27

3.5K 248 12
                                    


Author pov:

"Babe"

"Mmh"

Syakila hanya berdehem saja saat Vania yang sedang memeluknya erat memanggil dengan nada manja "Aku rasanya pengen punya anak lagi deh,anak dari kamu"

Alis Syakila mengkerut dengan sendirinya saat mendengar keinginan mendadak dari istrinya "Apa? Anak? Kan kamu tahu aku nih perempuan juga mana bisa lah aku ngasih kamu anak penis aja aku nggak punya,kamu pengen selingkuh ya?"jawab Syakila dengan sewot disertai dengan tatapan sinis yang diarahkan pada Vania

"Ck,bukan gitu maksud aku bego....coba dengar penjelasanku dulu"kesal Vania sambil memijit kuat hidung Syakila hingga menjadi merah.

"ya...ya...lepas dulu dong yang,nggak bisa napas aku...nggak baik tau nyebut istri sendiri bego"ujar Syakila sambil mengusap hidungnya yang terasa sedikit panas.

"Kamu sih,kan sekarang teknologi kesehatan sudah canggih babe jadi nggak menutupi kemungkinan aku bisa hamil anak kamu melalui serangkaian proses....ngerti nggak sekarang? Ku pukul ya kamu kalau masih mau nuduh aku pengen selingkuh"seru Vania dengan nada galak di akhir kalimat sambil mendongak melihat Syakila dengan tatapan tajamnya.

"Ngerti kok ngerti aku sekarang...."jawab Syakila spontan sambil memeluk erat sang istri lalu memberikam kecupan singkat di pucuk kepala Vania.

"Gila baru aja nikah masa udah mau kdrt aja nih cewek"lanjut Syakila dengan sangat pelan.

"Aku dengar ya"Vania kembali  memdongakan kepala.

Syakila panik saat mendengar respon dari sang istri langsung menyerang Vania dengan kecupan bertubi tubi di dahi dan kepala Vania.

"Ok...ok...aku sih ngikut aja kalau itu kemauanmu sayang"Vania tersenyum dalam pelukan Syakila saat mendengar persetujuan dari istrinya.

"Makasih ya"ucap Vania sambil mengeratkan pelukannya.

"hmm"

*

Keesokan harinya Vania pamit kepada Syakila untuk pergi bekerja seperti biasa tidak ada yang aneh,namun ketika waktu pulang telah tiba Vania tak kunjung pulang hingga tengah malam yang membuat Syakila yang memang selalu menunggu kepulangannya menjadi panik dan khawatir.

"Kok Vania belum pulang sih,sudah jam berapa ini?"

Syakila mondar mandir khawatir di ruang tamu sembari sesekali melihat jam yang melingkar ditangan kirinya.

Ini sudah larut malam bahkan mulai masuk dini hari tapi Vania tidak kunjung pulang,walaupun Vania pergi bersama Sinta dan beberapa bodyguard tidak membuat Syakila merasa tenang apalagi jika mengingat Enzo yang masih berkeliaran bebas.

"Ck,mbak Sinta juga kenapa susah sekali dihubungi sih"decak kesal Syakila ingin rasanya melempar hp ditangannya namun mengingat hp tersebut baru jadi Syakila mengurungkan niatnya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu utama dibuka dan terlihat Vania dan Sinta memasuki mansion dalam keadaan lesu,Syakila langsung memeluk tubuh Vania erat yang membuat tubuh Vania seketika tegang namun sesaat setelahnya membalas pelukan Syakila tak kalah erat juga.

"Syukurlah kamu sudah pulang,aku panik tahu takut terjadi apa apa sama kamu"ujar Syakila sembari melepaskan pelukan dan manatap wajah Vania.

Syakila heran kenapa wajah Vania terlihat sembab dan mata yang sedikit memerah dan kemudian beralih menatap Sinta yang keadaanya tak jauh dari Vania,Sinta yang merasa ditatap oleh Syakila segera pergi meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun.

"Kamu habis nangis ya? Ada masalah apa hmm?"tanya Syakila namun Vania menggelengkan kepala lalu memeluk kembali tubuh Syakila.

"Ku mohon jangan tinggalin aku ya...aku cinta sama kamu....hiks hiks"tangis Vania pecah dipelukan Syakila.

Walau dipenuhi dengan banyak pertanyaan dibenaknya Syakila memilih untuk tetap diam dan menunggu Vania sendiri yang bercerita kepadanya.

"Sst...tenang sayang aku tidak akan meninggalkanmu...tidak akan pernah"seru Syakila sambil memberikan kecupan di dahi Vania.

Setelah merasa agak tenang Syakila membawa Vania ke kamar mereka dan membantunya membersihkan diri dan memakaikan skincare yang biasa dipakai Vania sebelum tidur "nah...sekarang telah bersih dan wangi ayo waktunya kita tidur"ucap Syakila pada Vania,Vania menatap semua gerak gerik Syakila dengan mata yang berkaca kaca.

"Maaf...maafkan aku babe...please jangan tinggalin aku ya"lirih Vania sambil memeluk tubuh Syakila.

"Mmh...aku tidak akan meninggalkanmu...tidur ya nanti kamu sakit lagi kalau nggak tidur"jawab Syakila sambil mengusap lembut punggung Vania.

Beberapa menit kemudian akhirnya Vania memejamkan mata diikuti oleh Syakila yang sudah tak tahan lagi menahan rasa ngantuknya.

Syakila terbangun dari tidurnya saat merasakan silau cahaya matahari mengenai matanya dan tangan Syakila merasa kebas setelah Vania menjadikan bantal untuk kepalanya selama tidur.

Di tatapnya sang istri yang masih nyenyak tidur tanpa mengubah gaya tidur,Syakila memberikan kecupan singkat di bibir Vania kemudian bangkit menuju kekamar mandi.

Dibawah guyuran shower Syakila mengingat kembali bagaimana Vania pulang semalam dalam keadaan wajah sembab belum lagi pakaian yang dipakai oleh Vania tidak serapih waktu dirinya pergi bekerja.

Biasanya penampilan Vania ketika pulang  dari kantor itu sama seperti waktunya pergi yaitu rapi dan bersih tapi semalam tumben dua kancing kemeja atas yang dipakai Vania terlepas.

Sebenarnya masih banyak pertanyaan dikepala Syakila hingga kini seperti kenapa mereka pulang terlambat,kenapa Vania dan Sinta menangis dan lain lain,namun dirinya juga tidak bisa bertanya pada Vania dalam kondisi sekarang apalagi Sinta yang kemungkinan akan bungkam seribu bahasa jalan satu satunya Syakila harus mencari tahu sendiri nanti.

Ketika Syakila masih dikamar mandi ternyata Vania telah bangun dan pergi kekamar yang ditempati Sinta.

"Masalah semalam jangan sampai diketahui Syakila,hapus semua barang bukti,bungkam para saksi kau bisa mengerjakan itu dengan sempurnakan Sinta?"tanya Vania dingin dengan tatapan tajam ke arah Sinta yang sedang berdiri dihadapannya dengan kepala menunduk.

"Baik Bu,saya akan melakukan semuanya dengan sempurna tidak seperti semalam,maafkan saya bu sekali lagi maafkan saya karena lalai menjaga ibu hingga..."

"Ssst...tutup mulutmu"potong Vania yang membuat Sinta terdiam.

"Sebaiknya kau tidak mengecewakanku kali ini Sinta"lanjut Vania lalu segera pergi meninggalkan kamar Sinta.

Vania kembali masuk kekamar dan melihat Syakila yang lagi sibuk memilih pakaian yang akan dikenakannya,saat ini Syakila hanya memakai sport bra lalu bagian bawahnya dililitin handuk.

Sepasang tangan memeluk Syakila dari belakang yang membuatnya tersenyum "Darimana hmm? Pagi pagi sudah hilang dari kamar"ujar Syakila sembari mengambil baju dan celana yang akan dikenakannya.

"Aku dari kamar Eca tadi"bohong Vania manja.

"Kamu tidak pergi bekerja?"

"Tidak,hari ini aku mau dirumah saja bersamamu seharian dikamar"

Syakila terkekeh mendengar jawaban Vania yang semakin memeluknya erat dan menghirup aroma wangi dari tubuh Syakila.

"Baiklah special hari ini kita akan dikamar seharian sesuai dengan permintaan istriku yang cantik ini"seru Syakila sambil membalikkan badan dan membawa Vania ke dalam pelukannya.

**///****///////*****

Vote?

Coment?

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang