>> Happy Reading <<
Jevan tersenyum hangat kala melihat Dara sudah tidur bahkan dengkuran halus terdengar menandakan tidurnya begitu pulas. Tadi, di balkon kamar, ia sibuk mengecek dan mempelajari beberapa email yang masuk dari klien dan juga mengenai mobil-mobil yang rencananya akan diikut sertakan dalam pameran otomotif. Ia pikir Dara masih sibuk berkutat dengan ponselnya tapi nyatanya Dara tidur lebih dulu.
Jevan membenarkan posisi tidur Dara lalu menyelimutinya kemudian Jevan mendaratkan kecupan di dahinya.
Jevan pun keluar dari kamar untuk membuat minuman hangat karena ia belum bisa tidur. Bukannya ia tak mampu untuk membeli hunian apartemen baru dan tidak menumpang hidup di sini, hanya saja saat ini Elvira lah yang memaksa Dara untuk tetap tinggal di sini, dan baru nanti setelah Dara dan Jevan resmi menikah, Elvira mengizinkan Dara pindah ke rumah barunya bersama Jevan, meninggalkannya.
Drrtt!!
Drrtt!!
Drrtt!!
Jevan menempelkan ponsel pintar itu ke telinganya kala melihat dari layar ponsel Abdi lah yang meneleponnya.
"Saya sudah kirimkan beberapa foto rumah yang sesuai dengan keinginan anda, Pak Jevan."
Jevan mengecek satu persatu foto rumah yang Abdi kirim. Semua tampak bagus dan sesuai dengan apa yang ia mau namun karena Jevan ragu pilihannya tidak akan sesuai dengan selera Dara, maka nanti, ia akan meminta bantuan Elvira untuk memilih rumah mana yang Dara sukai sebagai kado ulang tahunnya. Rumah ini nantinya juga akan menjadi tempat tinggal setelah mereka menikah.
Benar. Jevan baru tahu Dara berulang tahun adalah dari Elvira.
Jevan sendiri bingung, bisa-bisanya Dara tidak menceritakan tentang hari penting dalam hidupnya dan tidak meminta hadiah apa pun darinya. Sebagai calon suami, Jevan tak Terima dengan ini. Yang Jevan mau, Dara tanpa sungkan meminta apa saja darinya, hadiah atau apa pun itu, Jevan tak keberatan. Tapi ini lah Dara.
"Besok saya hubungi kamu lagi, Abdi."
Saat Jevan akan mengakhiri panggilan teleponnya, buru-buru Abdi berkata,
"Bu Monica sudah mulai beraksi. Ibu anda yang dia targetkan lebih dulu."
Jevan tersenyum kecut. Sudah ia duga Monica tak akan diam saja setelah makan malam, tempo hari. Monica pasti memiliki dendam padanya dan Dara. Tapi Jevan tidak akan memberikan celah sedikit pun pada Monica untuk bertindak lebih jauh. Ia sudah bersiap diri, jauh sebelum Monica memulainya.
"Terus awasi dia dan jangan biarkan orang-orangmu bertindak gegabah. Jika ada yang mencurigakan sedikit saja maka segera bereskan, mengerti Abdi?"
"Baik, Pak Jevan."
"Saya percayakan keselamatan Ibuku padamu, Abdi," ucap Jevan. Sementara Dara akan selalu aman karena bersamanya.
Jevan mengakhiri panggilan teleponya dan ...
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY HEARTBEAT [COMPLETED]
Romance"Memangnya apa yang biasanya seorang lelaki pikirkan saat bersama dengan wanita panggilan sepertimu selain ... " Jevan menjeda ucapannya lalu menelisik penampilan Dara dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Apa harus saya perjelas? Baiklah." Jevan te...