6 • Penghinaan

1K 81 4
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Jevan menekan panel lift untuk turun ke lantai basement lantai di mana mobilnya terparkir.

Ting!!

Setelah tiba di basement, Jevan melangkahkan kaki menuju mobilnya namun samar-samar ia mendengar suara ribut-ribut. Indera penglihatannya menangkap dua sosok pasangan yang sepertinya tengah bertengkar hebat.

Tadinya Jevan tak ingin peduli karena ia pikir hanya pertengkaran sepasang kekasih seperti pada umumnya, namun setelah mendengar teriakan si gadis yang meminta tolong, Jevan ragu untuk meninggalkannya.

Kemudian Jevan mengintip dari balik tembok dan Jevan tahu sekarang apa yang terjadi. Pria itu memaksa gadis dihadapannya untuk masuk ke dalam mobil bahkan tak segan-segan bertindak kasar pada si gadis.

Jevan berjalan mendekat dan ia menyadari bahwa pria itu adalah Pak Djarot, wakil pimpinan di salah satu divisi di bawah naungannya.

Bughhh!!

Pak Djarot segera memukul mulut Dara agar Dara berhenti.

"Pelacur sialan! Kamu suka kekerasan rupanya."

Plakkk!!

Pak Djarot menampar pipi Dara. Habis sudah kesabarannya karena Dara tak kunjung memberikan apa yang ia mau disaat ia sudah sangat bergairah dan ingin dipuaskan. Hanya itu. Kenapa juga Dara mempersulit semuanya?

Dara berderai air mata. Kemudian Pak Djarot mendorong tubuh Dara untuk duduk di sebelah bangku kemudi. Saat Pak Djarot akan masuk ke dalam mobil namun ...

Bughhh!!!

Pak Djarot merasa telinganya berdengung karena saking kerasnya pukulan itu.

Saat melihat seseorang yang memukulnya itu, Pak Djarot langsung mati kutu dan tak berani menatapnya lagi.

Menyadari ada seseorang yang menolongnya, Dara buru-buru keluar dari mobil dengan keadaan yang berantakan. Kancing kemeja terlepas, sudut bibir lebam dan rambut yang acak-acakan.

Dara terkejut setengah mati kala indera penglihatannya menangkap sosok ...

"Pak Je-Je-Jevan."

Jevan tersenyum kecut. "Kamu lagi ... Kenapa ..." Jevan menjeda ucapannya kala Dara memeluknya erat. Jevan bisa merasakan tubuh Dara bergetar hebat.

"Terima kasih atas pertolongan anda lagi, Pak Jevan."

Jevan hendak mendorong Dara namun ia urungkan kala melihat Dara menangis tersedu-sedu.

Menyadari Pak Djarot akan kabur, Jevan melepas pelukan Dara kemudian mencengkram kerah kemeja Pak Djarot.

"Urusan kita belum selesai."

YOU ARE MY HEARTBEAT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang