20

3.4K 311 7
                                    


Author pov:

"Dimana Syakilaku?"

Vania bertanya dengan nada dingin serta melayangkan tatapan tajam pada Enzo yang sedang duduk disofa sambil membaca sebuah majalah,sementara Hernandez hanya mengawasi mereka berdua.

"Kenapa terburu buru sekali sih sayang,ayo duduk kita ngobrol santai dulu"jawab Enzo santai sambil menaruh mejalah diatas meja.

"Hei,tolong bawakan sebotol anggur merah terbaik yang ada di ruang penyimpanan untuk tamu specialku"lanjut Enzo memerintah seorang pelayan.

"Berhentilah bermain main denganku Enzo,aku tidak punya kesabaran lagi cepat katakan DIMANA SYAKILAKU?"nada suara Vania mulai naik pertanda bahwa amarah yang semula ditahan oleh Vania akhirnya juga mulai bangkit.

Vania menodongkan pistol kearah kepala Enzo "Katakan semuanya atau ku tembak kepalamu ini idiot"tekan Vania sambil mendorong kepala Enzo dengan pistol miliknya.

Enzo terkekeh melihat raut wajah Vania yang memerah akibat menahan amarah "Seberapa besar cintamu pada gadis itu hingga kamu dengan tega menodongkan senjatamu ke orang yang pernah menjadi bagian hidupmu,hmm? Katakan lah Vania apa dia lebih mencintaimu dibandingkan aku? Apa cintamu ke dia lebih besar dari pada kamu mencintaiku?"tanya Enzo datar sambil berdiri dihadapan Vania.

"Ck,cinta? Sejak kapan aku mencintai pria brengsek sepertimu? Aku sama sekali tidak pernah jatuh cinta padamu jadi jangan pernah kau membandingkan dirimu yang payah ini dengan Syakilaku"jawab enteng Vania sambil menunjuk nunjuk dada bidang Enzo dengan pucuk senjata api.

"Jika kamu tidak mencintaiku lalu Vanesha kamu anggap apa? Dia itu buah hati kita"

"No...no...no Vanesha itu putriku seorang dia sama sekali tidak punya seorang ayah,dan peristiwa yang akhirnya menghasilkan Vanesha itu adalah karena kau menjebakku dengan obat perangsang itu Sialan"kesal Vania.

"Cukup basa basinya,katakan dimana Syakila sebelum kesabaranku habis Enzo? Apa kau mau mansionmu ini ku ledakkan bersama dengan dirimu?"

"Kalau gitu ledakkan saja maka Syakilamu akan ikut hancur bersamaku?"

"CEPAT JAWAB BAJINGAN...DIMANA KAU MENYEKAP SYAKILAKU"

Vania berteriak histeris dihadapan Enzo lalue melayangkan sebuah tembakan dipaha kanan Enzo "Akh..."jerit Enzo kesakitan saat pahanya ditembak sama Vania.

"Dia ada di ruang rahasia ayo ikuti saya,saya akan membawa anda ketempat tersebut"ujar Dani setelah mendapat kode dari Hernandez.

Vania,Luiz dan Sinta mengikuti Dani menuju ruangan rahasia milik Enzo,disana  dipenuhi dengan berbagai koleksi senjata dan terdapat pula sebuah pintu besi dipojok ruangan rahasia.

"Disana Syakilamu ada diruangan itu"

Vania dengan segera menuju ke pintu besi lalu membukanya dengan kasar,didalam terlihat Syakila sedang dicambuk oleh Haris menggunakan tali pinggang.

Ctash

Ctash

Ctash

"Ampun...paman....jangan cambuk Kila lagi...."lirih Syakila.

"Katakan padaku apa kau masih mau menemui perempuan iblis itu hah?"tanya Haris sambil terus melayangkan cambukan.

"Tidak....Kila tidak akan mendekatinya lagi....Kila mohon jangan cambuk lagi....Kila kesakitan paman"

Air mata Vania menetes dari matanya yang mulai memerah melihat pemandangan tersebut,Luiz dan Sinta pun ikut prihatin melihat kondisi Vania.

"Dengarkan paman,jika Kila masih menemuinya paman akan datang terus mencambuki Kila berkali kali walau dalam mimpi Kila sekalipun,paham?"Syakila menganggukan kepala tanda mengerti.

Vania yang tak tahan lagi segera menarik bahu Haris secara kasar lalu melayangkan pukulan bertubi tubi kewajah Haris,Haris yang tak sempat membela diri akhirnya takhluk setelah lehernya dicekek oleh Vania menggunakan tali pinggang yang tadi memukuli Syakila.

"MATI KAU BRENGSEK....AKU AKAN MEMBUNUHMU DAN MENGIRIMMU KE NERAKA"teriak Vania dengan penuh amarah,

Tidak ada yang berani menghentikan kegilaan Vania sekarang,iblis telah menguasai diri Vania seutuhnya.

Setelag merasa tidak ada pergerakan lagi dari Haris,Vania lalu mengambil pisau kecil yang disimpannya dalam sepatu boot dan dengan pisau tersebutlah Vania mencongkel mata kanan Haris sambil tertawa jahat.

Luiz dan Sinta yang sudah biasa melihat kekejaman Vania hanya bisa menghela nafas kasar sambil memejamkan mata sedangkan Syakila yang masih dalam keadaan trauma kini kembali disuguhi oleh pemandangan mengenaskan yang membuat kedua matanya terbelalak lalu membungkam mulutnya sendiri.

Syakila takut jika nanti dia bersuara maka dia yang akan menjadi korban dari kekejaman wanita iblis yang ada dihadapannya ini seperti sang paman yang telah tewas mengenaskan.

Setelah melepaskan kedua mata Haris,Vania beralih mengambil jantung haris sambil sesekali menyumpahi pria malang tersebut.

Sinta yang merasa semua yanga dilakukan Vania telah berlebihan membuatnya dengan nekat menghentikan kesenangan Vania "Vania hentikan...sudah cukup lihat Syakila dia sudah ketakutan itu"

Namun Vania belum mendengarkan dan masih asik mengeluarkan organ dalam milik Haris lainnya, "inilah akibatnya ketika kau berani menyentuh milikku"gumam Vania sambil tersenyum miring.

Plak

Vania menatap tajam ke arah Sinta yang telah berani menampar pipinya dengan keras "APA KAU MAU MATI HAH? BERANI SEKALI KAU MENAMPARKU"

"SUDAH CUKUP VANIA,APA KAU TIDAK LIHAT BAGAIMANA TAKUTNYA SYAKILA....APA KAU SUDAH MELUPAKAN BAHWA SYAKILA MASIH ADA DISINI?"

Sinta ikutan berteriak pada Vania dan memaksa wajahnya agar melihat kearah Syakila yang kini terdiam melihat jasad sang paman,tidak ada lagi lirihan ataupun tangisan hanya ada tatapan kosong dari mata coklat Syakila.

Vania yang tadinya dipenuhi dengan amarah dan jiwa iblisnya kini mulai kembali tenang setelah melihat keberadaan Syakila "Akhirnya aku menemukanmu Syakil"ujar Vania lalu memeluk dan menyandarkan kepala Syakila kedadanya.

Syakila yang masih shock hanya terdiam dipelukan Vania,beberapa saat kemudian barulah Syakila mulai bereaksi dengan mendorong kuat tubuh Vania yang sedang asik mencium pucuk kepala Syakila.

Sinta dan Luiz terkejut melihat bagaimana Vania terjatuh kebelakang saat didorong oleh Syakila,Sinta dengan segera membantu Vania yang sedikit terkejut karena tak percaya Syakila berani mendorongnya.

Luiz mencengkram kerah kemeja lusuh Syakila lalu mengangkatnya agar Syakila berdiri sejajar dengannya "Berani sekali kau mendorong Vania seperti itu brengsek kau ingin mati?"ujar Luiz penuh amarah.

"Hentikan Luiz,jangan sakiti Syakila lepaskan dia"pinta Vania yang segera dituruti oleh Luiz.

Dalam pikiran Syakila dirinya harus segera menjauhi Vania seperti yang dikatakan oleh sang paman,Syakila berdiri lalu berlari secepat yang ia bisa membuat Vania kelabakan dan langsung mengejar Syakila.

"Syakila berhenti..kumohon...berhenti sayang"teriak Vania sambil mencoba menangkap tangan Syakila.

Hap

Akhirnya Vania dapat memegang lengan Syakila yang membuat lari Syakila terhentu "Lepaskan Kila...Kila nggak mau sama wanita iblis...yang kejam..."berontak Syakila ingin terlepas dari genggaman Vania.

"Kila mohon...jangan bunuh Kila....seperti paman.....Kila mohon..."

"Tenang sayang,aku tidak akan menyakitimu sama sekali" ujar Vania lembut dengan air mata mengalir deras dipipinya sembari memeluk tubuh Syakila dengan erat.

Tak lama kemudian Vania panik bukan main karena Syakila jatuh pingsan di pelukannya "Syakila...hei..bangun sayang...Syakil..jangan bercanda sayang...jangan buatku takut.."Vania menggoncang pelan tubuh Syakila berharap Syakila bangun namun sayang sebanyak apapun Vania menggoncang tubuh Syakila kekasihnya itu masih belum bangun juga.

"SYAKIL.....KUMOHON BANGUN SAYANG"teriakan histeris Vania terdengar pilu sambil memeluk erat tubuh Syakila yang tidak sadarkan diri.

***////****///*****

Vote?

Coment?

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang