18

3.7K 328 9
                                    


Author pov:

Terlihat sebuah langkah berjalan dengan tergesa gesa menuju kesebuah ruang kerja Hernandez "Selamat siang tuan Enzo"sapa seorang pria yang membuat Enzo yang sedang duduk disofa sambil main hp mendongak keatas.

"Selamat siang Dani,informasi apa yang kamu bawa hari ini?"tanya Enzo santai.

"Saya telah mengetahui posisi terkini dari Nyonya Vania dan gadis yang ingin anda bunuh tuan"Enzo berdiri dengan semangat.

"Benarkah dimana mereka? Aku akan segera menyusul kesana"

"Tapi itu hal yang sulit tuan,nyonya Vania kini berada dipulau pribadi miliknya yang berada lumayan jauh dari sini,selain itu penjagaannya sangat ketat dan akses keluar masuknya hanya bisa menggunakan pesawat pribadi"seru Dani sambil menundukkan kepala membuat wajah Enzo memerah murka.

"Sial,Vania sama sekali tidak memberikan celah untukku agar bisa membunuh gadis itu"geram Enzo.

"Tuan sebaiknya anda tidak perlu khawatir,disana ada beberapa anak buah kita yang berhasil menyelinap kesana dan sekarang mereka masih bisa kita hubungi"

Enzo tersenyum miring mendengar informasi dari Dani "Hubungi mereka..."

Dilain tempat Vania menggelengkan kepala tak percaya saat melihat Syakila yang asik berjoget dan bernyanyi diruang karaoke dari balik kaca kecil dipintu masuk terlihat juga Vanesha yang duduk sambil menikmati setumpuk cemilan yang Syakila ambil dari mini market.

Syakila kembali ke Vila sambil menenteng  beberapa bungkusan kantong kresek yang berisi cemilan membuat semua orang cengo sedangkan Syakila hanya tersenyum kecil sambil menawarkan cemilan kesemua orang.

Ceklek

"A..b...g......tua...tingkah mu semakin gila kau menjerat semua wanita...wanita yang ada didepan mata..rayuanmu sungguh mempesona"Syakila bernyanyi didepan Vanesha dengan pengkhayatan penuh yang membuat Vanesha tertawa geli melihat tingkah absurd Syakila.

"hahaha...om Syakil....lucu banget"

Vania ikutan tertawa melihat tingkah Syakila,tak lama kemudian Syakila membalikkan badan kearah Vania yang membuat tubuhnya seketika berhenti dan tanpa sengaja menjatuhkan mic.

"Sumpah...malu banget gue jirr"batin Syakila menjerit malu hingga membuat wajahnya memerah,untung saja lampu diruangan tersebut tidak terlalu terang membuat Syakila masih selamat.

Cetek

Vania menekan tombol didekat pintu yang langsung membuat ruangan tersebut menjadi terang benderang,Vania tersenyum lebar saat melihat wajah Syakila menjadi semakin merona dan tak mampu bergerak walaupun seinci.

Dengan langkah perlahan Vania mendekat kearah Syakila sedangkan Vanesha yang mengerti segera beranjak keluar dari ruangan tanpa mengucapkan apapun.

"Lucu banget sih..hihihi."gumam Vania sambil mencubit kedua pipi Syakila yang merona membuat Syakila bertambah Salting.

Vania mengusap lembut kedua pipi Syakila sambil manatap bibir Syakila tanpa sadar jarak mereka menjadi semakin tipis  dan membuat kedua mata mereka tertutup.

Cup

Vania mencium lembut dan melumat bibir Syakila dengan pelan Vania ingin merasakan kelembutan bibir sexy Syakila yang sudah membuatnya candu.

Syakila mengikuti tempo ciuman dan lumatan bibir Vania,Vania menggigit kecil bibir bawah Syakila agar memberikan sedikit ruang untuk memasukkan lidah lalu memancing lidah Syakila untuk keluar,setelah berhasil membuat lidah Syakila sedikit keluar Vania dengan cepat dan agresif menghisapnya membuat Syakila mengerang pelan "Hngg" Syakila melepaskan ciuman dari bibir Vania dan beralih ke leher putih Vania.

"Mmmhh...Aah.."desah Vania saat Syakila mencium dan menghisap lehernya kuat hingga tercetak sebuah kissmark.

"Bingo...satu kosong"ceplos Syakila terkekeh melihat tanda yang baru saja dibuatnya.

"Mau menantangku hmm?"tanya Vania seduktif diiringi dengan tatapan tajam namun sendu pada Syakila.

Tanpa menunggu jawaban dari Syakila,Vania mendorong tubuh Syakila hingga mundur beberapa langkah dan berakhir jatuh terduduk disofa.

Vania membuka seluruh pakaian dan terpampanglah tubuh indah Vania dengan pay*dara sintal yang terbungkus dengan bra berwarna merah selaras sama celana dalamnya "let's play,babe"

****

Syakila merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan mata menikmati semilir angin dari pantai yang sejuk menerpa dirinya "Aaa...sejuknya"

Sebuah pelukan dari belakang membuat Syakila membuka kedua matanya "Kamu suka pantai ya?"

"Suka banget"jawab Syakila sambil merangkul bahu Vania.

"Ayo ikut aku"Syakila menarik tangan Vania dan berlari menuju ombak kecil yang menyapu bibir pantai sambil tertawa melihat bagaimana Vania menghindar dari air agar sepatunya tidak basah.

Sedangkan Syakila sudah nyeker dan meninggalkan sepatu dekat tikar dan keranjang bekal mereka,hari ini Vania mengajak Syakila untuk piknik di tepi pantai dan menghabiskan waktu bersama hanya ada mereka berdua dipantai tersebut membuat Vania tidak takut jika ada yang melirik Syakila dan melihat senyuman manisnya.

Gelak tawa terdengar dari keduanya yang kini sibuk main kejar kejaran tanpa memprihatikan sekitar,diam diam beberapa pria mengintai pergerakan mereka terlihat salah satu dari mereka memegang dua suntikan yang berisi cairan bius.

Setelah puas bermain air Syakila dan Vania kembali ke tempat mereka menaruh barang bawaan "Aku ke kamar mandi dulu ya"pamit Syakila yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Vania yang sibuk menata beberapa makanan untuk Syakila.

Syakila pergi ke kamar mandi yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari tempat Vania duduk,sepuluh menit kemudian barulah Syakila keluar dari kamar mandi sambil membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan.

"Hmmb"

Syakila panik saat seseorang berbadan kekar membekap mulut lalu menyuntik sebuah cairan kelehernya,Syakila sempat memberontak namun apa daya obat bius yang mengalir ditubuh Syakila bereaksi sangat cepat membuatnya seketika ambruk dan dengan mudah dibawa oleh pria tersebut.

Disisi lain Vania mulai curiga karena sudah setengah jam Syakila tidak kembali dari kamar mandi akhirnya Vania berinisiatif untuk menyusul Syakila.

"Syakil.....kamu didalam kan?"panggil Vania dari luar pintu kamar mandi.

Tanpa disadari oleh Vania seseorang telah berada dibelakangnya dan dengan gerakan cepat menyuntikan bius yang sama dengan Syakila membuat kedua mata Vania terbelalak kaget lalu ambruk dipelukan pria yang menyuntiknya.

"Kalian pergi dan bawa gadis itu keluar dari pulau ini kita hanya punya waktu sekitar enam jam sebelum pengaruh biusnya hilang,aku akan mengurus nyonya Vania"ujar seorang pria yang menggendong tubuh Vania ke beberapa temannya yang berada dihadapannya.

Semua teman pria itu lalu menggotong tubuh Syakila menuju kesebuah speedboat kecil yang memang berlabuh di pelabuhan dekat dengan kamar mandi,suasana sepi membuat mereka leluasa menjalankan rencana.

Sementara pria yang membopong Vania segera membawa Vania yang pingsan menuju ke kursi taman yang dekat dengan Villa agar Vania mudah untuk ditemukan oleh pelayan lalu meninggalkan tempat itu dengan cepat takut ketahuan oleh orang.

Seorang penjaga kebun yang sedang bekerja tanpa sengaja melewati kursi taman dan betapa terkejutnya dia saat melihat Vania terbaring tak sadarkan diri.

Dengan cepat penjaga kebun langsung berlari dan memberitahu kepada Sinta yang sedang bermain dengan Vanesha diruang tamu.

Mendengar informasi dari penjaga kebun tanpa pikir panjang Sinta langsung berlari menuju ketaman diikuti oleh Vanesha sementara penjaga kebun tersebut diminta oleh Sinta agar menuju keruang kerja dan memberitahu kondisi Vania pada Albert dan Luiz.

*****//*******/////

Vote?

Coment?

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang