31

3.4K 259 19
                                    


Author pov:

"Ish baru juga mau masuk malah sudah ditarik tarik kayak bocah aja gue kan malu mana banyak orang lagi"

Syakila masuk kemansion dengan wajah tertekuk masam dan sesekali menggerutu kesal dibelakangnya Vania berjalan dengan santai sambil bersedekap dada dan tersenyum tipis.

"Mulai sekarang aku tidak mau ya kamu menginjakkan kaki lagi ke club untuk apa coba,mau cari wanita lain ya?"

Syakila berbalik badan kearah Vania yang kini menatapnya tajam "Emangnya kenapa kalau aku cari wanita lain? Apa masalahnya dengan kamu?"tantang Syakila tak kalah dengan Vania.

"Masalahnya kamu itu masih sah istri aku,aku nggak akan biarin kamu menduakan dan mengkhianati aku,paham?"ujar Vania marah sambil mengacungkan jari telunjuknya tepat didepan wajah Syakila.

"Kalau gitu kamu egois dong,kamu bisa mengkhianati aku sedangkan aku tidak bisa"sulut Syakila yang membuat wajah Vania memerah karena marah.

"Ka.."

"Kenapa? Kamu mau marah? Mau ngadu ke daddy kamu biar bisa mukulin aku lagi,iya?"potong Syakila dengan penuh emosi.

Mereka berdua tak menyadari banyak pasang mata yang melihat kearah mereka sedari tadi salah satunya Albert yang langsung mencoba melerai pertengkaran mereka.

"Syakil,daddy mohon maaf atas perlakuan daddy tadi daddy hanya emosi sesaat ketika mengetahui Vania nangis karena kamu dan daddy nggak bermaksud untuk menghina kamu"sesal Albert sembari menatap penuh harap pada Syakila.

"Anda tidak perlu minta maaf semua yang anda katakan memang benar kalau saya hanya beban untuk kalian jadi biarkan beban ini pergi dari sini supaya kalian..."

"Tidak,selagi aku bernafas aku tidak akan biarkan kamu pergi dari sini"ujar Vania menatap tajam Syakila yang juga dibalas tak kalah tajam oleh Syakila.

"Terserah"putus Syakila langsung berbalik dan naik kelantai dua meninggalkan Vania yang menatap sendu kearahnya.

"Maaf.."lirih Vania dengan air mata mengalir kepipinya.

*

Malam semakin larut tapi mata Syakila seakan enggan untuk terpejam,bayangan Vania bercinta dengan Nick selalu saja malintas di fikirannya.

"Kenapa disaat aku mulai menemukan kebahagiaan selalu saja ada yang merusaknya? Haruskah aku pergi melupakan semuanya atau tetap tinggal disini menanggung luka dihatiku?"lirih batin Syakila.

Air mata Syakila langsung tumpah saat dirinya menutup kelopak matanya,sambil menghela nafas kasar Syakila mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Tanpa disadari oleh Syakila,Vania masuk kedalam kamar tamu yang akan ditempati Syakila beberapa hari kedepan dan langsung menghampirinya yang sedang duduk dibalkon.

"Kumohon maafkan aku babe,sungguh aku tidak bermaksud menduakanmu sayang"seru Vania sambil duduk bersimpuh dihadapan Syakila dengan menaruh kepalanya di lutut Syakila memohon agar Syakila mau memaafkannya.

"Aku benar benar dijebak oleh si brengsek itu babe dia.."

"Sudahlah Van,bagaimanapun itu sudah terjadi dan menghasilkan janin yang sekarang ada didalam rahimmu dengan begitu keinginanmu untuk memiliki anak telah sepenuhnya terwujud tanpa melalui proses yang panjang"ujar Syakila sambil menatap sendu Vania ingin sekali dirinya mengelus rambut panjang Vania namun diurungkannya.

Vania mendongak setelah mendengar perkataan Syakila dan terlihat mata Vania yang memerah dan sedikit bengkak karena kebanyakan menangis,hati Syakila berdenyut sakit saat melihat keadaan Vania yang begitu memprihatinkan.

PSYCO LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang