Author pov:Kaki Syakila bergetar dengan sindirinya saat dia duduk dihadapan Albert yang menatapnya tajam sambil memainkan pistol yang digunakannya untuk menembak Syakila.
Sedangkan Vania duduk disamping Syakila dengan rasa khawatir karena melihat luka Syakila yang kembali mengeluarkan darah saat dirinya mencoba menahan pintu kamar yang didobrak anak buah ayahnya lalu menyeret Syakila untuk duduk menghadap Albert.
Syakila mencoba menolak tangan Vania yang ingin menggenggam tangannya namun Vania tidak menyerah bahkan dengan sengaja menggandeng lengan Syakila yang membuatnya mengeluarkan keringat dingin.
Dengan penuh perhatian Vania mengelap keringat Syakila bukannya kering justru keringat Syakila semakin banyak "Kamu tidak apa apa kan?"khawatir Vania.
"Y.....ya....sa...saya baik baik sa...saja nyonya"
Brakk
"Begitu saja sudah takut,apalagi kalau saya suruh kamu menggorok leher orang"bentak Albert sambil menghentakan pistolnya dimeja sofa yang membuat Syakila terkejut.
"Gorok....Gorok leher"ujar Syakila tak percaya reflex memegang lehernya sendiri lalu menelan salivanya kasar.
"Daddy hentikan,sudah cukup menakuti Syakila"pinta Vania dengan tatapan memelas pada Albert yang membuatnya menghela nafas kasar.
"Vania,dia tidak cocok denganmu ataupun dengan dunia kita yang kejam jadi..."
"Tidak,dia sangat cocok dengan ku masalah dunia kita akan kuajari secara perlahan" Vania memotong perkataan Albert dengan nada dingin dan tatapan yang membuat bulu kuduk siapapun pasti akan berdiri.
"Lihat,dia anak klien daddy dan sangat menyukaimu"seru Albert sambil memperlihatkan sebuah foto yang sama sekali tidak menarik perhatian Vania.
"Tidak lagi dad,kau tahu kan alasan kenapa aku meninggalkanmu dan pergi dengan putriku jadi hentikan sebelum amarahku tak dapat ku kendalikan lagi"ancam Vania yang membuat Albert segera mengambil Foto diatas meja.
"Khem...daddy hanya menyarankan saja lagi pula dia..."
"SUDAH KUBILANG TIDAK"amuk Vania sambil merampas pistol Gael dan menembakkannya secara acak.
Dorr
Dorr
Dorr
Dorr
Syakila menutup kedua telinganya saat mendengar suara letusan senjata api yang berasal dari tangan Vania,mata Syakila terbuka lebar saat melihat Vania berjalan mendekati Albert dan menodongkannya didahi Albert.
"Sudah kubilang tidak ya tidak,apa kau tidak bisa mendengarku bajingan tua"sangat terlihat kobaran api kemarahan dimata Vania namun anehnya Albert malah tenang.
Syakila segera beranjak untuk menengahi Vania dan Albert "Tenang Vania,please tenang sayang.....jangan marah....jangan buat aku takut sayang"Syakila reflex menenangkan Vania sambil memeluk Vania dari belakang dan sedikit menarik untuk menjauhinya dari Albert.
Sebenarnya Syakila heran mengapa tidak ada satupun anak buah Albert yang mau melindungi bossnya termasuk Gael,secara perlahan Vania mulai menurunkan senjatanya hingga terjatuh kelantai.
"hiks..."tangis Vania sambil membalikkan badan dan memeluk tubuh Syakila dengan erat.
"Tenang sayang...aku disini...jangan marah ya..."Syakila mengusap lembut rambut Vania.
"Hiks...maafkan aku sudah buatmu ketakutan..hiks"Vania menyembunyikan wajahnya diceruk leher Syakila.
"Aku...bukan takut...tapi...terkejut saja hahah"tawa canggung Syakila yang membuat Albert berdecih tak suka.
"Benarkah? Kamu tidak takut denganku?"Vania melepaskan pelukan dan menatap Syakila dengan mata yang berbinar penuh harap,Vania sekarang terlihat sangat menggemaskan dimata Syakila.
"Aduh...lucunya....ish"Syakila mencubit lembut kedua pipi Vania yang membuatnya tersenyum.
"Jangan nangis ya,kamu tenang aja aku akan menunjukkan diriku yang sebenarnya dihadapan daddymu"bisik Syakila dengan penuh tekad kemudian mengecup pelan dahi Vania.
Syakila mengajak Vania untuk duduk kembali dihadapan Albert,kali ini dia terlihat percaya diri dengan menatap tepat kedua mata Albert.
"Saya akan buktikan ke anda bahwa saya cocok dengan Vania dan dunianya"tegas Syakila.
"Apa kamu yakin?"tanya Albert tak percaya.
"Tentu saja,anda bilang kalau saya harus terbiasa dengan rasa sakit bukan,saya sudah akrab dengan rasa sakit sejak lama makanya sekarang kalau anda ingin menyiksa saya silahkan saja"tantang Syakila yang membuat Albert sedikit tertarik.
"Benarkah?"
Albert berjalan mendekati Syakila yang ikut berdiri dihadapan Albert,dan tanpa diketahui oleh siapapun Albert mengeluarkan pisau kecil yang tajam lalu secara tiba tiba menusuk bahu kiri Syakila dan sedikit menyeretnya kebawah hingga membuat luka Syakila menjadi dua kali lebih besar dari ukuran pisau kecil tersebut.
Tidak ada raut apapun diwajah Syakila saat Albert menusuknya,Albert sempat tertegun melihat raut wajah Syakila yang datar bahkan hembusan nafas kasar saja tidak terdengar ditelinga Albert.
"Apa yang daddy lakukan?"Vania mencoba menarik tangan Albert yang memegang pisau namun ditahan oleh Syakila dengan menggelengkan kepala.
"Tetap ditempatmu Vania,ini urusanku dengan daddymu jadi jangan ikut campur"Syakila dengan tegas menahan Vania tanpa menoleh padanya yang membuat Vania menggeram tak suka.
"Tapi..."
"Jika kamu ikut campur,maka aku tidak akan mau bertemu denganmu lagi"kini Syakila menatap Vania dengan tajam.
Albert tersenyum puas saat melihat sang putri yang tidak berkutik saat diancam oleh Syakila "Mulai sekarang biasakan dirimu dengan luka sekecil apapun dan ya.....terima kasih sudah jadi pawang untuk singa betinaku"ujar Albert dengan senyum diakhir kalimat.
Vania mendelik tak suka pada Albert yang menyebutnya singa betina "Tidak masalah tuan,singa betinamu akan aman bersama pawangnya ini"canda balik Syakila dengab senyuman.
"Ish...kamu mah gitu"protes Vania yang membuat mereka berdua terkekeh.
"Ayo ikut aku sebentar,kamu jangan coba coba mengikuti kami paham"tunjuk Albert pada Vania yang berniat mengikuti mereka.
Albert mencabut pisaunya terlebih dahulu kemudian baru merangkul bahu Syakila,mereka terlihat sangat akrab dimata Vania seperti sudah berteman lama.
"Maafkan aku sudah membuatmu terluka Syakil"sesal Albert sambil melihat bahu kiri Syakila yang mengeluarkan darah akibat ditusuk olehnya.
"Tidak masalah tuan"
"Jangan panggil tuan ataupun bicara formal padaku lagi Syakil,anggap saja aku daddymu sendiri"senyum tulus Albert yang membuat Syakila ikutan tersenyum.
"daddy ingin sekali terus berbincang dengamu tapi sebaiknya kita obatin dulu lukamu takutnya infeksi"lanjut Albert sambil mengambil kotak obat yang diberikan oleh anak buahnya.
"Kamu tenang saja,daddy sudah berpengalaman mengobati luka bahkan daddy lebih ahli dibandingkan Vania"canda Albert lalu mulai mengobati luka Syakila.
"Kamu tahu kenapa Vania bisa ngamuk seperti tadi,itu karena pernikahannya yang pertama terjadi karena daddy yang menjodohkan dirinya dengan anak teman daddy"cerita Albert sambil menjahit luka Syakila.
"Tapi perjodohan itu gagal karena si brengsek itu mengkhianati dan melakukan kdrt pada Vania yang membuat daddy menyesal telah menjodohkannya"lanjut Albert.
"Dulu sebelum bertemu denganmu dia wanita yang angkuh dan kejam tapi semenjak ketemu kamu dia mulai berubah yang membuat daddy sempat tidak percaya.....dan sekarang daddy sudah percaya bahwa Vania telah menemukan cinta sejatinya....yaitu kamu Syakila"
"Daddy mohon tolong jaga Vania dan Vanesha untuk daddy,Syakila"pinta Albert yang membuat Syakila tersenyum.
"Pasti Daddy"yakin Syakila.
**////****/////**////
Vote?
Coment?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCO LOVE [End]
ActionKisah cinta rumit yang harus di hadapi oleh Syakila..... Terima cintanya dengan resiko tinggi... Apalagi Menolak cintanya......... Mengandung unsur gxg...