𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓
Setelah Felix mendapat musibah yang membuatnya lumpuh sementara, dan harus melakukan apapun dengan mendapatkan bantuan dari seseorang ketika melakukan hal apapun.
Charlotta gadis lugu yg harus bekerja karena ayahnya yang memaksanya, mau t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pergantian musim kini telah tiba, semilir angin musim dingin sudah mulai berhembus menusuk ke tulang.
Charlotta membantu Verena bersiap untuk ke sekolahnya dengan memasangkan mantel yang ia siapkan.
Charlotta hanya mengantarkan sampai depan gerbang saja, ia berlalu pergi dari lingkungan sekolah Verena dengan menaiki sebuah taksi, Charlotta meminta sopir pribadi yang mengantarkan dirinya dengan Verena untuk pulang duluan, sebab gadis itu ingin pergi ke suatu tempat.
Charlotta memeluk sebuah buket bunga tulip warna putih yang ia beli di sebuah toko bunga saat di perjalanan.
Ia datang ke sebuah pemakaman yang letaknya yang cukup jauh dari kediaman Peterson. Charlotta berdiri di sebuah makam bertuliskan Ellena Reinhard, yang adalah makam mendiang ibunya.
Charlotta meletakkan bunga di atas makam tersebut, tanpa terasa air matanya menetes begitu saja, pandangannya buram karena bulir-bulir air mata yang menetes menyapu permukaan kulit pipinya.
Gadis itu mengingat kenangan saat saat ia bersama ibunya semasa hidup, semua yang ia ingat begitu samar, namun senyum ibunya masih melekat di benaknya.
Charlotta begitu merindukan pelukan hangat yang sudah lama tak ia rasakan, terakhir kali ia mendapatkan pelukan serupa saat bersama Felix.
Gadis itu tersenyum miring saat mengingat pria itu, ia tak menyangka jika Felix terlintas di benaknya.
Charlotta menyudahi kesedihannya, ia berpamitan pada makan ibunya untuk pulang.
Dengan melangkah pergi menjauh dari sana, seraya menghapus jejak bulir bening yang menyapu permukaan epidermis.
Ia mendengar sebuah klakson motor menyapa indera pendengarannya, sontak Charlotta menoleh ke arah sumber suara.
Ia semakin terkejut akan kehadiran pria yang tak pain adalah pria yang harus ia hindari.
"Tuan felix!?" Gumamnya menautkan alis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria yang kini menaiki sebuah motor lantas menyapanya dengan senyum mengembang. "Aku tak menyangka jika kita bertemu di sini"
"Apa yang anda lakukan di sini tuan? Apa anda berkunjung di makan ini?"
