21

3.3K 324 9
                                    


Author pov:

"Paman..."

Panggil Syakila ketika melihat sosok Haris berjalan mendekatinya dengan raut tersenyum,namun senyuman itu tak bertahan lama dan diganti dengan raut wajah penuh amarah.

"Dasar anak tak tahu diri,gara gara kau kakaku meninggal...kau anak pembawa sial"

Ctash

Ctash

Ctahs

"Akh.....sakit paman......berhenti....Kila mohon hentikan...jangan cambuk Kila lagi"

Syakila mencoba menjauh dari sang paman namun sia sia karena Haris selalu saja bisa mengejarnya kembali.

"Kenapa kau tidak menuruti paman Kila,kau mau paman cambuk? Kenapa kau masih mendekati wanita iblis itu hah? Apa Kau tahu dia bisa menyiksamu melebihi paman,lihatlah tubuh paman sekarang apa kau mau seperti paman ini hah? Lihat paman Kila...Lihat....inilah yang akan kau dapati jika mendekati wanita iblis seperti Vania hahahah"

Syakila yang tadi menunduk dengan perlahan mengangkat pandangannya menuju Haris,seketika Syakila menutup mulutnya tak percaya melihat bagaimana mengerikannya kondisi fisik Haris.

"Lihat....Kila...dia mencongkel mata paman,dia mengambil jantung paman,dia membelah tubuh paman Kila,paman kesakitan....tolong paman Kila....tolong....hiks hiks"Haris menangis melihat kondisi tubuhnya yang telah terbelah dan organ dalam yang tidak lagi utuh.

"Sayang....Syakila ayo bangun....jangan tinggalin aku...ku mohon"sebuah suara wanita terdengar lirih ditelinga Syakila.

"Jangan Kila,jangan dengarkan dia....kamu ikut paman saja ayo..."Haris mengulurkan tanganya yang berlumuran darah kearah Syakila.

"Bangun...Syakila....bangun sayang....ku mohon....Aku tidak mengizinkanmu pergi...bangun Syakila...Bangun.."

Sebuah cahaya putih yang sangat terang tiba tiba muncul membuat mata Syakila terpejam dan merasakan tubuhnya ditarik oleh cahaya tersebut.

***

Disisi lain Vania segera membawa Syakila kerumah sakit dibantu oleh Luiz dan Sinta,para dokter yang telah menunggu kedatangan Vania dengan cepat membawa Syakila keruang UGD semua dokter sibuk memasangkan alat pernafasan.

"Detak jantungnya lemah dok"seru seorang dokter muda.

"Cepat siapkan alat pancu jantungnya"perintah dokter pria paruh baya yang langsung dituruti oleh suster.

"Sedia 1..2...3"

Tubuh Syakila terlonjak keatas saat sang dokter melepaskan alat pancu jantung dari tubuh Syakila,Vania yang masih ada didalam ruang UGD terus menatap Syakila dengan berlinang air mata penuh ke khawatiran.

"Please..please...please"gumam Vania saat melihat tidak ada reaksi apapun dari tubub Syakila setelah mendapat bantuan dari alat pancu jantung berkali kali.

Sinta dan Luiz hanya bisa diam menatap kegelisahan Vania,sebelumnya Luiz melarang seorang suster yang hendak mengusir Vania dari ruangan UGD dan menyuruhnya untuk melanjutkan pekerjaan suster itu.

"Tiit...tiit...tiiiiit........"

Sebuah suara nyaring terdengar diruangan UGD membuat pergerakan para dokter berhenti dan saling menatap satu sama lain.

Tangis Vania semakin pecah sambil menggelengkan kepala mendengar suara nyaring tersebut Vania paham apa arti bunyi tersebut dan ditambah dengan melihat para dokter berhenti melakukan pertolongan membuat praduga Vania semakin kuat.

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang