia.
____________________________________________________________
Malam pun tiba, al sudah siap dengan pakaian serba hitam yang ia minta dari sistem. Ia menggunakan jubah bertudung hitam dan juga masker agar ia tidak dikenali. Sebelum pergi ia sempat berdiskusi dengan sistem terlebih dahulu karena ia belum menarget siapa yang akan menjadi korbannya.
"Sist carikan target yang akan dibunuh." Ucap al menatap keluar pintu balkon.
"Maaf tuan, individu atau berkelompok."
"Berkelompok, carikan yang paling banyak manusianya." Ucap al sambil menyeringai. Sepertinya ia sudsh tidak sabar untuk membunuh.
"Baik tuan."
Ding.....
"Tuan ada dua yang pertama BLACK DIAMOND milik ayah anda, yang kedua RED DIAMOND milik kakak pertama anda."
Al terkejut, ternyata ayahnya dan kakak juga memiliki mafia. Ia pikir hanya memiliki anak buah biasa. Tanla berlama-lama al langsungbmemilih RED DIAMOND milik kakaknya, hitung-hitung mengurangi musuh.
Setelah ditetapkan, al langsung berteleportasi ke jalan yang sepi kemudian ia meminta sistem untuk memindahkan motornya. Al bisa saja lansung ke lokasi namun ia lebih memilih memakai motor sambil menikmati angin malam.
Sebelum sampai markas mereka, al berhenti dulu untuk memantau situasi. Walaupun ia punya sistem tapi tetap saja ia butuh rencana.
"Sist berapa orang disana?" Tanya al pada sistem sambil menatap markas RED DIAMOND dari kejauhan.
"1000 orang lebih tuan."
"Apakah ragaza sedang disana?" Tanya al.
"Tidak tuan, saat ini ragaza sedang berkumpul dengan lingga, reva beserta mamahnya dan twins tuan."
