30

3.7K 269 15
                                    

Author pov:

Bugg

Bugg

Bugg

Prang

Syakila hanya diam menerima saat dirinya dipukuli dan dilempar oleh Luiz ke meja kaca yang berada di ruang tamu mansion,saat dirinya kembali dari kantor Vania dia telah disambut dengan amarah Albert.

Albert murka ketika mendapat laporan dari anak buahnya bahwa putri kesayangannya telah menangis karena sang menantu jadi dirinya menunggu kepulangan Syakila dimansion dan langsung memberikan hadiah bogeman padanya bertubi tubi.

Untung saja tubuh Syakila telah damai dengan rasa sakit jika tidak dia tidak bisa bayangkan akan sesakit apa tubuhnya kini yang dipenuhi dengan darah dan memar hampir disemua bagian tubuh.

"Sudah ku peringatkan padamu untuk tidak menyakiti putriku tapi kau malah mengabaikannya,jadi jangan salah kan aku jika hari ini aku membunuhmu"ujar Albert dingin menatap tubuh Syakila yang kini dibangunkan paksa oleh Luiz.

"Bunuh saja aku kalau gitu,aku siap mati hari ini karena telah membuat Vania menangis"lirih pelan Syakila yang masih bisa didengar oleh Albert.

Tubuh Syakila didorong oleh Luiz hingga terbentur di tiang kokok mansion lalu leher Syakila dicekek dengan kuat membuat Syakila susah untuk bernafas.

"APA YANG DADDY LAKUKAN?"

Vania yang baru saja masuk kemansion langsung berteriak histeris saat melihat wajah Syakila telah memerah akibat cekikan Luiz.

"Lepaskan Luiz,lepaskan dia KAU MAU AKU BUNUH HAH?"nada bicara Vania naik saat melihat Syakila telah lemas dan hampir kehilangan kesadarannya.

Luiz melepaskan Syakila ketika melihat kode dari Albert dan Syakila langsung menarik nafas secara terburu buru hingga dirinya batuk,Vania yang melihat keadaan Syakila segera meminta bi Sumi untuk mengambilkan air putih dan langsung memberikannya pada Syakila.

Setelah merasa agak enakan nafas Syakila kembali normal dan mulai menatap Vania datar "Terima kasih sudah menyelamatkan ku dan maaf karena tadi melanggar janji yang kubuat untuk tidak menyakitimu"ucap Syakila tulus pada Vania.

Syakila berdiri dan berjalan mendekat pada Albert lalu berlutut dihadapannya "Maafkan saya tuan karena telah melanggar janji yang telah saya berikan pada anda"sesal Syakila tidak berani mengangkat pandangannya dari kaki Albert.

"Ku ampuni kau kali ini,lain kali jika kau berani menyakitinya atau membuatnya menangis lagi maka aku sendiri yang akan memenggal kepalamu itu,pergilah dari hadapanku sekarang dan obati sendiri lukamu jangan ke rumah sakit kau hanya akan menjadi beban dan parasit bagi Vania"usir Albert dingin.

Syakila menganggukan kepala kemudian bangkit "Bi,minta tolong kotak obatnya dianterin ke kamar tamu ya"pinta Syakila sopan sambil tersnyum pada bi Sumi.

"Baik tuan"balas bi Sumi yang sebenarnya tidak tega melihat bagaimana Syakila berjalan sedikit pincang ke kamar tamu yang tak jauh dari ruang tamu mansion dengan keadaan punggung badan yang penuh darah akibat terkena pecahan kaca meja.

Walaupun tidak merasa sakit Syakila tetap saja sesekali meringis ketika berjalan karena merasa ngilu di bagian tulang kering kakinya,Sungguh Vania tidak tega melihat bagaimana keadaan sang istri besar keinginannya untuk memeluk tubuh ringkih itu namun apa daya Albert lebih cepat memegang tangannya erat dan mencegah Vania untuk menghampiri Syakila.

"Kenapa daddy melakukan ini? KENAPA?"bentak Vania yang kesal pada sang daddy.

"Kau masih bertanya kenapa,ya karena dia membuatmu menangis Vania sudah belasan tahun sejak terakhir kali daddy melihatmu menangis pilu seperti tadi"jawab Albert sedikit emosi pada putrinya.

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang