Author pov:Suasana di lokasi summer camp mendadak berubah menjadi tegang saat seorang panitia pria dilaporkan hilang dan seorang wali murid ditemukan tewas membiru didalam tenda.
Banyak pihak polisi telah berkumpul untuk menyelidiki penyebab kematian dan barang bukti yang tertinggal ditkp.
Syakila merinding saat melihat jasad korban dimasukkan dalam kantong terlihat jelas dimata Syakila bagaimana mata korban yang tidak bisa di tutup.
"Tidak ada yang tahu kapan kita mati,padahal semalam masih asik menyebarkan fitnah semoga Tuhan mengampuni segala dosanya amin"lirih Syakila.
Drrt
Drrt
Drrt
"Halo,siapa ya?"sapa Syakila menjawab sambungan telepon tanpa melihat nama yang tertera.
"apa kamu tidak menyimpan nomor saya?"ketus suara diseberang sana.
"Eh,bu Vania maaf ya bu saya nggak lihat nama ibu tadi"
"Sudah cepatlah kemari,kenapa pula kamu selalu berkeliaran kesana kemari sementara boss mu ada disini"omel Vania keras yang membuat kuping Syakila sedikit berdengung.
"Baik bu,saya akan segera kesana"
Vania mematikan sambungan telepon sepihak "Dasar nenek lampir"gumam Syakila segera beranjak dari tkp.
Syakila masuk kedalam tenda dan sudah dihadiahi tatapan tajam oleh Vania dan Vanesha yang terlihat baru saja bangun tidur "Selamat pagi bu boss dan nona Vanesha"sapa Syakila dengan senyum khasnya.
Vania yang melihat senyuman Syakila seketika membuang muka kesamping sambil menetralkan dirinya yang sedikit salah tingkah,cih cuman gara gara senyum doang bisal sesalting ini gue,batin Vania.
"Dari mana saja kamu? Kenapa pagi pagi sudah hilang hah?"galak Vania bukannya takut Syakila malah terkekeh.
"Malah ketawa kamu kira saya lagi bercanda apa"intonasi suara Vania bertambah naik diiringi dengan matanya melotot.
"Sumpah ibu lucu banget pagi ini"jawab Syakila jujur.
Deg
Wajah Vania yang semula memerah karrna amarah kini memerah karena salah tingkah semua amarah yang semula timbul kini tiba tiba hilang begitu saja.
"Kamu....bilang apa tadi?"tanya Vania sembari menggigit bibirnya karena menahan agar tidak tersenyum.
"Kamu lucu Vania mandi gih hari ini kita pulang aja ya nggak aman disini"ujar Syakula lembut yang membuat Vania tanpa sadar mengangguk lalu pergi kekamar mandi.
Sementara Vanesha hanya bisa melongo melihat bagaimana bisa dengan mudahnya Vania menurut dengan Syakila apa benar mommynya kini sedang jatuh cinta.
"Maafkan saya ya non kalau keputusan saya membuat nona Vanesha marah,tapi ini demi keselamatan nona sana bu Vania disini sudah tidak aman"seru Syakila sambil mengelus rambut Vanesha.
"Emangnya ada apa paman?"tanya Vanesha bingung.
"Tadi pagi ada kasus pembunuhan non,ngeri banget makanya kita diminta agar segera pulang ke rumah masing masing" Vanesha menganggukan kepala tanda setuju.
*
Disiang harinya semua acara dibatalkan dan semua peserta summer camp dipersilahkan pulang oleh panitia.
"Mom"
"Ya,ada apa Eca?"Vania menunduk saat sang putri memanggil dirinya.
"Eca pulang sama mereka aja ya"pinta Vanesha sambil mengedipkan kedua matanya memberi kode pada Vania.
Vania yang semula tidak mengerti akhirnya paham dengan isyarat yang diberikan oleh putrinya karena Vanesha sempat melirik Syakila yang sedari tadi berdiri sambil memperhatikan polisi yang lalu lalang.
"Baiklah,sampai jumpa dirumah ya"seru Vania mengelus kepala Vanesha.
"Titip putriku pastikan dia pulang dengan selamat kalau tidak nyawa kalian jadi taruhannya paham"ancam Vania pelan sambil mengeluarkan aura mencekam.
"paham,akan saya pastikan nona Vanesha pulang dengan selamat"jawab Luiz dengan sopan karena merasakan aura Vania.
"Kenapa tiba tiba merinding ya,apa jangan jangan....iiih"tubuh Syakila bergidik ngeri mengingat kematian wanita itu yang tidak wajar.
Vanesha ikut masuk kedalam mobil Sinta dan Luiz lalu pergi terlebih dahulu meninggalkan lokasi summer camp.
"Apalagi yang kamu tunggu,ayo masuk sebelum aku tinggal"seru Vania sambil masuk kedalam mobil yang membuat Syakila segera masuk karena takut ditinggal.
"Oh ya dimana nona Eca? Dan kenapa anda yang menyetir dimana pak Bagas?"
"Satu lagi pertanyaan akan aku lempar kamu keluar daru mobil ini"Syakila langsung kicep mendengar ancaman dari Vania.
Setengah jam kemudian,langit yang semua terang kini berubah menjadi mendung dan secara perlahan mulai turun rintik hujan.
"Kenapa kita berhenti disini?"tanya Syakila bingung karena secara tiba tiba Vania menghentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi.
"Apa anda benar benar berniat menurunkan saya disini?"tanya Syakila sedikit ragu.
"Tidak Syakil,apa kamu tidak lihat hujan sangat lebat jadi aku tidak bisa melihat jalan dengan jelas lagipula kepalaku sedikit sakit"jawab Vania santai sambil sedikit menurunkan kursinya agar dia bisa beristirahat dengan memejamkan mata.
Vania sedikit terkejut saat merasakan sebuah tangan lembut didahinya dan perlahan membuka kedua mata.
Deg
"Kamu baik baik saja kan?"tanya Syakila lembut sambil mengelus pipi Vania.
"Maaf ya aku tidak bisa menyetir jadi kita tidak bisa bertukar peran"sambung Syakila yang membuat Vania tersenyum lalu mengangkat tangannya ke pipi Syakila.
"Jangan khawatir,aku hanya pusing biasa nanti juga bakalan sembuh"
"huft untung saja"Syakila menghela nafas lega dan ingin kembali keposisi semula.
Namun Vania terlebih dahulu menarik kepala Syakila dan mengecup bibir Sexynya yang membuat Syakila seketika terbelalak kaget.
Cup
Vania memejamkan matanya sambil sedikit melumat bibir Syakila yang sedikit terbuka menikmati rasa manis dari bibir yang selalu menarik perhatiannya.
Tuhan,apa ini....tolonglah aku,rengek Syakila dalam hati.
Syakila hanya diam kaku tak bisa menggerakkan tubuhnya jangankan tubuh matanya saja tidak bisa berkedip sampai Vania terlihat melepaskan ciumannya karena kehabisan nafas.
Mata Vania terbuka dan menatap sayu kearah Syakila "Manis,aku suka bibirmu Syakil"ucap Vania pelan sambil mengelus bibir Syakila yang sedikit mengkilap dan hal itu membuat kesadaran Syakila kembali.
Syakila dengan segera menarik tubuhnya dan kembali duduk tegap dengan pandangan kosong kedepan,sementara Vania tersenyum melihat ekspresi kaget Syakila.
Vania mengira Syakila terkejut karena mungkin itu adalah ciuman pertamanya dan diambil oleh bossnya sendiri tapi yang sebenarnya adalah Syakila bahkan tidak tahu apakah kejadian tadi itu nyata atau cuman imajinasinya saja.
"Pasti halu....ya....aku halu...mana mungkin Vania menciumku...tapi kenapa terasa seperti nyata ya"batin Syakila sambil memegangi bibirnya yang masih basah.
Mobil Vania kembali jalan setelah hujan sedikit reda,Syakila sepanjang jalan hanya bisa diam dan merenung membuat Vania sedikit canggung dan segera memutar musik untuk memecahkan kesunyian.
Bahkan Syakila masih diam saat dirinya diantar oleh pak Bagas kerumahnya,dia seperti orang linglung akibat ciuman mendadak dari Vania dan pada malam harinya tanpa sadar tubuh Syakila mendadak panas karena selalu terbayang dengan kejadian dimobil pada saat hujan.
***////*/////''/**////
Vote?
Coment?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCO LOVE [End]
ActionKisah cinta rumit yang harus di hadapi oleh Syakila..... Terima cintanya dengan resiko tinggi... Apalagi Menolak cintanya......... Mengandung unsur gxg...