Beberapa hari telah berlalu setelah kajadian dimana al membeli sebuah mall dan setelah itu mereka masih dibuat terkejut karena al menamai mall nya dengan nama "LISYA MALL" memakai nama kekasihnya. Mereka yang melihat itu sampai dibuat tak bisa bernafas olehnya.
Saat ini al dan alisya duduk dikursi yang berada di rofftop sekolah. Karena al sedang malas dikelas, jadilah ia mengajak alisya membolos ke rofftop.
Saat ini al sedang memangku alisya menyamping. Sedari tadi al meminta alisya untuk mengusap-usap kepalanya. Alisya hanya menurut, sampai tak terasa istirahat pun tiba.
"Cihhh." Al berdecih karena mendengar bell pengganggu ketenangannya. Namun tak ayal ia beranjak berdiri dari duduknya kemudian menurunkan alisya.
Merekapun menuju kantin bersama-sama. Ditengah jalan al tiba-tiba ingin pergi ke wc, alhasil ia menyuruh alisya pergi lebih dulu dan di angguki oleh alisya.
Sesampainya dikantin, alisya langsung memesan untuknya dan al. Cukup lama ia mengantri, setelah pesanan selesai alisya langsung menuju tempat duduk yang masih kosong berada ditengah-tengah ruangan.
Alisya menunggu al sambil memainkan handphonenya. Sesekali melihat sekitar mencari teman-temannya karena belum sampai kantin. Tak berselang lama, alisya seperti meresakan langkah kaki yang mendekat kearahnya dari belakang. Ia pikir itu al, alisya langsung berdiri dan menghadap belakang. Namun saat alisya berbalik badan ia langsung mengganti senyumannya dengan tatapan datar.
PLAK
Alisya tertoleh kesamping namun anehnya ia tidak merasa sakit sama sekali. Kemudian ia menatap orang didepannya dengan tenang. Ia tak habis fikir kenapa orang-orang hobi memamparnya. Alisya kemudian maju kedepan mendekat ke arah sinta, ya dia adalah sinta teman reva. Ia kemudian menatap sinta dari atas sampai bawah lalu mendur kembali.
"Ngapain lo nampar gue?" Tanya alisya tenang.
"Apa?, lo masih tanya ngapain." Ucap sinta yang sudah mulai berakting dengan raut wajah yang dibuat-buat dan nada yang sok terkejut.
"Lo itu udah bully reva dan sekarang dengan entengnya lo tanya ngapain ha?" Lanjut sinta sambil menunjuk muka alisya telat didepannya.
"Gue nggak bully reva anjing." Ucap alisya dengan umpatan diakhir kalimat lalu menepis tangan sinta.
"Woy mana ada penjahat ngaku tolol." Ucap sinta yang diangguki oleh seisi kantin.
Akibat ulah sinta, alisya kembali dicemooh oleh satu sekolah. Padahal kenyataan yang sebenarnya dia tidak membully reva.
"Gue nggak bohong bangsat." Ucap alisya dengan menahan emosinya.
"Alah basi anjing." Ucap sinta mengangkat tangan bersiap menampar alisya.
Sementara itu teman-teman alisya dan al yang memang hampir sampai kekantin langsung berhenti karena mendengar kegaduhan. Mereka mengedarkan pandangannya lalu berjalqn cepat menuju kantin karena asalnya dari kantin sekolah. Sesampainya disana mereka terkejut karena alisya yang siap ditampar oleh sinta. Jesica langsung berlari menuju alisya namun ia terlambat.
PLAK
Bukan suara tamparan tapi suara tepisan. Tiba-tiba ada seorang perempuan dengan setelah jas serba hitam yang menepis tangan sinta yang membuat sinta kesakitan karena kerasnya tepisan yang diberikan oleh orang itu. Dia adalah luci pengawal yang al surih untuk menjaga alisya.