Author pov:"Selamat pagi"
"Hmm"
Syakila yang baru saja membuka mata hanya membalas seadanya saat Vania dengan senyuman menawan menyapa dipagi yang mendung ini.
Bukannya bangun Syakila malah menaikkan selimut dan ingin tidur kembali dengan posisi meringkuk tapi niatnya terurungkan saat Vania menahan kaki Syakila.
"Jangan ditekuk nanti jahitanmu lepas kembali"Vania mengelus lembut kepala Syakila setelah memberikan peringatan pelan.
"Ish..."Syakila berdecak tak terima dengan wajah cemberut yang membuat Vania terkekeh.
"Bangun yuk aku mau bikin sarapan buat kamu, kamu mau makan apa pagi ini?"Syakila merasa geli di telinganya saat Vania berbisik lalu meniup pelan telinga kanannya.
"Makan mie rebus pakai telur plus cabe rawit aja...enak tuh"gumam Syakila tanpa membuka mata yang masih bisa didengar oleh Vania.
"Apa? Katakan sekali lagi?"Vania membuka lebar kedua matanya saat mendengar gumaman pelan Syakila.
Syakila yang tersadar dengan ucapannya tadi langsung membuka lebar kedua matanya lalu melihat kearah Vania yang memandang tajam kearahnya "Bercanda....terserah kamu mau bikin apa yang penting pastikan saja sarapan kamu bisa bikin aku kenyang"koreksi Syakila sambil memberikan senyuman indahnya yang membuat Vania luluh.
"Baiklah kalau begitu kamu harus bangun aku kebawah dulu,lima belas menit kemudian kamu sudah harus ada dibawah jika tidak...."
"Iya iya,aku kebawah nanti sudah sana,siapkan sarapanku dulu"perintah Syakila sambil mendorong pelan tubuh Vania.
Cup
Vania memberikan kecupan singkat dikepala Syakila baru beranjak dari kasur dan pergi keluar dari kamar.
Vania turun kelantai satu sambil bersenandung pelan dan tak lupa pula senyuman tipis yang selalu menghiasi wajah cantiknya membuat orang orang yang duduk di meja makan menatap heran hingga membuat ekspresi wajah semuanya menjadi lucu di wajah Vania.
"hhahahah...wajah kalian lucu banget"cetus Vania sambil berjalan menuju dapur yang membuat para pelayan menjadi terkejut.
"Nyonya.."hampir semua pelayan didapur menyapa Vania sementara yang lainnya masih linglung.
"Lanjutkan pekerjaan kalian jangan hiraukan saya"dingin Vania sembari mulai sibuk membuat sarapan.
"Ada apa dengan putriku?"gumam Albert sambil menatap Vania yang sedang sibuk didapur.
"Mungkin mommy sedang kesurupan arwah bucin kali kek"jawab Vanesha cuek sembari menggigit roti,yang membuat Sinta dan Luiz tertawa pelan.
Seperti yang diminta oleh Albert,Vanesha telah datang bersama Sinta dan Luiz mereka semua akan berlibur beberapa hari dipulau milik Vania sampai Vania sendirilah yang meminta mereka kembali karena bosan.
"Biar kami saja yang membuat sarapan anda,nyonya tinggal bilang saja mau dibikinin apa"ujar wanita paruh baya yang merupakan kepala pelayan di Villa Vania.
"Tidak usah,saya sendiri yang akan membuat sarapan kalian pergilah kerjakan pekerjaan lain"jawab Vania cuek sambil sibuk mengiris bawang tanpa menoleh kebelakang dimana para pelayan berdiri kaku.
Kepala pelayan melirik ke arah pelayan lainnya yang masih berdiri dan memberi kode pada mereka untuk pergi dan meninggalkan Vania sementara dirinya akan tetap didapur siapa tahu Vania akan meminta bantuan.
Beberapa menit kemudian barulah Vania keluar dari dapur sambil membawa sepiring nasi goreng yang telah dihias dengan amat indah menuju kemeja makan semua orang yang masih ada dimeja makan terpesona dengan harum yang dikeluarkan nasi goreng buatan Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCO LOVE [End]
ActionKisah cinta rumit yang harus di hadapi oleh Syakila..... Terima cintanya dengan resiko tinggi... Apalagi Menolak cintanya......... Mengandung unsur gxg...