10

4.6K 391 10
                                    


Author pov:

"Bu,hari ini Syakil izin tidak masuk kerja"

Langkah Vania yang hendak menuju meja makan terhenti lalu membalikkan badannya menatap Sinta bingung.

"Emangnya dia kenapa sampai harus cuti kan baru saja kerja disini"

Vania melanjutkan duduk dikursi lalu mengambil roti yang telah diberikan selai oleh bi Sumi.

"Demam dia bu,semalam juga saya anterin pulang cuman diam aja biasanya dia banyak bicara"jawab Sinta sambil ikut makan roti.

Vania tampak berfikir sejenak lalu tertawa hingga terbahak bahak saat mengingat kemungkinan yang menjadi sebab demamnya Syakila.

"Hahahaa....masa cuman gara gara saya cium kemarin bisa demam"tertawa Vania sambil memegangi perutnga.

"Pffft.....apa bu cium?"Sinta menyemprotkan susu yang tadinya berada dalam mulut lalu menatap heran Vania.

"Mmm.....ya sudahlah biarkan saja dia istirahat,dia lagi shock habis dicium sama wanita cantik,jadi siapa yang menjaga Eca?"jawab Vania pede yang membuat Sinta jengah.

"Saya minta Luiz untuk mengawasi nona Eca hari ini"Vania menganggukan kepala lalu melanjutkan sarapannya.

Setelah sarapan mereka pergi kekantor sepanjang jalan,Vania tersenyum terus seperti telah mendapatkan jackpot besar "Pulang dari kantor nanti kita singgah dulu dirumah Syakil"ujar Vania ketika mereka telah sampai didepan pintu loby.

Jika Vania terlihat senang maka hal itu berbanding terbalik dengan Syakila yang kini menutupi dirinya dengan selimut walaupun panasnya telah turun namun Syakila masih shock.

"Pasti bu Vania mengira bahwa gue  seorang pria makanya dia mau nyium,kalau dia tahu yang sebenarnya maka gue jamin dia nggak akan sudi nyium"gumam Syakila.

"Gue harus beritahu dia segalanya bodo amat dah dipecat dari pada gue diteror terus dengan kejadian nggak terduga"putus Syakila tapi dirinya kembali berfikir.

"tapi nanti jika mereka tahu gue nipu trus gue dipenjara gimana ya? Enggak enggak gue nggak mau dipenjara....."

Tokk

Tokk

Tokk

"Siapa sih ganggu banget ah"Syakila bangun dari kasurnya dan berjalan pelan menuju pintu.

Ceklek

Mata syakila terbuka lebar saat melihat tamu tak diundang yang datang dan sedang berdiri dihadapannya.

"Bu Vania? Ada apa ya?"tanya Syakila bingung.

Vania tidak menjawab melainkan melihat penampilan Syakila yang terlihat seperti beruang habis hibernasi "Sinta kamu sebaiknya pulang dulu,nanti saya akan minta jemput aja sama pak Bagas"

"Baik bu" Sinta pergi dari depan rumah Syakila.

"Kenapa ibu Tinggal? Nanti ibu pulangnya pakai apa?"

"Ternyata kamu sudah sembuh ya saya kira masih demam akibat ciuman kemarin"Vania menerobos masuk kedalam rumah Syakila dan dengan lancangnya dia juga masuk kedalam kamar pribadi Syakila yang membuat Syakila kelabakan.

"Bu...."

Namun terlambat saat Syakila masuk kedalam kamarnya,Vania sudah memperhatikan foto dirinya sewaktu sekolah dengan teliti.

"Ternyata kamu cantik juga ya dengan rambut panjang gini"seru Vania yang membuat Syakila terkejut.

"Maaf bu....saya...."cicit Syakila sambil menundukkan kepala karena takut dimarahi oleh Vania.

"Maaf untuk apa? Maaf karena telah menipu saya?"tanya Vania yang membuat Syakila menganggukan kepala.

"Kamu pikir aku bodoh apa membiarkan sembarangan orang mendekati putriku,asal kamu tahu Syakila putriku lah orang yang pertama mencurigaimu lalu aku menyelidiki semua tentang mu dan ya tidak ada yang bisa disembunyikan dari seorang Vania Albertus Gharnacho"lanjut Vania dengan nada serius sambil berjalan mendekati Syakila dan berdiri dihadapannya.

"Tapi setelah ku selidiki latar belakangmu aku yakin bahwa kamu tidak memiliki niat jahat makanya aku membiarkanmu berada disekitar putriku"

"Apa aku benar? Atau kamu memang ada niat jahat pada keluargaku?"tanya Vania penuh selidik yang langsung dibantah sama Syakila.

"Enggak bu,saya nggak ada niat jahat sama sekali,saya cuman mau bekerja saja agar bisa mencukupi biaya hidup saya"jawab Syakila jujur sambil menggelengkan kepala yang membuat Vania tersenyum miring.

"Apa kamu tahu konsekuensi dari apa yang telah kamu lakukan ini?"

"Ya bu saya tahu,tapi saya mohon sama ibu jangan laporin saya ke polisi ya,ibu bisa pecat saya atau apapun asal jangan laporin saya ya bu?"pinta Syakila dengan raut wajah memelas.

"kamu yakin dengan apa yang kamu katakan? Coba fikirkan lagi"ujar Vania dengan tatapan penuh makna.

"Saya yakin bu"jawab Syakila penuh keyakinan.

Vania maju selangkah lagi membuatnya hanya berjarak beberapa centi saja dari Syakila yang masih menunduk,"angkat kepalamu"perintah Vania.

Syakila menegakkan kepala dan hampir jatuh kebelakang jika tidak ditahan oleh Vania "Apa wajah saya menyeramkan bagimu hingga membuatmu terperanjak begitu"

"Tidak bu"

"Dengarkan saya baik baik ya nona Syakila Febriansyah,saya tidak perduli dengan identitas ataupun gendermu tapi ada satu hal yang perlu kamu tahu dan ingat bahwa...."tekan Vania lalu mendekatkan bibirnya ditelinga Syakila.

"Kamu itu milik saya selamanya dan tidak akan pernah saya lepaskan sampai kapanpun itu"bisik Vania kemudian mengulum telinga Syakila.

Syakila meneguk salivanya kasar saat mendengar bisikan maut dari Vania yang membuag bulu kuduk Syakila berdiri.

"Mak....maksud ibu gimana ya saya nggak paham"ujar Syakila sambil mengambil langkah mundur.

Vania kembali menarik tangan Syakila hingga membuatnya maju lagi dan kini benar benar menempel ditubuh Vania lalu dengan perlahan Vania mencium bibir Syakila singkat.

"Maksud saya mulai sekarang hidupmu itu adalah milik saya semuanya tanpa kecuali jika kamu melanggarnya maka siapa siap saya hukum kamu dan hukumannya itu akan saya pastikan akan membuatmu jera,mengerti?"Vania berbicara sambil menatap mata Syakila dengan tajam tanpa sadar Syakila mengangguk paham.

"Good girl,mulai sekarang belajarlah membuatku senang ya"mood Vania berubah menjadi riang yang membuaf Syakila heran melihat mood bossnya yang bisa berubah ubah.

"Apa kamu tinggal sendiri disini?"tanya Vania sembari duduk dikasur milik Syakila.

"Ya,saya tinggal sendiri disini"jawab Syakila yang membuat Vania cemberut.

"Berhenti bicara formal padaku mulai sekarang,aku tidak suka mendengarnya"Vania menarik tangan Syakila agar ikut duduk bersamanya.

"Badanmu masih sedikit anget,apa kamu sudah minum obat?" Syakila mengaggukan kepala sebagai jawaban.

Vania menangkup kedua pipi Syakila lalu mengelusnya perlahan lalu ibu jari Vania menekan dan sedikit mengelus bibir Syakila.

"Bibirmu membuatku candu"

Setelah mengatakan itu Vania mencium bibir Syakila dengan lembut dan melumatnya sambil menutup kedua matanya,Syakila ikut menutup kedua mata mencoba untuk menikmati ciuman Vania.

***////*****///*****

Vote?

Coment?

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang