Author pov:Vania menatap tajam pria yang sedang duduk santai disamping Albert sambil menikmati segelas wine kesukaan Vania.
"Oh Vania kamu sudah pulang yah,ayo sini daddy kenalin dengan Andreas anak sahabat daddy"ujar Albert semangat saat melihat Vania masuk ke ruang tamu.
Mau tak mau Vania mengikuti langkah Albert yang menyeretnya menuju Andreas yang sedari tadi menatapnya sambil tersenyum miring.
"Andreas kenalin ini putri satu satunya paman namanya Vania"Albert memperkenalkan Vania yang memasang wajah masam pada Andreas.
"Andreas,salam kenal ya"seru Andreas sambil mengulurkan tangannya bermaksud ingin salaman dengan Vania.
"Mmh,Vania"dingin Vania tanpa membalas jabatan tangan Andreas yang membuat suasana menjadi canggung.
"Jangan cuek gitu dong sayang,niat Andreas baik loh ingin salaman aja"tegur Albert yang membuat Vania merotasi matanya jengah.
"Vania capek dad ingin istirahat"cuek Vania kemudian bergerak ingin menuju kelantai dua namun ditengah tangga Vania berhenti dan menoleh ke Albert.
"Vania cuman mau mengingatkan daddy bahwa Vania sudah menikah dan hidup Vania sudah bahagia jadi jangan pernah coba coba melakukan sesuatu yang bisa bikin Vania murka"ujar Vania dingin dilengkapi dengan tatapan tajam yang membuat bulu kuduk siapapun merinding tak terkecuali Albert.
"Apa maksudmu? Daddy cuman mau ngenalin kalian aja tanpa ada niatan apapun"balas Albert tak terima atas tuduhan sang putri.
"Ya...ya...ya...terserah"terdengar balasan acuh tak acuh dari Vania yang membuat Albert menghela nafas kasar.
"Maaf ya nak,biasa Vania trauma kalau paman ngenalin pria dengannya"Andreas hanya bisa tersenyum kecut mendengar perkataan Albert.
Ceklek
Syakila menatap kearah pintu dimana Vania baru saja masuk kedalam kamar dengan raut wajah lelahnya.
"Kamu sudah pulang yah,sini mau dipeluk nggak?"tawar Syakila yang membuat Vania seketika mendekat kearah kasur dan memeluk tubuh Syakila dengan erat.
"Gimana kondisimu babe sudah mendingan atau masih lemas?"tanya Vania setelah melepaskan pelukannya pada Syakila.
"Kamu tenang aja aku sudah sembuh kok,cuman mau tiduran aja dikasur"Vania tersenyum mendengar jawaban ceria dari Syakila.
"Dibawah aku lihat ada tamu daddy,kamu kenal ya dengan pria itu?"tanya Syakila dengan nada sedikit ragu.
Vania langsung menggelengkan kepala "Enggak tuh,aku nggak kenal siapa dia tapi kata daddy dia anak sahabatnya"jawab Vania sambil memeluk kembali tubuh Syakila,Vania takut Syakila cemburu dengan Andreas.
"Mmh baguslah kalau gitu"gumam Syakila sembari mempererat pelukan ditubuh Vania.
"Babe,masa aku tiba tiba kepengen kemah"adu Vania manja sambil memainkan jari jemarinya di leher belakang Syakila.
"Kemah?"tanya Syakila memastikan pendengarannya sambil melepaskan pelukan mereka.
"Mmh,kamu mau kan nurutin keinginan calon anak kita?"Vania menatap penuh harap pada Syakila.
Tampak Syakila berfikir sebentar kemudian menganggukan kepala "Baiklah kalau begitu kita akan berkemah di taman belakanh saja gimana? Nanti kita ajak Sinta sama Luiz juga biar ramai trus kita bakar daging pasti seru tuh"jawab Syakila antusias namun lain halnya dengan Vania yang seketika cemberut mendengar usulan dari Syakila.
"Lah kenapa kamu cemberut gitu sih,kamu nggak suka ya ide aku?"
"Bukan gitu,aku maunya yang kemah itu cuman kamu sama aku kita berdua aja jangan ajak yang lain"kesal Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCO LOVE [End]
ActionKisah cinta rumit yang harus di hadapi oleh Syakila..... Terima cintanya dengan resiko tinggi... Apalagi Menolak cintanya......... Mengandung unsur gxg...