11

4.9K 402 20
                                    


Author pov:

Deg

"Hah....hah...hah..."

Gluk

Syakila bangun dari tidurnya dalam kondisi terengah dan segera menyambar gelas berisi air putih lalu minum dengan cepat.

"Syukurlah cuman mimpi"lega Syakila sambil mengelus dadanya lalu mengelap keringat didahinya yang keluar begitu banyak.

"Sudah sore ternyata"

Syakila ingin beranjak dari tempat tidurnya menuju dapur namun setelah pintu kamarnya terbuka dia malah disambut dengan dua tamu yang tak diundang.

"Hai Syakil,maaf ya kami datang enggak bilang dulu sama kamu dan ya maaf juga telah menerobos masuk kerumahmu"ujar Sinta dengan tatapan menyesal.

"Tidak masalah bu,oh ya ada apa kalian kemari?"tanya Syakila heran sambil melirik Luiz yang sedari tadi menatapnya tajam.

"Sini duduk dulu,saya mau nanya hal yabg serius sama kamu"Syakila duduk dikursi yang berseberangan dengan Sinta.

"Syakil,tadi pagi nona Vania bilang semalam kamu dan dia berciuman didalam mobilnya apa benar?"tanya Sinta serius yang membuat Syakila menganggukan kepala lemas karena kembali diingatkan kejadian tersebut.

"Sebenarnya dia yang menciumku bu,sedangkan aku hanya diam"cicit Syakila dengan suara pelan.

Sinta paham lalu menatap Luiz yang sedari tadi menggeram kesal lalu balik menatap Syakila "Syakil kami tahu identitas aslimu"ujar Sinta yang membuat Syakila menegakkan kepalanya.

"Maaf bu,saya telah menipu kalian,saya siap menerima konsekuensinya"sesal Syakila.

"Sudah lupakan itu untuk sementara yang terpenting adalah kamu harus segera pergi dari sini,sejauh mungkin"perintah Sinta yang membuat Syakila bingung.

"Kenapa memangnya bu?"tanya Syakila bingung.

"Hidupmu dalam bahaya Syakila,nona Vania sudah mulai jatuh cinta sama kamu"gereget Sinta.

"Dengar penipu,nona Vania itu...."

"Saya apa?"sebuah suara memotong pembicaraan Luiz.

Degg

Degg

Degg

Ketiga orang yang berada di ruang tamu tersebut terkejut melihat sosok Vania muncul dari pintu depan sambil menenteng sebuah paper bag menatap tajam kearah Sinta dan Luiz.

"Rupanya kalian berniat mengkhianati saya ya....tidak saya sangka"suara dingin Vania membuat Sinta segera bangkit.

"Tidak bu,kami tidak berniat mengkhianati ibu"elak Sinta dengan yakin.

"Lalu apa tujuan kalian kemari? Hah?"tanya Vania dengan emosi yang membuat Sinta dan Luiz gerogi.

"Bu Vania mereka kemari hanya untuk menjenguk saya saja kok"seru Syakila mencoba menenangkan emosi Vania bisa gawat jika tiba tiba mereka berkelahi disini.

"Jenguk? Ha......lain kali jika menjenguk seseorang itu harus bawa buah tangan seperti saya ini tahu"ujar Vania dengan bangganya melupakan emosi dirinya.

"hahahah....iya bu lain kali saya akan bawa buah tangan untuk Syakil"jawab Sinta dengan nada tak enak.

"Ini untukmu,kamu belum makan siang tadi kan?"tanya Vania sambil menyodorkan paper bag pada Syakila.

"Darimana ibu tahu saya belum makan?"tanya balik Syakila yang membuat Vania menatapnya tajam.

"Ibu? Kamu masih manggil aku ibu? Kamu lupa sama yang saya bilang tadi hah?"galak Vania.

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang