Author pov:Vania bergerak gelisah dan terus menerus melihat ke arah hp disaat seorang pria sibuk mempresentasikan hasil kerja sama dari dua perusahaan,Sinta yang menyadari bahwa Vania tidak akan fokus pada apa yang disampaikan pria dihadapannya terpaksa mengintrupsi dan meminta waktu meetingnya di hentikan untuk sementara.
Tidak ada yang berani membantah atau pun menolak permintaan Sinta yang notabanenya sekertaris dari investor terbesar di perusahaan tersebut.
"Van,kamu kenapa sih tidak fokus itu mereka lagi nerangin sesuatu loh?"tanya Sinta heran disaat semua orang di ruang meeting pergi dan hanya menyisakan mereka berdua pasalnya ini adalah pertama kalinya Vania tidak fokus pada saat meeting dengan klien.
"Aku juga enggak tahu Sin,perasaan aku jadi enggak enak banget dari tadi kepikiran terus sama Syakila mana dia belum ada chat apapun dan saat aku telepon pun nggak aktif"jawab Vania sambil menggigiti kukunya.
Sinta menghela nafas kasar kalau seperti ini dia tidak bisa menenangkan Vania "Kalau begitu,aku telepon kantor dulu siapa tahu Syakila sudah tiba dan batrai hpnya lowbet"seru Sinta lalu menghubungi kantor dan menanyakan keberadaan Syakila.
"Van,Syakila belum sampai ke kantor dari tadi"Vania semakin panik saat mendengar perkataan Sinta tanpa pikir panjang dirinya segera pergi meninggalkan kantor klien yang diikuti oleh Sinta.
"Hubungi Daddy dan tanyakan perihal sopir yang mengantar Syakila"perintah Vania saat dirinya telah masuk kedalam mobil.
Drrt
Drrt
Drrt
Alis Vania mengkerut saat melihat nomor tak dikenal menghubungi dirinya "Halo"
"Hallo....Vaniaku tercinta sudah lama kita tidak bertemu bagaimana kabarmu saat ini aku harap kau tidak menjadi gila saat tahu bahwa orang yang kamu cintai telah tiada"
"Siapa kau? Dan apa maksudmu sebenarnya?"tanya Vania bingung dengan nada dingin.
"Suamimu....Syakil....sudah tewas kubunuh hahahahahaha"tawa penelepon puas lalu mematikan sambungan secara sepihak yang membuat Vania berang.
"Ha...Hallo...dasar Brengsek"
"Sin suruh Trent lacak keberadaan Syakila sekarang"
"Ken..."
"Jangan banyak tanya Sinta,lakukan saja sialan"
"Baiklah Van"
Beberapa menit kemudian Sinta dibuat kaget saat melihat titik lokasi yang dikirimkan oleh Trent "Bagaimana bisa jadi kesana?"gumam Sinta heran namun dengan segera meluncur ke lokasi yang ditunjukkan oleh Trent.
"Van,ini adalah titik lokasi yang dikirimkan oleh Trent"ujar Sinta.
Vania dengan cepat turun dari mobil dan melihat kesegala arah dimana terdapat pohon pohon tinggi dan tatapan Vania tertuju pada suatu tempat yakni sebuah pembatas yang telah hancur dan terlihat juga ada jejak ban ditepi pembatas jalan.
"Tidak...tidak...kumohon"lirih Vania sembari mendekati pembatas jalan dan melihat kebawah dimana masih terdapat asap yang terlihat.
Sinta yang mengikuti pergerakan Vania menuju ke pembatas jalan dan langsung menutup mulut saat menyadari kemungkinan terburuk yang bisa menimpa Syakila.
Vania jatuh terduduk dijalanan aspal dengan air mata mengalir dipipi tanpa suara sedangkan Sinta sibuk menghubungi Albert dan Luiz agar segera menghampiri mereka ke tkp.
Albert yang telah tiba dilokasi langsung memerintahkan para anak buahnya untuk segara turun memastikan apakah benar mobil yang ditumpangi Syakila telah mengalami kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCO LOVE [End]
ActionKisah cinta rumit yang harus di hadapi oleh Syakila..... Terima cintanya dengan resiko tinggi... Apalagi Menolak cintanya......... Mengandung unsur gxg...